Langsung ke konten utama

Noviana Citrayati: Kesejahteraan Nelayan Pasongsongan

Noviana Citrayati 

Catatan: Yant Kaiy

Perhatian Noviana Citrayati akan kesejahteraan nelayan Pasongsongan Kabupaten Sumenep Madura, sudah ada sekian lama dalam benaknya. Impian tentang kesejahteraan nelayan menjadi atensi Noviana yang hingga saat ini masih menggelitik pikirannya. Walau dirinya bukanlah perempuan kelahiran bumi Kecamatan Pasongsongan, namun ia turut memperhatikan nasib yang menimpa para saudara-saudaranya sesama penduduk Kota Keris Sumenep.

Istri pengusaha asal Sumenep Hairul Anwar ini memiliki ide besar, kalau persoalan yang melingkupi nelayan Pasongsongan itu akan bisa terurai apabila pemangku kebijakan desa memiliki proses pengolahan ikan representatif. Menurutnya, pengolahan ikan di sini bisa melalui kepemilikan cold storage (gudang berpendingin) yang tentu biayanya tidak murah. Dibutuhkan anggaran operasional besar dan mesti melibatkan para investor. Kemungkinan besar APBD Kabupaten Sumenep menurut Noviana, tidak akan menggelontorkan anggaran sepenuhnya untuk proyek ini.

Cold storage adalah sebuah gudang penyimpanan yang dirancang special dengan kondisi suhu tertentu, diperuntukkan menyimpan berbagai macam produk dengan tujuan mempertahankan kesegarannya. Biasanya cold storage didesain mengikuti luas bangunan.

Maka tidak berlebihan kalau kemudian Noviana Citrayati pernah memotivasi Hairul Anwar untuk mencurahkan perhatiannya agar nasib nelayan Pasongsongan bisa terangkis dari kubangan derita berkepanjangan. Apalagi Hairul Anwar merupakan putra asli Pasongsongan yang memang telah sekian lama pula punya pemikiran ke arah itu.

Lebih jauh Noviana Citrayati mengharapkan supaya pengusaha lainnya akan juga berpartisipasi dalam proyek berprospek cerah ini. Utamanya pemilik modal asli putra Pasongsongan agar turut peduli terhadap daerahnya. Dirinya yakin, jikalau kerja sama yang baik antar beberapa pihak terkait akan berjalan sesuai harapan, maka tidak akan lama lagi keinginan itu akan bisa direalisasikan.[]

Yant Kaiy, penjaga gawang apoymadura.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nasib Guru Honorer PAI di Sumenep tidak Terurus

Catatan: Yant Kaiy Tidak adanya rekrutmen PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) bagi guru PAI (Pendidikan Agama Islam) di lingkungan Dinas Pendidikan Sumenep, menambah panjang penderitaan mereka. Karena harga dari profesi mulia mereka sebagai pendidik dibayar tidak lebih dari Rp 300.000,- per bulan. Rupanya pihak pemangku kebijakan masih belum terketuk hatinya untuk mengangkis mereka dari lembah ketidak-adilan. Sekian lama guru PAI terjebak di lingkaran mimpi berkepanjangan. Impian para guru PAI ini untuk menjadi PPPK menyublim seiring tidak adanya jaminan kesejahteraan. Namun mereka tetap berkarya nyata walau kesejahteraan keluarganya jadi taruhan. Mereka tetap tersenyum mencurahkan keilmuannya terhadap murid-muridnya. Animo itu terus bersemi karena ada janji Allah, bahwa siapa pun orang yang mendermakan ilmu agamanya, maka jaminannya kelak adalah surga. Barangkali inilah yang membuat mereka tidak bergolak dalam menyampaikan aspirasinya. Mereka tidak turu

Panji Gumilang Pesohor Akhir Kekuasaan Jokowi

Catatan: Yant Kaiy Emosi rakyat Indonesia berpekan-pekan tercurah ke Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun, Panji Gumilang. Episode demi episode tentangnya menggelinding bebas di altar mayapada. Akhirnya, lewat tangan-tangan penguasa ketenangan dan kenyamanan Panji Gumilang mulai terusik. Telusur mereka berdasar pernyataan dirinya tentang beberapa hal yang dianggap sesat oleh sebagian besar umat Islam di tanah air. Cerita tentangnya menenggelamkan beraneka berita krusial dalam negeri. Isu ketidakadilan, kasus besar menyangkut hajat hidup orang banyak menyublim di dasar laut Al Zaytun. Banyak orang bertanya-tanya, seberapa perkasa Panji Gumilang di mata hukum Indonesia. Ia bertakhta atas nama kebenaran walau kadang berseberangan jalan dengan organisasi Islam yang ada. Mungkin baginya, berbeda itu indah. Sekarang tugas penguasa menyembuhkan suasana negeri ini menjadi baldatun thayyibatun wa rabbun ghofur. Tidak ada nilai tawar.[] - Yant Kaiy, Pimred apoymadura.com

SDN Panaongan 3 Layak Menyandang Predikat Sekolah Terbaik di Pasongsongan

Agus Sugianto (kanan) bersama Kepala Dinas Pendidikan Sumenep Agus Dwi Saputra. [Foto: Sur] apoymadura.com  - SDN Panaongan 3 terletak di Dusun Campaka Desa Panaongan Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep. Lokasinya masuk pelosok dengan jalan rusak ringan. Warga masyarakatnya sebagai besar bekerja di ladang sebagai petani. Musim penghujan mereka bercocok tanam jagung. Musim kemarau masyarakat lebih banyak menanam tembakau.  Ada pula sebagian dari mereka merantau ke kota lain. Bahkan ada yang bekerja di Malaysia, mengadu peruntungan agar kesejahteraan hidup lebih baik. Etos kerja warga masyarakat cukup tinggi. Mereka sadar, putra-putri mereka paling tidak harus punya pondasi keilmuan yang cukup. Agar dalam mengarungi hidup lebih indah, sesuai impiannya. Kendati perekonomian mereka rata-rata lemah, namun masalah pendidikan anak-anaknya menjadi sebuah prioritas. Karena mereka sadar, hidup bahagia itu lebih lestari dengan ilmu. Mereka menginginkan pendidikan putra-putrinya ke tingkat p