Amazing Goa Soekarno Pasongsongan (13)
Penulis:
Yant Kaiy
Kita
tentu memahami, banyak orang-orang sakti jaman dahulu yang memanfaatkan gua sebagai
tempat olah batin (riyadah). Tapi sebenarnya mereka bukan mencari kesaktian
intinya. Tetapi mereka semata-mata ingin menyatukan diri kepada Tuhannya.
Sebab
gua lebih bisa menjamin seseorang
terlindung dari berbagai gangguan dalam hal mencapai sebuah bentuk niat dan
kesuksesan. Alam pikiran menjadi fokus, tidak terpecah dengan pikiran lain.
Menurut
Ceng Rasyidi, Goa Soekarno sebenarnya pernah menjadi tempat para tokoh alim
masyhur menjalankan riyadah. Mereka itu adalah tokoh ulama memiliki magnet pengaruh
di Pasongsongan, karena kebanyakan dari mereka tergolong dalam penyebar Islam
yang mempunyai banyak pengikut.
Pernyataan
ini Ceng Rasyidi dapatkan dari kakeknya dulu ketika dirinya masih kecil. Berikutnya
pernyataan tersebut diperkuat lagi dengan Sukardi yang menjalankan tirakat di
gua itu. Sukardi meyatakan dengan tegas kalau ada beberapa tokoh alim datang
secara gaib pada Sukardi.
Ia
sempat berdialog dengan mereka. Jadi Ceng Rasyidi sekarang tambah yakin, kalau Goa
Soekarno adalah tempat orang-orang yang menjalankan olah batin/riyadah. Dan
kebanyakan dari mereka menjadi orang hebat yang diperhitungkan sepak-terjangnya
setelah menjalankan laku batin di Goa Soekarno.
Memang
tidak ada bukti yang memperkuat pendapat tentang ini. Tapi sebelum Goa Soekarno
dibangun menjadi wahana destinasi wisata, penulis pernah berkunjung ke lokasi
gua ini. Penulis melihat sebuah plang dari seng yang ada tulisan nama beberapa
tokoh dari Pasongsongan dan dari Pulau Jawa.
Ketika
penulis menanyakan kepada Ceng Rasyidi bahwa tulisan di plang itu ditulis oleh
Sukardi. Menurutnya, Sukardi memiliki
ilmu yang bisa menerawang hal-hal gaib dan bisa berbicara dengan orang yang
sudah meninggal dunia. Itulah kelebihan Sukardi.
Maka
tidak mengherankan kalau selama berada di Goa Soekarno, ia setiap hari
kedatangan banyak tamu yang meminta petunjuk apa saja menyangkut persoalan
hidup. Ada pula tamu yang minta didoakan agar cita-citanya terkabul.
Ada
juga komentar yang menyatakan kalau Goa Soekarno jaman dahulu merupakan tempat
tinggal nenek-moyang Ceng Rasyidi. Ia tidak menampik anggapan tersebut. Karena
kebiasaan hidup orang jaman dahulu lebih mementingkan rasa ‘aman’ ketimbang
‘nyaman’. Bukankah nyaman itu relatif, tetapi aman adalah dambaan setiap
individu.
Kita
maklum bersama, menurut para tokoh masyarakat yang tinggal di sekitar Goa Soekarno,
sebenarnya orang-orang yang tinggal di gua pada jaman dahulu, baginya sebagai
tempat berlindung dari gangguan binatang buas. Karena mereka belum bisa membuat rumah sebagai tempat
tinggal.
Juga
gua berfungsi sebagai tempat berlindung dari hujan dan panas matahari menyengat.
Setelah
manusia bisa membangun rumah, barulah gua bergeser fungsinya dari tempat
tirakat beralih fungsi menjadi tempat
wisata yang dikelola sedemikian rupa untuk memperoleh keuntungan dari sisi ekonomi. (Bersambung)
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan sopan agar kita bisa memberikan pengalaman yang baik untuk pengunjung. Terima kasih.