Langsung ke konten utama

Pencairan Dana Kemensos Desa Pasongsongan

Suasana pencairan BLT Kemensos di Balai Desa Pasongsongan.

Catatan: Yant Kaiy
Tadi Pagi, Minggu (6/9/2020), bertempat  di Balai Desa Pasongsongan Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep Madura berlangsung pencairan BLT Dana Kemensos. Sudah barang tentu penerima manfaat sangat senang, apalagi saat ini himpitan hidup masyarakat pada umumnya begitu memprihatinkan akibat pandemi Covid-19.

Ada beberapa poin yang jadi catatan masyarakat terhadap penyelenggaraan bantuan tadi:

1. Dalam undangan penerima manfaat bantuan tunai itu tertera jam 8.00 WIB akan dibuka, tapi ternyata molor sampai pukul 9.00 WIB. Itu terjadi akibat petugas datang terlambat. Banyak diantara warga merasa kecewa.

2. Semua petugas pencairan Dana Kemensos tidak mengenakan masker. Mereka tidak mematuhi protokol kesehatan sesuai anjuran pemerintah. Ini menjadi atensi penting bagi masyarakat. Padahal bantuan ini turun lantaran pandemi Covid-19.

3. Tidak adanya pengeras suara sebagai sarana untuk memanggil (pada awalnya), membuat warga penerima berdesak-desakan. Ini menunjukkan suasana ketidaknyamanan bersama.

4. Biasanya penyaluran bantuan Dana Kemensos dicairkan dua tahap, namun kenyataannya tadi dijadikan satu tahap.

Keempat catatan penting ini sejatinya bisa dievaluasi oleh pihak penyelenggara agar kedepannya tidak terjadi lagi. Kita tentu harus mendukung anjuran pemerintah akan protokol kesehatan agar Covid-19 segera berlalu dari bumi Indonesia.[]


Yant Kaiy, penjaga gawang apoymadura.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nasib Guru Honorer PAI di Sumenep tidak Terurus

Catatan: Yant Kaiy Tidak adanya rekrutmen PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) bagi guru PAI (Pendidikan Agama Islam) di lingkungan Dinas Pendidikan Sumenep, menambah panjang penderitaan mereka. Karena harga dari profesi mulia mereka sebagai pendidik dibayar tidak lebih dari Rp 300.000,- per bulan. Rupanya pihak pemangku kebijakan masih belum terketuk hatinya untuk mengangkis mereka dari lembah ketidak-adilan. Sekian lama guru PAI terjebak di lingkaran mimpi berkepanjangan. Impian para guru PAI ini untuk menjadi PPPK menyublim seiring tidak adanya jaminan kesejahteraan. Namun mereka tetap berkarya nyata walau kesejahteraan keluarganya jadi taruhan. Mereka tetap tersenyum mencurahkan keilmuannya terhadap murid-muridnya. Animo itu terus bersemi karena ada janji Allah, bahwa siapa pun orang yang mendermakan ilmu agamanya, maka jaminannya kelak adalah surga. Barangkali inilah yang membuat mereka tidak bergolak dalam menyampaikan aspirasinya. Mereka tidak turu

Panji Gumilang Pesohor Akhir Kekuasaan Jokowi

Catatan: Yant Kaiy Emosi rakyat Indonesia berpekan-pekan tercurah ke Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun, Panji Gumilang. Episode demi episode tentangnya menggelinding bebas di altar mayapada. Akhirnya, lewat tangan-tangan penguasa ketenangan dan kenyamanan Panji Gumilang mulai terusik. Telusur mereka berdasar pernyataan dirinya tentang beberapa hal yang dianggap sesat oleh sebagian besar umat Islam di tanah air. Cerita tentangnya menenggelamkan beraneka berita krusial dalam negeri. Isu ketidakadilan, kasus besar menyangkut hajat hidup orang banyak menyublim di dasar laut Al Zaytun. Banyak orang bertanya-tanya, seberapa perkasa Panji Gumilang di mata hukum Indonesia. Ia bertakhta atas nama kebenaran walau kadang berseberangan jalan dengan organisasi Islam yang ada. Mungkin baginya, berbeda itu indah. Sekarang tugas penguasa menyembuhkan suasana negeri ini menjadi baldatun thayyibatun wa rabbun ghofur. Tidak ada nilai tawar.[] - Yant Kaiy, Pimred apoymadura.com

SDN Panaongan 3 Layak Menyandang Predikat Sekolah Terbaik di Pasongsongan

Agus Sugianto (kanan) bersama Kepala Dinas Pendidikan Sumenep Agus Dwi Saputra. [Foto: Sur] apoymadura.com  - SDN Panaongan 3 terletak di Dusun Campaka Desa Panaongan Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep. Lokasinya masuk pelosok dengan jalan rusak ringan. Warga masyarakatnya sebagai besar bekerja di ladang sebagai petani. Musim penghujan mereka bercocok tanam jagung. Musim kemarau masyarakat lebih banyak menanam tembakau.  Ada pula sebagian dari mereka merantau ke kota lain. Bahkan ada yang bekerja di Malaysia, mengadu peruntungan agar kesejahteraan hidup lebih baik. Etos kerja warga masyarakat cukup tinggi. Mereka sadar, putra-putri mereka paling tidak harus punya pondasi keilmuan yang cukup. Agar dalam mengarungi hidup lebih indah, sesuai impiannya. Kendati perekonomian mereka rata-rata lemah, namun masalah pendidikan anak-anaknya menjadi sebuah prioritas. Karena mereka sadar, hidup bahagia itu lebih lestari dengan ilmu. Mereka menginginkan pendidikan putra-putrinya ke tingkat p