Langsung ke konten utama

Pembelajaran Daring dan Literasi SDN Pasongsongan IV

Haji Akh. Busri, S.Pd, M.Pd.
Kepala SDN Pasongsongan IV

Apoymadura, Sumenep – Sistem Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang diterapkan SDN Pasongsongan IV Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep ternyata tidak mengalami kendala berarti. Semua berjalan sesuai dengan regulasi yang ditetapkan Kepala Dinas Pendidikan Sumenep selama pandemi Covid-19.

“Pembelajaran daring di SDN Pasongsongan IV dilaksanakan oleh dewan guru di sekolah. Sedangkan para murid tinggal di rumah masing-masing. Lewat aplikasi WA, guru memberikan materi pelajaran kepada semua anak didiknya,” terang Kepala Sekolah SDN Pasongsongan IV Haji Akh. Busri, S.Pd, M.Pd kepada apoymadura.com. Minggu (26/7/2020).

Pernyataan ini sekaligus menepis isu kalau semua peserta didiknya masuk ke sekolah. Yang benar, semua guru yang masuk ke sekolah dan para murid tetap di rumah mengikuti pelajaran yang diberikan gurunya secara online.

Literasi Sekolah
Untuk mengisi waktu luang, dewan guru di SDN Pasongsongan IV melaksanakan kegiatan bersih-bersih dan mendekorasi dinding kelas dengan gambar-gambar edukatif dan komunikatif. Begitu pula dengan pagar sekolah dan ruang perpustakaan tak luput dari perhatian para guru untuk dilukis.


“Ini penting kami lakukan agar peserta didik merasa nyaman ketika memasuki new normal nanti. Agar terlihat baru, tak lengkap rasanya kalau meja, bangku dan lemari di sekolah juga kami perbaiki dan dicat ulang,” papar Haji Akh. Busri lebih lanjut.

Ketika ditanya tentang kerinduannya dalam hal kegiatan belajar mengajar, dia tidak menampik kalau dirinya ingin sekali kembali beraktivitas seperti sediakala, namun dirinya tidak mau melabrak aturan. (Yant Kaiy)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nasib Guru Honorer PAI di Sumenep tidak Terurus

Catatan: Yant Kaiy Tidak adanya rekrutmen PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) bagi guru PAI (Pendidikan Agama Islam) di lingkungan Dinas Pendidikan Sumenep, menambah panjang penderitaan mereka. Karena harga dari profesi mulia mereka sebagai pendidik dibayar tidak lebih dari Rp 300.000,- per bulan. Rupanya pihak pemangku kebijakan masih belum terketuk hatinya untuk mengangkis mereka dari lembah ketidak-adilan. Sekian lama guru PAI terjebak di lingkaran mimpi berkepanjangan. Impian para guru PAI ini untuk menjadi PPPK menyublim seiring tidak adanya jaminan kesejahteraan. Namun mereka tetap berkarya nyata walau kesejahteraan keluarganya jadi taruhan. Mereka tetap tersenyum mencurahkan keilmuannya terhadap murid-muridnya. Animo itu terus bersemi karena ada janji Allah, bahwa siapa pun orang yang mendermakan ilmu agamanya, maka jaminannya kelak adalah surga. Barangkali inilah yang membuat mereka tidak bergolak dalam menyampaikan aspirasinya. Mereka tidak turu

Panji Gumilang Pesohor Akhir Kekuasaan Jokowi

Catatan: Yant Kaiy Emosi rakyat Indonesia berpekan-pekan tercurah ke Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun, Panji Gumilang. Episode demi episode tentangnya menggelinding bebas di altar mayapada. Akhirnya, lewat tangan-tangan penguasa ketenangan dan kenyamanan Panji Gumilang mulai terusik. Telusur mereka berdasar pernyataan dirinya tentang beberapa hal yang dianggap sesat oleh sebagian besar umat Islam di tanah air. Cerita tentangnya menenggelamkan beraneka berita krusial dalam negeri. Isu ketidakadilan, kasus besar menyangkut hajat hidup orang banyak menyublim di dasar laut Al Zaytun. Banyak orang bertanya-tanya, seberapa perkasa Panji Gumilang di mata hukum Indonesia. Ia bertakhta atas nama kebenaran walau kadang berseberangan jalan dengan organisasi Islam yang ada. Mungkin baginya, berbeda itu indah. Sekarang tugas penguasa menyembuhkan suasana negeri ini menjadi baldatun thayyibatun wa rabbun ghofur. Tidak ada nilai tawar.[] - Yant Kaiy, Pimred apoymadura.com

SDN Panaongan 3 Layak Menyandang Predikat Sekolah Terbaik di Pasongsongan

Agus Sugianto (kanan) bersama Kepala Dinas Pendidikan Sumenep Agus Dwi Saputra. [Foto: Sur] apoymadura.com  - SDN Panaongan 3 terletak di Dusun Campaka Desa Panaongan Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep. Lokasinya masuk pelosok dengan jalan rusak ringan. Warga masyarakatnya sebagai besar bekerja di ladang sebagai petani. Musim penghujan mereka bercocok tanam jagung. Musim kemarau masyarakat lebih banyak menanam tembakau.  Ada pula sebagian dari mereka merantau ke kota lain. Bahkan ada yang bekerja di Malaysia, mengadu peruntungan agar kesejahteraan hidup lebih baik. Etos kerja warga masyarakat cukup tinggi. Mereka sadar, putra-putri mereka paling tidak harus punya pondasi keilmuan yang cukup. Agar dalam mengarungi hidup lebih indah, sesuai impiannya. Kendati perekonomian mereka rata-rata lemah, namun masalah pendidikan anak-anaknya menjadi sebuah prioritas. Karena mereka sadar, hidup bahagia itu lebih lestari dengan ilmu. Mereka menginginkan pendidikan putra-putrinya ke tingkat p