Langsung ke konten utama

Takjil Karang Taruna Gempass Pasongsongan

Stand Takjil Karang Taruna Gempass Desa Pasongsongan.
 SUMENEP, apoymadura.com – Karang Taruna Gempass Desa/Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep di bulan maghfirah Ramadan 1441 H kali ini mengadakan kegiatan jualan takjil. Menu makanan dan minuman untuk berbuka puasa yang higienis.

Semula bertempat di Pelabuhan Pasongsongan, tapi karena sesuatu dan lain hal, tempat berjualan di pindah ke lokasi yang lebih strategis, yaitu sebelah selatan pertigaan jalan menuju Pelabuhan Pasongsongan.

“Kegiatan ini tergelar atas ide Pak Kades Ahmad Saleh Harianto. Saya sebagai Ketua Gempass merasa senang bisa berjualan takjil seperti ini,” terang Amirul Fatoni kepada apoymadura.com di rumahnya, Dusun Morasen. Minggu (26/4/2020).
 
Karang Taruna Gempass berkarya untuk Desa Pasongsongan.
Menurutnya, keuntungan dari penjualan takjil akan dimanfaatkan untuk kegiatan bakti sosial. Sehingga keberadaan Karang Taruna Gempass cukup dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat Pasongsongan.

“Kami sebagai kaum muda ingin berbuat sesuatu yang nyata. Sebagian dari kami memang ada yang grogi melayani pembeli karena tak terbiasa. Tapi itu hanya awalnya saja. Dan sekarang sudah tidak lagi,” ucap Toni seraya tersenyum.


Ketika apoymadura.com bertanya keuntungannya selama dua hari berjualan takjil, lelaki yang lahir 13 Mei 1991 ini mengatakan, “Lumayan. Karena pembelinya tidak hanya warga Desa Pasongsongan, ada juga yang dari luar. Bahkan hari ini takjil yang akan kami jual jauh lebih banyak dari pada dua hari lalu.” (Yant Kaiy)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nasib Guru Honorer PAI di Sumenep tidak Terurus

Catatan: Yant Kaiy Tidak adanya rekrutmen PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) bagi guru PAI (Pendidikan Agama Islam) di lingkungan Dinas Pendidikan Sumenep, menambah panjang penderitaan mereka. Karena harga dari profesi mulia mereka sebagai pendidik dibayar tidak lebih dari Rp 300.000,- per bulan. Rupanya pihak pemangku kebijakan masih belum terketuk hatinya untuk mengangkis mereka dari lembah ketidak-adilan. Sekian lama guru PAI terjebak di lingkaran mimpi berkepanjangan. Impian para guru PAI ini untuk menjadi PPPK menyublim seiring tidak adanya jaminan kesejahteraan. Namun mereka tetap berkarya nyata walau kesejahteraan keluarganya jadi taruhan. Mereka tetap tersenyum mencurahkan keilmuannya terhadap murid-muridnya. Animo itu terus bersemi karena ada janji Allah, bahwa siapa pun orang yang mendermakan ilmu agamanya, maka jaminannya kelak adalah surga. Barangkali inilah yang membuat mereka tidak bergolak dalam menyampaikan aspirasinya. Mereka tidak turu

Panji Gumilang Pesohor Akhir Kekuasaan Jokowi

Catatan: Yant Kaiy Emosi rakyat Indonesia berpekan-pekan tercurah ke Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun, Panji Gumilang. Episode demi episode tentangnya menggelinding bebas di altar mayapada. Akhirnya, lewat tangan-tangan penguasa ketenangan dan kenyamanan Panji Gumilang mulai terusik. Telusur mereka berdasar pernyataan dirinya tentang beberapa hal yang dianggap sesat oleh sebagian besar umat Islam di tanah air. Cerita tentangnya menenggelamkan beraneka berita krusial dalam negeri. Isu ketidakadilan, kasus besar menyangkut hajat hidup orang banyak menyublim di dasar laut Al Zaytun. Banyak orang bertanya-tanya, seberapa perkasa Panji Gumilang di mata hukum Indonesia. Ia bertakhta atas nama kebenaran walau kadang berseberangan jalan dengan organisasi Islam yang ada. Mungkin baginya, berbeda itu indah. Sekarang tugas penguasa menyembuhkan suasana negeri ini menjadi baldatun thayyibatun wa rabbun ghofur. Tidak ada nilai tawar.[] - Yant Kaiy, Pimred apoymadura.com

SDN Panaongan 3 Layak Menyandang Predikat Sekolah Terbaik di Pasongsongan

Agus Sugianto (kanan) bersama Kepala Dinas Pendidikan Sumenep Agus Dwi Saputra. [Foto: Sur] apoymadura.com  - SDN Panaongan 3 terletak di Dusun Campaka Desa Panaongan Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep. Lokasinya masuk pelosok dengan jalan rusak ringan. Warga masyarakatnya sebagai besar bekerja di ladang sebagai petani. Musim penghujan mereka bercocok tanam jagung. Musim kemarau masyarakat lebih banyak menanam tembakau.  Ada pula sebagian dari mereka merantau ke kota lain. Bahkan ada yang bekerja di Malaysia, mengadu peruntungan agar kesejahteraan hidup lebih baik. Etos kerja warga masyarakat cukup tinggi. Mereka sadar, putra-putri mereka paling tidak harus punya pondasi keilmuan yang cukup. Agar dalam mengarungi hidup lebih indah, sesuai impiannya. Kendati perekonomian mereka rata-rata lemah, namun masalah pendidikan anak-anaknya menjadi sebuah prioritas. Karena mereka sadar, hidup bahagia itu lebih lestari dengan ilmu. Mereka menginginkan pendidikan putra-putrinya ke tingkat p