Langsung ke konten utama

Mengenal Hairul Anwar (Habis)

Hairul Anwar sedang berada di pelabuhan terbesar di Madura, yakni Pelabuhan Pasongsongan. (Foto: Yant Kaiy)


Catatan: Yant Kaiy

Kenapa mesti Hairul Anwar? Hal itu karena dia mempunyai nilai lebih ketimbang saudara-saudaranya yang lain. Mereka percaya kalau di tangan Hairul Anwar pondok pesantren warisan dari leluhurnya itu bisa berkembang dan menjadi pondok pesantren besar.

Menurut sejarahnya, dulu pondok pesantren Kiai Mustamar merupakan salah satu pondok pesantren satu-satunya yang melakukan kajian kitab kuning di Kecamatan Pasongsongan. Walau bukan pondok pesantren tertua, tapi pada awal Kemerdekaan Indonesia pondok pesantren leluhur Hairul Anwar sudah memiliki ratusan santri. Kiai Mustamar membidik Hairul Anwar untuk menggantikan posisinya karena ada firasat baik dalam dirinya. Di mata Kiai Mustamar, Hairul Anwar punya sikap penyabar, santun, berbakti kepada kedua orang tuanya, sangat hormat pada orang yang lebih dewasa, mudah diajak berdiskusi, tidak pendendam, suka memaafkan, dan yang terpenting lagi dia anak berotak brilian. Cukup syarat bagi Hairul Anwar untuk menduduki pengasuh pondok pesantren.

 

3.Ketua OSIS

Seiring perjalanan waktu, setelah lulus SDN Panaongan I (1986-1992), Hairul Anwar melanjutkan ke SMPN I Pasongsongan – Sumenep (1992-1995). Di SMP kecerdasan otaknya semakin kentara. Ia lalu didapuk menjadi Ketua OSIS (1993-1994). Inilah awal mula Hairul Anwar memimpin organisasi sekolah yang siswanya ratusan orang. Dari sinilah terlihat kemampuan Hairul Anwar menjadi seorang pemimpin.

Menurut teman-teman seangkatannya, Hairul Anwar dalam menyampaikan ide atau program di depan para siswa dan guru cukup matang, terarah, dan realistis. Dalam penyampaiannya sangat mudah dipahami, maka tak ayal capaian-capaian yang telah ditargetkan sukses terselesaikan sangat baik.

Pada saat itu untuk menjadi Ketua OSIS adalah mereka yang memiliki kapasitas mumpuni dalam banyak hal. Terutama ia harus menduduki rangking tiga besar. Memang bukan aturan baku. Namun kemampuan penyampaian kata sambutan di depan orang banyak menjadi parameter tersendiri untuk menjadi Ketua OSIS. Plus ia harus pintar. Ini mengajarkan pada banyak pihak, kalau orang bodoh tidak pantas menjadi pimpinan apa pun. Sebab orang bodoh memimpin memakai unsur emosi/nafsu semata karena otaknya tidak jalan.

Bagi Hairul Anwar menjadi Ketua OSIS merupakan kenangan yang sangat berkesan dan menjadi barometer baginya dalam meniti hidup.

 

4.Orang Tua Hairul Anwar

Ayah Hairul Anwar bernama Ahmad Salim. Orang tua Ahmad Salim bernama Kiai Muhni. Sedangkan Kiai Muhni keturunan Syekh Ali Akbar Syamsul Arifin (trah Arab).

Perlu diketahui, Ahmad Salim mengenyam pendidikan agama Islam di Pondok Pesantren Tebuireng Jombang. Ia seorang tokoh Nahdatul Ulama kharismatik yang punya banyak pengikut.

Syekh Ali Akbar tokoh penyebar agama Islam di pesisir pantura Pulau Madura pada abad XV dan beliau adalah paman Raja Sumenep ke-29, yakni Raja Bindara Saod. Ibunda Raja Bindara Saod, Nyai Nairima saudara sepupu Syekh Ali Akbar.

Syekh Ali Akbar meninggal dunia pada tanggal 14 Jumadil Akhir 1000 Hijriah atau bertepatan dengan Sabtu, 28 Maret 1592 Masehi. Kuburan Syekh Ali Akbar ada di Dusun Pakotan Desa/Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep.

Sementara itu, ibu Hairul Anwar bernama Hajah Subaidah. Ibunda Hajah Subaidah bernama Nyai Absa. Sedangkan orang tua Nyai Absa adalah Nyai Sitti. Nyai Sitti anak dari Ken Lian. Dan, Ken Lian berdarah peranakan Cina keturunan King. King berasal dari Tiongkok Tibet beragama Islam, masuk ke Pasongsongan pada abad XVIII.

