Langsung ke konten utama

Penyimpangan Beras Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di Talango

Salah satu agen penyalur BPNT di Kecamatan Talango
Kabupaten Sumenep.


Apoymadura, Sumenep - Program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) merupakan transformasi dari program Beras Keluarga Sejahtera (Rastra) yang penyalurannya melalui e-warung.

Telah ditemukan di beberapa agen penyalur beras Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) tidak berkualitas. Seperti disejumlah desa di Kecamatan Talango Kabupaten Sumenep.

Beras yang dikirim oleh suplayer (Haji Lukman) ke beberapa agen di Kecamatan Talango tidak sesuai spek. Beras medium di jual 111.000 /10kg dan beras tersebut bukan beras merek paten seperti pada umumnya. Padahal dengan harga tersebut KPM harusnya mendapatkan beras dengan kualitas premium.

Menurut keterangan beberapa agen bahwa harga itu memang sudah ditentukan dari pihak suplayer. 

“Jujur saja, kami hanya dapat bagian Rp 5.000,-/KPM. Yang penting saya amanah dalam menjalankan tugas sabagai agen, tidak ada unsur manipulasi terhadap rakyat kecil,” ungkap salah satu agen yang enggan disebut namanya dengan nada lemas. Senin (16/11/2020).

Terkait temuan tersebut, tim investigasi dari media ini telah menghubungi pihak Tikor Kecamatan Talango namun yang bersangkutan sangat sulit di temui, dengan alasan ada di luar daerah. Pada keesokan harinya dicoba lagi  menghubungi lewat  telepon, malah di-reject. Tim investigasi dari apoymadura.com akan  menindak-lanjuti atas temuan ini ke Tikor Kabupaten Sumenep nantinya.

Dan sebenarnya masih banyak lagi  temuan yang harus disampaikan ke Tikor Kabupaten Sumenep, seperti lambatnya pengiriman beras, yang  semestinya sampai di agen sebelum saldo masuk tanggal 7. Namun yang terjadi di Kecamatan Talango, barang  sampai ke agen tanggal 15 Nopember 2020 dan sangat menyimpang dari petunjuk yang ada di Pedum Program Sembako 2020.

Sampai berita ini di tayangkan belum ada konfirmasi dari Tikor Kecamatan Talango.[]

Penulis berita: Moh. Ali Hasan

Editor: Yant Kaiy

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nasib Guru Honorer PAI di Sumenep tidak Terurus

Catatan: Yant Kaiy Tidak adanya rekrutmen PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) bagi guru PAI (Pendidikan Agama Islam) di lingkungan Dinas Pendidikan Sumenep, menambah panjang penderitaan mereka. Karena harga dari profesi mulia mereka sebagai pendidik dibayar tidak lebih dari Rp 300.000,- per bulan. Rupanya pihak pemangku kebijakan masih belum terketuk hatinya untuk mengangkis mereka dari lembah ketidak-adilan. Sekian lama guru PAI terjebak di lingkaran mimpi berkepanjangan. Impian para guru PAI ini untuk menjadi PPPK menyublim seiring tidak adanya jaminan kesejahteraan. Namun mereka tetap berkarya nyata walau kesejahteraan keluarganya jadi taruhan. Mereka tetap tersenyum mencurahkan keilmuannya terhadap murid-muridnya. Animo itu terus bersemi karena ada janji Allah, bahwa siapa pun orang yang mendermakan ilmu agamanya, maka jaminannya kelak adalah surga. Barangkali inilah yang membuat mereka tidak bergolak dalam menyampaikan aspirasinya. Mereka tidak turu

Panji Gumilang Pesohor Akhir Kekuasaan Jokowi

Catatan: Yant Kaiy Emosi rakyat Indonesia berpekan-pekan tercurah ke Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun, Panji Gumilang. Episode demi episode tentangnya menggelinding bebas di altar mayapada. Akhirnya, lewat tangan-tangan penguasa ketenangan dan kenyamanan Panji Gumilang mulai terusik. Telusur mereka berdasar pernyataan dirinya tentang beberapa hal yang dianggap sesat oleh sebagian besar umat Islam di tanah air. Cerita tentangnya menenggelamkan beraneka berita krusial dalam negeri. Isu ketidakadilan, kasus besar menyangkut hajat hidup orang banyak menyublim di dasar laut Al Zaytun. Banyak orang bertanya-tanya, seberapa perkasa Panji Gumilang di mata hukum Indonesia. Ia bertakhta atas nama kebenaran walau kadang berseberangan jalan dengan organisasi Islam yang ada. Mungkin baginya, berbeda itu indah. Sekarang tugas penguasa menyembuhkan suasana negeri ini menjadi baldatun thayyibatun wa rabbun ghofur. Tidak ada nilai tawar.[] - Yant Kaiy, Pimred apoymadura.com

SDN Panaongan 3 Layak Menyandang Predikat Sekolah Terbaik di Pasongsongan

Agus Sugianto (kanan) bersama Kepala Dinas Pendidikan Sumenep Agus Dwi Saputra. [Foto: Sur] apoymadura.com  - SDN Panaongan 3 terletak di Dusun Campaka Desa Panaongan Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep. Lokasinya masuk pelosok dengan jalan rusak ringan. Warga masyarakatnya sebagai besar bekerja di ladang sebagai petani. Musim penghujan mereka bercocok tanam jagung. Musim kemarau masyarakat lebih banyak menanam tembakau.  Ada pula sebagian dari mereka merantau ke kota lain. Bahkan ada yang bekerja di Malaysia, mengadu peruntungan agar kesejahteraan hidup lebih baik. Etos kerja warga masyarakat cukup tinggi. Mereka sadar, putra-putri mereka paling tidak harus punya pondasi keilmuan yang cukup. Agar dalam mengarungi hidup lebih indah, sesuai impiannya. Kendati perekonomian mereka rata-rata lemah, namun masalah pendidikan anak-anaknya menjadi sebuah prioritas. Karena mereka sadar, hidup bahagia itu lebih lestari dengan ilmu. Mereka menginginkan pendidikan putra-putrinya ke tingkat p