Langsung ke konten utama

Ongkos Tukang Cangkul di Pasongsongan

Buruh cangkul dari Dusun Sempong Barat
Desa/Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep.

Catatan: Yant Kaiy

Tahun ini saya menanam tembakau di ladang terbuka dengan jenis tanah berwarna merah. Berlokasi di Dusun Sempong Barat Desa/Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep. Ada sebanyak 5000 bibit tembakau yang saya tanam.

Proses menanam tembakau cukup panjang juga. Mulai tanah digemburkan pakai hand tracktor, kemudian tanah dicangkul. Di bekas cangkulan itu diberi pupuk kotoran sapi, barulah ditanami bibit tembakau. Setelah tumbuh segar lalu dicangkul lagi di kanan-kiri tanaman tembakau tadi agar air tidak mengalir kemana-mana ketika disiram. Sedangkan pemupukan harus seimbang supaya tanaman tembakau kualitasnya cukup baik.

Ongkos tukang cangkul di daerah kami berkisar Rp 40.000,-. Bekerja mulai terbit matahari sampai adzan dhuhur. Lumayan murah. Saya terjun juga mencangkul, sekadar menemani buruh cangkul di bawah sengatan matahari kemarau terasa membakar tubuh. Saya tidak sanggup dan acapkali berteduh di bawang rindang pohon asam.

Sungguh, dalam hati kecil saya sangat prihatin memperhatikan nasib buruh cangkul. Mereka tetap bekerja walau raga bermandi keringat dan napasnya terengah-engah. Sebuah perjuangan cukup panjang menyambung hidup. Dari sini dapat dipetik hikmah, kebersamaan dengan mereka begitu indah. Sesekali kami bercerita dan bercanda sehabis kiriman makanan dari istri. Setelah menghabiskan sebatang rokok, kami kembali bekerja.

Saya dan beberapa petani tembakau berharap, semoga di 2020 harga tembakau rajang lebih baik dari tahun kemarin.[]


Yant Kaiy, penjaga gawang apoymadura.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nasib Guru Honorer PAI di Sumenep tidak Terurus

Catatan: Yant Kaiy Tidak adanya rekrutmen PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) bagi guru PAI (Pendidikan Agama Islam) di lingkungan Dinas Pendidikan Sumenep, menambah panjang penderitaan mereka. Karena harga dari profesi mulia mereka sebagai pendidik dibayar tidak lebih dari Rp 300.000,- per bulan. Rupanya pihak pemangku kebijakan masih belum terketuk hatinya untuk mengangkis mereka dari lembah ketidak-adilan. Sekian lama guru PAI terjebak di lingkaran mimpi berkepanjangan. Impian para guru PAI ini untuk menjadi PPPK menyublim seiring tidak adanya jaminan kesejahteraan. Namun mereka tetap berkarya nyata walau kesejahteraan keluarganya jadi taruhan. Mereka tetap tersenyum mencurahkan keilmuannya terhadap murid-muridnya. Animo itu terus bersemi karena ada janji Allah, bahwa siapa pun orang yang mendermakan ilmu agamanya, maka jaminannya kelak adalah surga. Barangkali inilah yang membuat mereka tidak bergolak dalam menyampaikan aspirasinya. Mereka tidak turu

Panji Gumilang Pesohor Akhir Kekuasaan Jokowi

Catatan: Yant Kaiy Emosi rakyat Indonesia berpekan-pekan tercurah ke Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun, Panji Gumilang. Episode demi episode tentangnya menggelinding bebas di altar mayapada. Akhirnya, lewat tangan-tangan penguasa ketenangan dan kenyamanan Panji Gumilang mulai terusik. Telusur mereka berdasar pernyataan dirinya tentang beberapa hal yang dianggap sesat oleh sebagian besar umat Islam di tanah air. Cerita tentangnya menenggelamkan beraneka berita krusial dalam negeri. Isu ketidakadilan, kasus besar menyangkut hajat hidup orang banyak menyublim di dasar laut Al Zaytun. Banyak orang bertanya-tanya, seberapa perkasa Panji Gumilang di mata hukum Indonesia. Ia bertakhta atas nama kebenaran walau kadang berseberangan jalan dengan organisasi Islam yang ada. Mungkin baginya, berbeda itu indah. Sekarang tugas penguasa menyembuhkan suasana negeri ini menjadi baldatun thayyibatun wa rabbun ghofur. Tidak ada nilai tawar.[] - Yant Kaiy, Pimred apoymadura.com

SDN Panaongan 3 Layak Menyandang Predikat Sekolah Terbaik di Pasongsongan

Agus Sugianto (kanan) bersama Kepala Dinas Pendidikan Sumenep Agus Dwi Saputra. [Foto: Sur] apoymadura.com  - SDN Panaongan 3 terletak di Dusun Campaka Desa Panaongan Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep. Lokasinya masuk pelosok dengan jalan rusak ringan. Warga masyarakatnya sebagai besar bekerja di ladang sebagai petani. Musim penghujan mereka bercocok tanam jagung. Musim kemarau masyarakat lebih banyak menanam tembakau.  Ada pula sebagian dari mereka merantau ke kota lain. Bahkan ada yang bekerja di Malaysia, mengadu peruntungan agar kesejahteraan hidup lebih baik. Etos kerja warga masyarakat cukup tinggi. Mereka sadar, putra-putri mereka paling tidak harus punya pondasi keilmuan yang cukup. Agar dalam mengarungi hidup lebih indah, sesuai impiannya. Kendati perekonomian mereka rata-rata lemah, namun masalah pendidikan anak-anaknya menjadi sebuah prioritas. Karena mereka sadar, hidup bahagia itu lebih lestari dengan ilmu. Mereka menginginkan pendidikan putra-putrinya ke tingkat p