King meninggal dunia di Surabaya setelah pulang dari naik haji ke tanah suci Mekkah. Kuburannya ada di kawasan pemakaman Sunan Ampel Surabaya.

Bibit, bebet, bobot Hairul Anwar memang tidak diragukan lagi. Ia keturunan orang hebat yang pernah mewarnai sejarah Islam di bumi Sumenep. Kendati demikian, Hairul Anwar tak pernah membanggakan diri dalam hal itu. Menurutnya, manusia bergantung pada akhlak dan kepribadiannya sendiri. Walau keturunan raja sekalipun tapi tidak mau belajar ketika duduk di bangku sekolah, maka ia tidak akan menjadi penerus kekuasaan orang tuanya.

Begitu pula dengan anak seorang kiai, kalau ia tidak mau belajar tentu pondok pesantrennya akan tinggal puing-puing saja karena santrinya akan pindah ke pondok pesantren lain. Sama juga dengan anak seorang pengusaha, kalau tidak dipersiapkan anaknya menguasai ilmu perniagaan, maka tinggal menunggu saatnya saja, kerajaan bisnisnya akan hancur seiring waktu.

Membentengi ilmu kepada anak-anak sebagai generasi penerus merupakan tindakan bijaksana. Imbas kebajikannya akan kembali pada lingkungan sekitar, khususnya pada keluarganya sendiri.

Memang ada sebagian pendapat yang mengatakan kalau nasab itu cukup kuat dalam mempengaruhi perjalanan hidup manusia di alam semesta ini. Tapi semua itu kembali pada tingkah laku orang tersebut. Apabila semasa hidupnya selalu menebar kebaikan, tentu ia akan mendapat banyak kebaikan pula. Sebaliknya, kalau ia menebar keburukan maka tidak sampai meninggalkan dunia ini, ia akan mendapatkan balasan setimpal dari apa yang diperbuatnya.

Hal itu selaras dengan pepatah lama: “Buah jatuh tidak akan jauh dari pohonnya”. Maksud pepatah ini, bahwa orang tua yang berakhlak dan bermoral baik secara manusiawi akan menular alami kepada anaknya. Walau ini bukan hukum mutlak, tapi beberapa kajian sejarah orang-orang terdahulu menunjukkan bahwa pepatah tersebut ada benarnya.

 

Biodata Hairul Anwar, ST,MT

- Tempat/tanggal lahir   :Sumenep, 18 Agustus 1980.

- Alamat rumah             :Jl. Kartini No.81 Desa Pangarangan Kecamatan Kota Sumenep.  

- Ayah                           :Ahmad Salim Muhni

- Ibu                              :Hajjah Subaidah

- Saudara kandung      :Agus Rahman Budiharto (kakak)

                                      Astuti (kakak)

Riwayat Pendidikan                 

- SDN Panaongan I Kecamatan Pasongsongan – Sumenep (1986 -1992).

- SMPN I Pasongsongan – Sumenep (1992 – 1995).

- SMAN I Jember (1995 – 1998).

- Sarjana Teknik Sipil ITATS Surabaya (1999 – 2005).

- Sarjana UK Petra Surabaya Ahli Teknologi, Jurusan Pekerjaan dan Penulangan Beton (2005).

- Pasca Sarjana Magister Teknik Lingkungan ITATS Surabaya.

 

Riwayat Pekerjaan

- Manager Pemasaran UD Panin Rimba Sejahtera, Produsen Kusen dan Pintu Jati (2005 – 2006).

- Direktur Cabang PT Creative Consultan Sumenep, Perusahaan Konsultan Perencanaan dan Pengawasan (2006 -2007).

- Direktur CV Madura Energy, Perusahaan Konsultan Manajemen, Teknik dan Jaringan Listrik (2009 – sekarang).

- Komisaris CV Panin Group, Perusahaan Perdagangan dan Jasa (2009 – sekarang).

- Distributor Relationship PT Sharp Electronik, untuk produk renewable energy an home apliance (2010 – sekarang).

- Distributor Astra Otopart (2010 – sekarang).

- Komisaris Utama PT Madura Energy Infrastruktur, bergerak dalam bidang pekerjaan instalasi jaringan listrik tegangan menengah 20Kv, gardu distribusi, tegangan rendah 380 volt dan pembangkit energi baru terbarukan (2014 – sekarang).

- Komisaris Utama PT Panin Infrastruktur Mediakom, media online.

- Owner Goa Soekarno Pasongsongan, destinasi wisata.

