Langsung ke konten utama

Khotmil Qur’an dan Istighasah LP Ma’arif Pasongsongan

Akhmad Jasimul Ahyak paling kanan beserta jamaah
Khotmil Qur'an dan Istighasah.

Apoymadura, Sumenep – Tradisi dari tahun ke tahun yang berlaku di Lembaga Pendidikan Ma’arif Desa/Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep sampai sekarang yakni selalu menyelenggarakan acara “Khotmil Qur’an dan Istighasah”. Acara ini tetap dipertahankan sebagai bagian tradisi para pengikut ahlussunnah wal jamaah. Seperti tadi pagi, Minggu (5/7/2020), bertempat di salah satu ruangan sekolah diselenggarakan sebuah wujud permohonan/doa bersama kepada Allah SWT.

“Acara ini merupakan agenda tahunan dari Lembaga Pendidikan Islam (LPI) kami yang berada di bawah naungan LP Ma’arif. Sekaligus menjelang kelulusan dan penerimaan siswa baru,” terang Akhmad Jasimul Ahyak, salah seorang guru kepada apoymadura.com di sela-sela acara.
 
Dewan guru di Lembaga Pendidikan Ma'arif
Desa/Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep

Lelaki berkacamata itu menambahkan, acara “Khotmil Qur’an dan Istighasah” dihadiri oleh para tokoh alim ulama yang ada di Kecamatan Pasongsongan beserta para dewan guru. Mulai dari jenjang RA, MI, MD, MTs, dan MA.

“Kami sebagai panitia juga menghadirkan Kiai Haji Jauhari dan Kiai Haji Sidel dari Tattango Kecamatan Proppo Kabupaten Pamekasan. Dalam memanjatkan doa, kami berharap agar para anak didik bisa lebih bergairah dan semangat dalam belajar setelah sekian lama mereka libur akibat pandemi Covid-19,” terang Akhmad Jasimul Ahyak mengakhiri pembicaraan.


Dari pantauan apoymadura.com, acara tadi pagi berlangsung sederhana. Kendati begitu, para hadirin tampak hanyut dalam nuansa khidmat, cukup semarak dan khusyuk berdzikir. (Yant Kaiy)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nasib Guru Honorer PAI di Sumenep tidak Terurus

Catatan: Yant Kaiy Tidak adanya rekrutmen PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) bagi guru PAI (Pendidikan Agama Islam) di lingkungan Dinas Pendidikan Sumenep, menambah panjang penderitaan mereka. Karena harga dari profesi mulia mereka sebagai pendidik dibayar tidak lebih dari Rp 300.000,- per bulan. Rupanya pihak pemangku kebijakan masih belum terketuk hatinya untuk mengangkis mereka dari lembah ketidak-adilan. Sekian lama guru PAI terjebak di lingkaran mimpi berkepanjangan. Impian para guru PAI ini untuk menjadi PPPK menyublim seiring tidak adanya jaminan kesejahteraan. Namun mereka tetap berkarya nyata walau kesejahteraan keluarganya jadi taruhan. Mereka tetap tersenyum mencurahkan keilmuannya terhadap murid-muridnya. Animo itu terus bersemi karena ada janji Allah, bahwa siapa pun orang yang mendermakan ilmu agamanya, maka jaminannya kelak adalah surga. Barangkali inilah yang membuat mereka tidak bergolak dalam menyampaikan aspirasinya. Mereka tidak turu

Panji Gumilang Pesohor Akhir Kekuasaan Jokowi

Catatan: Yant Kaiy Emosi rakyat Indonesia berpekan-pekan tercurah ke Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun, Panji Gumilang. Episode demi episode tentangnya menggelinding bebas di altar mayapada. Akhirnya, lewat tangan-tangan penguasa ketenangan dan kenyamanan Panji Gumilang mulai terusik. Telusur mereka berdasar pernyataan dirinya tentang beberapa hal yang dianggap sesat oleh sebagian besar umat Islam di tanah air. Cerita tentangnya menenggelamkan beraneka berita krusial dalam negeri. Isu ketidakadilan, kasus besar menyangkut hajat hidup orang banyak menyublim di dasar laut Al Zaytun. Banyak orang bertanya-tanya, seberapa perkasa Panji Gumilang di mata hukum Indonesia. Ia bertakhta atas nama kebenaran walau kadang berseberangan jalan dengan organisasi Islam yang ada. Mungkin baginya, berbeda itu indah. Sekarang tugas penguasa menyembuhkan suasana negeri ini menjadi baldatun thayyibatun wa rabbun ghofur. Tidak ada nilai tawar.[] - Yant Kaiy, Pimred apoymadura.com

SDN Panaongan 3 Layak Menyandang Predikat Sekolah Terbaik di Pasongsongan

Agus Sugianto (kanan) bersama Kepala Dinas Pendidikan Sumenep Agus Dwi Saputra. [Foto: Sur] apoymadura.com  - SDN Panaongan 3 terletak di Dusun Campaka Desa Panaongan Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep. Lokasinya masuk pelosok dengan jalan rusak ringan. Warga masyarakatnya sebagai besar bekerja di ladang sebagai petani. Musim penghujan mereka bercocok tanam jagung. Musim kemarau masyarakat lebih banyak menanam tembakau.  Ada pula sebagian dari mereka merantau ke kota lain. Bahkan ada yang bekerja di Malaysia, mengadu peruntungan agar kesejahteraan hidup lebih baik. Etos kerja warga masyarakat cukup tinggi. Mereka sadar, putra-putri mereka paling tidak harus punya pondasi keilmuan yang cukup. Agar dalam mengarungi hidup lebih indah, sesuai impiannya. Kendati perekonomian mereka rata-rata lemah, namun masalah pendidikan anak-anaknya menjadi sebuah prioritas. Karena mereka sadar, hidup bahagia itu lebih lestari dengan ilmu. Mereka menginginkan pendidikan putra-putrinya ke tingkat p