Tembang Santet (Bagian Xl)

 


Cerpen: Yant Kaiy

 

"Teruntuk suami yang saya cintai," begitulah istri saya mengawali kata-katanya pada lembaran surat itu.

"Semenjak Mas meninggalkan kami, saya selalu mendapat tamparan celaan serta hinaan yang bertubi-tubi datangnya setiap hari. Saya tak mampu membendung rasa malu yang datangnya setiap detik itu, Mas!"

Saya mencoba membayangkan raut wajah istri dan anak yang telah lama terpisah. Wajah-wajah yang senantiasa memompa semangat saya untuk terus hidup dan tak berputus asa sebelum maut menjemput rasa. Ingin rasanya saya memeluk tubuh mereka berdua andai ada di depan mata.

"Secara terpaksa pula, akhirnya saya jual gubuk kita. Di tengah-tengah kekalutan itu, saya dan anak kita satu-satunya, dengan niat mencari ketenangan hidup, akhirnya saya bertransmigrasi ke Sulawesi. Saya berharap Mas mau mengerti akan orang tua kita. Mereka yang saya, jadikan tempat berlindung malah tidak mengakui kita sebagai anaknya. Bahkan lebih menyakitkan, mereka tidak menyukai kehadiran kita. Rasa cinta saya terhadapmu Mas masih tetap seperti dulu. Saya juga berharap agar secepatnya menemui saya setelah surat ini sampai di tanganmu, Mas!" (Bersambung)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BPRS Bhakti Sumekar Pasongsongan Salurkan Sedekah di SDN Panaongan 3

Abu Supyan: Kepala SD yang Memiliki TK Satu Atap Diminta Segera Urus Izin Operasional

MS Arifin Menerima Kunjungan Ahli Pengobatan Alternatif di Yogyakarta

Anak Yatim di SDN Panaongan 3 Terima Santunan dari BPRS Bhakti Sumekar Pasongsongan Kabupaten Sumenep

Saran Agus Sugianto dalam Rapat KKG SD Gugus 02 Pasongsongan

Ramuan Banyu Urip Bawa Serda Arifin Go International

Agus Sugianto Sependapat dengan Pengawas Bina SD, Dorong Pengurusan Izin Operasional TK Satu Atap

Cara Penggunaan Ramuan Banyu Urip Sesuai Anjuran MS Arifin

KKG SD Gugus 02 Pasongsongan Gelar Rapat Penyegaran dan Konsolidasi

Abah Asep, Perjalanan Panjang Sang Pejuang Herbal Therapy Banyu Urip