 

Riwayat Organisasi

- Ketua OSIS SMPN I Pasongsongan (1993 – 1994).

- Pengurus OSIS SMAN I Jember (1996 – 1997).

- Perintis DPC PAN Kecamatan Pasongsongan – Sumenep (1998).

- Ketua BM PAN Sumenep.

- Ketua Aklindo (Asosiasi Kontraktor Ketenagalistrikan Indonesia (2010 – sekarang).

- Ketua KADIN Kabupaten Sumenep.

- Ketua Aksindo (Asosiasi Kontraktor Konstruksi) Kabupaten Sumenep.

- Wakil Ketua I BPP Jawa Timur (2015 – sekarang).

-Wakil Ketua HIPMI Bidang Energi Sumber Daya Mineral (2015 – sekarang).

- Ketua PSSI Sumenep.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nasib Guru Honorer PAI di Sumenep tidak Terurus

Catatan: Yant Kaiy Tidak adanya rekrutmen PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) bagi guru PAI (Pendidikan Agama Islam) di lingkungan Dinas Pendidikan Sumenep, menambah panjang penderitaan mereka. Karena harga dari profesi mulia mereka sebagai pendidik dibayar tidak lebih dari Rp 300.000,- per bulan. Rupanya pihak pemangku kebijakan masih belum terketuk hatinya untuk mengangkis mereka dari lembah ketidak-adilan. Sekian lama guru PAI terjebak di lingkaran mimpi berkepanjangan. Impian para guru PAI ini untuk menjadi PPPK menyublim seiring tidak adanya jaminan kesejahteraan. Namun mereka tetap berkarya nyata walau kesejahteraan keluarganya jadi taruhan. Mereka tetap tersenyum mencurahkan keilmuannya terhadap murid-muridnya. Animo itu terus bersemi karena ada janji Allah, bahwa siapa pun orang yang mendermakan ilmu agamanya, maka jaminannya kelak adalah surga. Barangkali inilah yang membuat mereka tidak bergolak dalam menyampaikan aspirasinya. Mereka tidak turu

Panji Gumilang Pesohor Akhir Kekuasaan Jokowi

Catatan: Yant Kaiy Emosi rakyat Indonesia berpekan-pekan tercurah ke Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun, Panji Gumilang. Episode demi episode tentangnya menggelinding bebas di altar mayapada. Akhirnya, lewat tangan-tangan penguasa ketenangan dan kenyamanan Panji Gumilang mulai terusik. Telusur mereka berdasar pernyataan dirinya tentang beberapa hal yang dianggap sesat oleh sebagian besar umat Islam di tanah air. Cerita tentangnya menenggelamkan beraneka berita krusial dalam negeri. Isu ketidakadilan, kasus besar menyangkut hajat hidup orang banyak menyublim di dasar laut Al Zaytun. Banyak orang bertanya-tanya, seberapa perkasa Panji Gumilang di mata hukum Indonesia. Ia bertakhta atas nama kebenaran walau kadang berseberangan jalan dengan organisasi Islam yang ada. Mungkin baginya, berbeda itu indah. Sekarang tugas penguasa menyembuhkan suasana negeri ini menjadi baldatun thayyibatun wa rabbun ghofur. Tidak ada nilai tawar.[] - Yant Kaiy, Pimred apoymadura.com

SDN Panaongan 3 Layak Menyandang Predikat Sekolah Terbaik di Pasongsongan

Agus Sugianto (kanan) bersama Kepala Dinas Pendidikan Sumenep Agus Dwi Saputra. [Foto: Sur] apoymadura.com  - SDN Panaongan 3 terletak di Dusun Campaka Desa Panaongan Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep. Lokasinya masuk pelosok dengan jalan rusak ringan. Warga masyarakatnya sebagai besar bekerja di ladang sebagai petani. Musim penghujan mereka bercocok tanam jagung. Musim kemarau masyarakat lebih banyak menanam tembakau.  Ada pula sebagian dari mereka merantau ke kota lain. Bahkan ada yang bekerja di Malaysia, mengadu peruntungan agar kesejahteraan hidup lebih baik. Etos kerja warga masyarakat cukup tinggi. Mereka sadar, putra-putri mereka paling tidak harus punya pondasi keilmuan yang cukup. Agar dalam mengarungi hidup lebih indah, sesuai impiannya. Kendati perekonomian mereka rata-rata lemah, namun masalah pendidikan anak-anaknya menjadi sebuah prioritas. Karena mereka sadar, hidup bahagia itu lebih lestari dengan ilmu. Mereka menginginkan pendidikan putra-putrinya ke tingkat p