Goa Soekarno Pasongsongan (Bagian V dari 7 Tulisan)

Goa Soekarno Pasongsongan-Sumenep

Catatan: Yant Kaiy
Sukardi berasal dari Jember dan menempati Goa Sukarno pada tahun 2001. Ia menikahi perempuan bernama Puhana yang tak lain adalah anak tercinta dari Ceng Rasidi. Selanjutnya pasangan ini menjadikan Goa Soekarno sebagai tempat tinggalnya sampai akhirnya mempunyai satu anak laki-laki tampan bernama Joko Satrio Nurcahyo.

Sebelum menempati gua tersebut, menurut pengakuan Sukardi kepada Ceng Rasidi, ia mendapatkan wangsit  (petunjuk) ketika dirinya berada di Jember. Wangsit itu datang ketika dirinya sedang menjalani riyadah di sebuah tempat keramat di Kabupaten Jember. Sukardi sebelumnya tidak pernah ke Desa Panaongan. Ia berangkat  dari Jember menuju gua tersebut seorang diri.  Ia mengikuti petunjuk yang ada dalam wangsit tersebut.

Sebelum Sukardi menempati Goa Soekarno, Ceng Rasidi menyarankan agar di sekitar gua dibersihkan dulu dari semak belukar. Sebab banyak ular yang bersembunyi di balik batu cadas. Kalau tidak dibabat maka bahaya ular akan senantiasa mengancam keselamatan jiwanya sewaktu-waktu. Ceng Rasidi dengan beberapa orang tetangganya turut serta bahu-membahu membersihkan tumbuhan liar di sekitar gua. Ternyata memang benar, banyak ular yang mematikan ditemukan di situ. Lantas ular-ular itu dimusnahkan oleh Ceng Rasidi.

Selama berada dalam gua yang Sukardi kejakan adalah tirakat/laku batin. Keluar gua hanya sewaktu-waktu. Itu pun sangat jarang. Tidak beberapa lama kemudian Sukardi mulai dikenal masyarakat luas. Banyak orang yang bertamu dengan maksud dan tujuan meminta petunjuk kepadanya dari sekian banyak masalah atau himpitan hidup.

Sukardi adalah seorang pengembara dan suka bertapa di tempat-tempat angker. Dia juga punya ilmu tembus pandang, bisa berdialog dengan makhluk gaib. Itulah beberapa kelebihan yang dimiliki Sukardi, demikian cerita Ceng Rasidi.

Dulu sebelum masuk lampu PLN, Sukardi menggunakan talpek (sebangsa pelita) sebagai alat penerangan di gua. Sedangkan jarak rumah Ceng Rasidi  dengan Goa Soekarno sekitar  700 meter dan Sukardi jarang ke rumah mertuanya.  Walaupun serba terbatas dengan fasilitas layaknya orang yang tinggal di sebuah rumah, Puhana tidak pernah mengeluh atau menuntut kepada suaminya untuk sekadar mendapatkan perabot rumah tangga lebih baik dan lebih layak. Mereka hidup sederhana namun tetap bahagia, membesarkan anaknya penuh kasih-sayang.[]

Yant Kaiy, penjaga gawang apoymadura.com


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Soa-soal Bahasa Madura Kelas III

KB-PAUD Sabilul Rosyad Desa Pagagan Menerima Kunjungan Asesor Akreditasi

Soal-soal Bahasa Madura Kelas IV SD

PB Elang Waru Jalin Persahabatan dengan PB Indoras Sumenep

Mitos Uang Bernomer 999

Sekolah Hebat, SDN Padangdangan 2 Gelar Program Bersase Setiap Sabtu

Soal dan Kunci Jawaban Bahasa Madura PAS Kelas IV SD

MWC NU Pasongsongan Hadirkan Kiai Said Aqil Siradj: Menyambut Hari Santri dengan Pencerahan untuk Umat

Di SDN Padangdangan 1 Digelar Isco Pediyah, Ajang Asah Kecerdasan dan Spiritual Siswa

Dua Siswi SDN Padangdangan 2 Ikuti Ajang ISCO MIPA 2025 di SDN Pasongsongan 2