Langsung ke konten utama

Launching: LBH Sakera Sumenep Peduli Rakyat Kecil

LBH Sakera Sumenep mengadakan rapat konsolidasi. (Foto: Yant Kaiy)

Sumenep - Konsep keadilan dalam perkara hukum banyak mengundang polemik dikalangan masyarakat di tanah air. Tak jarang banyak warga yang kurang mampu sering tersentuh kasus hukum dan mereka tak bisa berbuat banyak karena mereka buta tentang hukum.

Berpijak dari keprihatinan inilah, maka hadir Lembaga Bantuan Hukum (LBH) bernama Suara Kebenaran Rakyat (Sakera) yang berkantor di Jl. Mahoni 11a Pangarangan, Kecamatan Kota Sumenep, Jawa Timur.

LBH Sakera bergerak dibidang sosial, terutama dalam aspek hukum yang ditujukan khusus bagi rakyat kecil yang benar-benar membutuhkan bantuan.

"LBH Sakera ini hadir untuk membantu masyarakat kecil yang butuh bantuan hukum. Lembaga kami akan total mendedikasikan diri pada mereka yang kurang mampu," kata Shahibul Arifin, Ketua LBH Sakera. Ahad (2/1/2022)

Saat ini, kata Ari (sapaan akrab Shahibul Arifin), LBH Sakera masih fokus di wilayah Kabupaten Sumenep. Nantinya, akan membuka cabang diberbagai provinsi, kabupaten/kota di Indonesia. Dirinya yakin kalau kehadiran lembaganya akan mendapat atensi dari beberapa kalangan.

Perlu digarisbawahi, bahwa LBH Sakera didukung penuh oleh advokat profesional dan juga konsisten bergerak dibidang sosial kemasyarakatan.

"LBH Sakera diisi oleh advokat maupun calon advokat yang memang konsisten membantu masyarakat kecil," jelas dia.

Kedepan lanjut Ari, LBH Sakera selain memberikan bantuan hukum juga memberikan kesempatan magang bagi calon advokat yang telah mengikuti Pendidikan Khusus Profesi Advokat (PKPA).

"Untuk program magang tetap kami buka secara lebar bagi calon advokat. Peluang ini sejatinya bisa benar-benar dimanfaatkan sebaik mungkin," tandas dia lebih jauh.[]

Penulis: Salamet Pbr

Editor  : Yant Kaiy



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nasib Guru Honorer PAI di Sumenep tidak Terurus

Catatan: Yant Kaiy Tidak adanya rekrutmen PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) bagi guru PAI (Pendidikan Agama Islam) di lingkungan Dinas Pendidikan Sumenep, menambah panjang penderitaan mereka. Karena harga dari profesi mulia mereka sebagai pendidik dibayar tidak lebih dari Rp 300.000,- per bulan. Rupanya pihak pemangku kebijakan masih belum terketuk hatinya untuk mengangkis mereka dari lembah ketidak-adilan. Sekian lama guru PAI terjebak di lingkaran mimpi berkepanjangan. Impian para guru PAI ini untuk menjadi PPPK menyublim seiring tidak adanya jaminan kesejahteraan. Namun mereka tetap berkarya nyata walau kesejahteraan keluarganya jadi taruhan. Mereka tetap tersenyum mencurahkan keilmuannya terhadap murid-muridnya. Animo itu terus bersemi karena ada janji Allah, bahwa siapa pun orang yang mendermakan ilmu agamanya, maka jaminannya kelak adalah surga. Barangkali inilah yang membuat mereka tidak bergolak dalam menyampaikan aspirasinya. Mereka tidak turu

Panji Gumilang Pesohor Akhir Kekuasaan Jokowi

Catatan: Yant Kaiy Emosi rakyat Indonesia berpekan-pekan tercurah ke Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun, Panji Gumilang. Episode demi episode tentangnya menggelinding bebas di altar mayapada. Akhirnya, lewat tangan-tangan penguasa ketenangan dan kenyamanan Panji Gumilang mulai terusik. Telusur mereka berdasar pernyataan dirinya tentang beberapa hal yang dianggap sesat oleh sebagian besar umat Islam di tanah air. Cerita tentangnya menenggelamkan beraneka berita krusial dalam negeri. Isu ketidakadilan, kasus besar menyangkut hajat hidup orang banyak menyublim di dasar laut Al Zaytun. Banyak orang bertanya-tanya, seberapa perkasa Panji Gumilang di mata hukum Indonesia. Ia bertakhta atas nama kebenaran walau kadang berseberangan jalan dengan organisasi Islam yang ada. Mungkin baginya, berbeda itu indah. Sekarang tugas penguasa menyembuhkan suasana negeri ini menjadi baldatun thayyibatun wa rabbun ghofur. Tidak ada nilai tawar.[] - Yant Kaiy, Pimred apoymadura.com

SDN Panaongan 3 Layak Menyandang Predikat Sekolah Terbaik di Pasongsongan

Agus Sugianto (kanan) bersama Kepala Dinas Pendidikan Sumenep Agus Dwi Saputra. [Foto: Sur] apoymadura.com  - SDN Panaongan 3 terletak di Dusun Campaka Desa Panaongan Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep. Lokasinya masuk pelosok dengan jalan rusak ringan. Warga masyarakatnya sebagai besar bekerja di ladang sebagai petani. Musim penghujan mereka bercocok tanam jagung. Musim kemarau masyarakat lebih banyak menanam tembakau.  Ada pula sebagian dari mereka merantau ke kota lain. Bahkan ada yang bekerja di Malaysia, mengadu peruntungan agar kesejahteraan hidup lebih baik. Etos kerja warga masyarakat cukup tinggi. Mereka sadar, putra-putri mereka paling tidak harus punya pondasi keilmuan yang cukup. Agar dalam mengarungi hidup lebih indah, sesuai impiannya. Kendati perekonomian mereka rata-rata lemah, namun masalah pendidikan anak-anaknya menjadi sebuah prioritas. Karena mereka sadar, hidup bahagia itu lebih lestari dengan ilmu. Mereka menginginkan pendidikan putra-putrinya ke tingkat p