Langsung ke konten utama

Literasi Motivasi SDN Pasongsongan IV

Akhmad Jasimul Ahyak, perupa berasal dari
Pasongsongan-Sumenep

Apoymadura, Sumenep - SDN Pasongsongan IV Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep berlokasi di sebelah selatan Lapangan Sawunggaling Dusun Morasen. Sekolah ini telah banyak melahirkan generasi penerus berdedikasi tinggi dan menjadi tokoh publik yang diperhitungkan keberadaannya.

Dengan tenaga pengajar yang memiliki kompetensi cukup bagus tentu akan menjadi pilihan terbaik bagi segenap wali murid dalam menyekolahkan anak-anaknya. Ditambah kedisiplinan para tenaga pendidik akan menjadi perhitungan tersendiri bagi calon murid baru. Apalagi tidak ada catatan “dosa” masa lalu.
 
Akhmad Jasimul Ahyak sedang melukis dinding

Maksud “dosa” masa lalu yaitu para gurunya tidak baik dalam mendidik, melakukan pembiaran pada jam masuk sekolah dengan datang terlambat, sehingga yang terjadi semua muridnya terlantar dan berkeliaran bermain. Sebab wali murid akan bertanya kepada anaknya tentang aktvitas belajar mengajar di sekolah setelah ada di rumah.

Di masa pandemi virus corona saat ini, SDN Pasongsongan IV terus melakukan terobosan terbaik mengoptimalkan BOS dengan mengundang seorang perupa dari Pasongsongan Akhmad Jasimul Ahyak, membuat literasi dinding sekolah.

“Lebih dua pekan saya melukis dinding dan pagar sekolah. Sudah barang tentu dengan gambar-gambar yang edukatif sebagai sarana memotivasi peserta didik agar lebih bergairah menimba ilmu,” terang Jasimul panggilan akrabnya kepada apoymadura.com tadi pagi. Rabu (15/7/2020).
 
Para guru SDN Pasongsongan IV

Jasimul juga adalah seorang pendidik Madrasah Aliyah Itmamunnajah Desa/Kecamatan Pasongsongan Sumenep. Ia sudah malang melintang membuat literasi dinding sekolah. Sudah tidak terbilang karya-karyanya menghiasi berbagai sekolah di Kecamatan Pasongsongan.

“Dalam literasi sekolah, lukisan atau gambar bergantung permintaan dari pihak sekolah. Kadang juga ada sekolah yang menyerahkannnya pada saya,” terang Jasimul mengakhiri perbincangan. (Yant Kaiy)


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nasib Guru Honorer PAI di Sumenep tidak Terurus

Catatan: Yant Kaiy Tidak adanya rekrutmen PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) bagi guru PAI (Pendidikan Agama Islam) di lingkungan Dinas Pendidikan Sumenep, menambah panjang penderitaan mereka. Karena harga dari profesi mulia mereka sebagai pendidik dibayar tidak lebih dari Rp 300.000,- per bulan. Rupanya pihak pemangku kebijakan masih belum terketuk hatinya untuk mengangkis mereka dari lembah ketidak-adilan. Sekian lama guru PAI terjebak di lingkaran mimpi berkepanjangan. Impian para guru PAI ini untuk menjadi PPPK menyublim seiring tidak adanya jaminan kesejahteraan. Namun mereka tetap berkarya nyata walau kesejahteraan keluarganya jadi taruhan. Mereka tetap tersenyum mencurahkan keilmuannya terhadap murid-muridnya. Animo itu terus bersemi karena ada janji Allah, bahwa siapa pun orang yang mendermakan ilmu agamanya, maka jaminannya kelak adalah surga. Barangkali inilah yang membuat mereka tidak bergolak dalam menyampaikan aspirasinya. Mereka tidak turu

Panji Gumilang Pesohor Akhir Kekuasaan Jokowi

Catatan: Yant Kaiy Emosi rakyat Indonesia berpekan-pekan tercurah ke Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun, Panji Gumilang. Episode demi episode tentangnya menggelinding bebas di altar mayapada. Akhirnya, lewat tangan-tangan penguasa ketenangan dan kenyamanan Panji Gumilang mulai terusik. Telusur mereka berdasar pernyataan dirinya tentang beberapa hal yang dianggap sesat oleh sebagian besar umat Islam di tanah air. Cerita tentangnya menenggelamkan beraneka berita krusial dalam negeri. Isu ketidakadilan, kasus besar menyangkut hajat hidup orang banyak menyublim di dasar laut Al Zaytun. Banyak orang bertanya-tanya, seberapa perkasa Panji Gumilang di mata hukum Indonesia. Ia bertakhta atas nama kebenaran walau kadang berseberangan jalan dengan organisasi Islam yang ada. Mungkin baginya, berbeda itu indah. Sekarang tugas penguasa menyembuhkan suasana negeri ini menjadi baldatun thayyibatun wa rabbun ghofur. Tidak ada nilai tawar.[] - Yant Kaiy, Pimred apoymadura.com

SDN Panaongan 3 Layak Menyandang Predikat Sekolah Terbaik di Pasongsongan

Agus Sugianto (kanan) bersama Kepala Dinas Pendidikan Sumenep Agus Dwi Saputra. [Foto: Sur] apoymadura.com  - SDN Panaongan 3 terletak di Dusun Campaka Desa Panaongan Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep. Lokasinya masuk pelosok dengan jalan rusak ringan. Warga masyarakatnya sebagai besar bekerja di ladang sebagai petani. Musim penghujan mereka bercocok tanam jagung. Musim kemarau masyarakat lebih banyak menanam tembakau.  Ada pula sebagian dari mereka merantau ke kota lain. Bahkan ada yang bekerja di Malaysia, mengadu peruntungan agar kesejahteraan hidup lebih baik. Etos kerja warga masyarakat cukup tinggi. Mereka sadar, putra-putri mereka paling tidak harus punya pondasi keilmuan yang cukup. Agar dalam mengarungi hidup lebih indah, sesuai impiannya. Kendati perekonomian mereka rata-rata lemah, namun masalah pendidikan anak-anaknya menjadi sebuah prioritas. Karena mereka sadar, hidup bahagia itu lebih lestari dengan ilmu. Mereka menginginkan pendidikan putra-putrinya ke tingkat p