Langsung ke konten utama

Kiprah PJI Sumenep: Santuni Anak Yatim

PJI (Persatuan Jurnalis Indonesia) Sumenep memberikan santunan kepada anak yatim dan kaum duafa. (Foto: Sl)

SUMENEP Banyak ragam dalam mengagungkan Bulan Suci Ramadhan yang disukai Allah SWT. Salah satunya seperti apa yang dilakukan Persatuan Jurnalis Indonesia (PJI ) DPC Kabupaten Sumenep dengan menggelar santunan anak yatim.

Bakti sosial tersebut digelar di Desa Jambu Kecamatan Lenteng Kabupaten Sumenep Madura, Jawa Timur. Selasa (12/4/2022).

Kegiatan kemanusiaan dihadiri Kepala Desa setempat, H Benny Wahyudi, Plt Camat Lenteng, Suryadi Irawan dan tokoh masyarakat setempat.

Sebanyak 40 anak yatim dan 10 orang kaum dhuafa diberikan bantuan sosial.

Dalam sambutannya, PLT Camat Lenteng, H Suryadi Irawan sangat mendukung kegiatan sosial tersebut. Pihaknya meminta agar Persatuan Jurnalis Indonesia (PJI ) Sumenep bisa jadi wadah para jurnalis yang bisa mengawal kebijakan pemerintah secara profesional.

"Kami sebagai kepanjangan dari Pemerintah Daerah sangat mengapresiasi kegiatan sosial ini, semoga PJI bisa berkiprah semakin maju dalam mendukung program pemerintah," pungkasnya.

Pada kesempatan yang sama, Kades Jambu, H Benny Wahyudi juga menyampaikan apresiasinya kepada para wartawan yang tergabung di Persatuan Jurnalis Indonesia.

"Kami siap bersinergi untuk membangun Desa Jambu lebih maju. Mohon dukungannya agar harapan kami bisa terwujud," harapnya.

Sementara, Ketua Persatuan Jurnalis Indonesia (PJI) Sumenep, Andi Kusmanto mempertegas komitmennya, bahwa kiprah PJI Sumenep, selain untuk menjadi control sosial pemerintah juga akan diimbangi dengan kegiatan-kegiatan yang bersifat sosial kemanusiaan, sehingga masyarakat bisa merasakan langsung manfaat persatuan wartawan yang dipimpinnya.

"Pada Ramadhan kali ini, program-program yang sudah kami canangkan memang mengedepankan sosial kemanusiaan. Ada beberapa kegiatan yang nantinya akan kami lakukan selama Ramadhan. Termasuk dikediaman Sekretaris PJI di Desa Kalianget Barat pekan depan," katanya.

Pria yang memang dikenal dekat dengan semua elemen masyarakat ini menambahkan, bahwa Ramadhan adalah ajang semua umat muslim menebar kebaikan dan meningkatkan kepekaan sosial terhadap sesama.

"Apalagi adanya anak yatim-piatu dan kaum dhuafa, sudah sepatutnya kita bantu. Bukan hanya di Ramadhan ini, tapi juga setelah Ramadhan usai," tandas Andi.

Terakhir Andi Kusmanto juga meminta agar semua anggota PJI tidak membuyarkan semangatnya untuk terus menunjukkan kekompakan.

"Karena bagaimanapun, sebuah kekompakan dan konektivitas antar anggota adalah poin penting dalam sebuah organisasi," tuturnya

Terakhir, pria 42 tahun yang kerap memotori kegiatan aksi sosial kemanusiaan itu menyampaikan, bahwa PJI kabupaten Sumenep siap bersinergi dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Sumenep demi membantu cita-cita Bupati Ra Achmad Fauzi untuk mewujudkan sebuah kabupaten yang maju. Ujungnya bisa memberikan kesejahteraan bagi semua masyarakat di Kota Keris Sumenep.

