Langsung ke konten utama

Umar Dhany Bicara Tentang Pariwisata Sumenep

Umar Dhany Kawesa (kiri) bersama Yant Kaiy


Apoymadura, Sumenep – Masyarakat Kota Keris Sumenep sudah banyak tahu tentang Umar Dhany Kawesa, karena ia artis Jakarta yang hingga kini tetap eksis menerjuni dunia vokal. Sudah banyak album lagu yang ia nyanyikan, baik lagu pop, slow rock, lagu religi atau lagu daerah berbahasa Madura.

Belakangan ini Umar Dhany Kawesa sibuk menerima job manggung di beberapa kota di Jawa Timur. Akhir 2020 ia pulang ke Sumenep untuk road show meliputi Kota Malang, Sidoarjo, Surabaya, Bangkalan, Sampang, Pamekasan, dan Sumenep sendiri.

Ia juga saat ini lagi fokus menggarap lagu-lagu pariwisata di Sumenep. Pandangannya tentang pariwisata di kota kelahirannya?

“Dengan bermunculannya tempat pariwisata di Sumenep sejatinya harus diimbangi oleh sarana promosi intensif dan tidak setengah hati. Tanpa begitu, saya yakin tempat pariwisata tersebut akan tenggelam seiring waktu, tergerus persaingan global pariwisata yang kemunculannya bak jamur di musim hujan,” terang Umar Dhany pada apoymadura.com. Sabtu (26/12/2020).

Dirinya yakin, kalau promosi gencar tetap diterapkan dalam situasi dan kondisi apa pun, lebih-lebih lewat sosial media, maka tempat pariwisata itu akan mendapat banyak pengunjung.

“Di Sumenep pemilik wisata tidak memanfaatkan iklan instan sebaik mungkin. Bahkan terkesan ada pemikiran sempit dari pemilik tempat wisata, tak mau mengeluarkan budget untuk mengontrak tokoh publik atau artis dalam mengangkat objek wisatanya,” tambahnya. (Yant Kaiy)




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nasib Guru Honorer PAI di Sumenep tidak Terurus

Catatan: Yant Kaiy Tidak adanya rekrutmen PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) bagi guru PAI (Pendidikan Agama Islam) di lingkungan Dinas Pendidikan Sumenep, menambah panjang penderitaan mereka. Karena harga dari profesi mulia mereka sebagai pendidik dibayar tidak lebih dari Rp 300.000,- per bulan. Rupanya pihak pemangku kebijakan masih belum terketuk hatinya untuk mengangkis mereka dari lembah ketidak-adilan. Sekian lama guru PAI terjebak di lingkaran mimpi berkepanjangan. Impian para guru PAI ini untuk menjadi PPPK menyublim seiring tidak adanya jaminan kesejahteraan. Namun mereka tetap berkarya nyata walau kesejahteraan keluarganya jadi taruhan. Mereka tetap tersenyum mencurahkan keilmuannya terhadap murid-muridnya. Animo itu terus bersemi karena ada janji Allah, bahwa siapa pun orang yang mendermakan ilmu agamanya, maka jaminannya kelak adalah surga. Barangkali inilah yang membuat mereka tidak bergolak dalam menyampaikan aspirasinya. Mereka tidak turu

Panji Gumilang Pesohor Akhir Kekuasaan Jokowi

Catatan: Yant Kaiy Emosi rakyat Indonesia berpekan-pekan tercurah ke Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun, Panji Gumilang. Episode demi episode tentangnya menggelinding bebas di altar mayapada. Akhirnya, lewat tangan-tangan penguasa ketenangan dan kenyamanan Panji Gumilang mulai terusik. Telusur mereka berdasar pernyataan dirinya tentang beberapa hal yang dianggap sesat oleh sebagian besar umat Islam di tanah air. Cerita tentangnya menenggelamkan beraneka berita krusial dalam negeri. Isu ketidakadilan, kasus besar menyangkut hajat hidup orang banyak menyublim di dasar laut Al Zaytun. Banyak orang bertanya-tanya, seberapa perkasa Panji Gumilang di mata hukum Indonesia. Ia bertakhta atas nama kebenaran walau kadang berseberangan jalan dengan organisasi Islam yang ada. Mungkin baginya, berbeda itu indah. Sekarang tugas penguasa menyembuhkan suasana negeri ini menjadi baldatun thayyibatun wa rabbun ghofur. Tidak ada nilai tawar.[] - Yant Kaiy, Pimred apoymadura.com

SDN Panaongan 3 Layak Menyandang Predikat Sekolah Terbaik di Pasongsongan

Agus Sugianto (kanan) bersama Kepala Dinas Pendidikan Sumenep Agus Dwi Saputra. [Foto: Sur] apoymadura.com  - SDN Panaongan 3 terletak di Dusun Campaka Desa Panaongan Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep. Lokasinya masuk pelosok dengan jalan rusak ringan. Warga masyarakatnya sebagai besar bekerja di ladang sebagai petani. Musim penghujan mereka bercocok tanam jagung. Musim kemarau masyarakat lebih banyak menanam tembakau.  Ada pula sebagian dari mereka merantau ke kota lain. Bahkan ada yang bekerja di Malaysia, mengadu peruntungan agar kesejahteraan hidup lebih baik. Etos kerja warga masyarakat cukup tinggi. Mereka sadar, putra-putri mereka paling tidak harus punya pondasi keilmuan yang cukup. Agar dalam mengarungi hidup lebih indah, sesuai impiannya. Kendati perekonomian mereka rata-rata lemah, namun masalah pendidikan anak-anaknya menjadi sebuah prioritas. Karena mereka sadar, hidup bahagia itu lebih lestari dengan ilmu. Mereka menginginkan pendidikan putra-putrinya ke tingkat p