"Persatuan Jurnalis Indonesia (PJI) DPC Sumenep siap menjalin sinergitas dengan Pemkab Sumenep, demi mewujudkan Bismillah Melayani kepada semua masyarakat," tandasnya. (Sl/Kay)





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nasib Guru Honorer PAI di Sumenep tidak Terurus

Catatan: Yant Kaiy Tidak adanya rekrutmen PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) bagi guru PAI (Pendidikan Agama Islam) di lingkungan Dinas Pendidikan Sumenep, menambah panjang penderitaan mereka. Karena harga dari profesi mulia mereka sebagai pendidik dibayar tidak lebih dari Rp 300.000,- per bulan. Rupanya pihak pemangku kebijakan masih belum terketuk hatinya untuk mengangkis mereka dari lembah ketidak-adilan. Sekian lama guru PAI terjebak di lingkaran mimpi berkepanjangan. Impian para guru PAI ini untuk menjadi PPPK menyublim seiring tidak adanya jaminan kesejahteraan. Namun mereka tetap berkarya nyata walau kesejahteraan keluarganya jadi taruhan. Mereka tetap tersenyum mencurahkan keilmuannya terhadap murid-muridnya. Animo itu terus bersemi karena ada janji Allah, bahwa siapa pun orang yang mendermakan ilmu agamanya, maka jaminannya kelak adalah surga. Barangkali inilah yang membuat mereka tidak bergolak dalam menyampaikan aspirasinya. Mereka tidak turu

Panji Gumilang Pesohor Akhir Kekuasaan Jokowi

Catatan: Yant Kaiy Emosi rakyat Indonesia berpekan-pekan tercurah ke Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun, Panji Gumilang. Episode demi episode tentangnya menggelinding bebas di altar mayapada. Akhirnya, lewat tangan-tangan penguasa ketenangan dan kenyamanan Panji Gumilang mulai terusik. Telusur mereka berdasar pernyataan dirinya tentang beberapa hal yang dianggap sesat oleh sebagian besar umat Islam di tanah air. Cerita tentangnya menenggelamkan beraneka berita krusial dalam negeri. Isu ketidakadilan, kasus besar menyangkut hajat hidup orang banyak menyublim di dasar laut Al Zaytun. Banyak orang bertanya-tanya, seberapa perkasa Panji Gumilang di mata hukum Indonesia. Ia bertakhta atas nama kebenaran walau kadang berseberangan jalan dengan organisasi Islam yang ada. Mungkin baginya, berbeda itu indah. Sekarang tugas penguasa menyembuhkan suasana negeri ini menjadi baldatun thayyibatun wa rabbun ghofur. Tidak ada nilai tawar.[] - Yant Kaiy, Pimred apoymadura.com

SDN Panaongan 3 Layak Menyandang Predikat Sekolah Terbaik di Pasongsongan

Agus Sugianto (kanan) bersama Kepala Dinas Pendidikan Sumenep Agus Dwi Saputra. [Foto: Sur] apoymadura.com  - SDN Panaongan 3 terletak di Dusun Campaka Desa Panaongan Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep. Lokasinya masuk pelosok dengan jalan rusak ringan. Warga masyarakatnya sebagai besar bekerja di ladang sebagai petani. Musim penghujan mereka bercocok tanam jagung. Musim kemarau masyarakat lebih banyak menanam tembakau.  Ada pula sebagian dari mereka merantau ke kota lain. Bahkan ada yang bekerja di Malaysia, mengadu peruntungan agar kesejahteraan hidup lebih baik. Etos kerja warga masyarakat cukup tinggi. Mereka sadar, putra-putri mereka paling tidak harus punya pondasi keilmuan yang cukup. Agar dalam mengarungi hidup lebih indah, sesuai impiannya. Kendati perekonomian mereka rata-rata lemah, namun masalah pendidikan anak-anaknya menjadi sebuah prioritas. Karena mereka sadar, hidup bahagia itu lebih lestari dengan ilmu. Mereka menginginkan pendidikan putra-putrinya ke tingkat p