Langsung ke konten utama

Bongkar BOP Pesantren Kemenag RI Salah Sasaran

Salah satu bangunan sekolah di Yayasan Al-Misbah Pancor-Lebeng Barat. (Yant Kaiy)



Apoymadura, Sumenep – Dalam penelusuran media ini bersama beberapa wartawan dan LSM yang ada di Sumenep menyimpulkan, bahwa BOP (Bantuan Operasional Pendidikan) Pesantren dari Kemenag RI untuk Pondok Pesantren (Ponpes) Sunanul Huda Wadda’wah beralamat Jalan Pancor  Lebeng Barat RT.014/003 Lebeng Barat Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep salah sasaran. Ternyata di lokasi tersebut tidak ada nama Ponpes Sunanul Huda Wadda’wah. Yang ada adalah Yayasan Al-Misbah (Lembaga Pendidikan Al-Misbah) yang mengelola pendidikan formal dan non-formal seperti RA, MI, MD.

“Di Yayasan Al-Misbah tidak mengelola pondok pesantren, yang ada hanya menyelenggarakan kegiatan belajar-mengajar di sekolah. Saya kok baru dengar nama ponpes tersebut,” ujar beberapa orang yang rumahnya ada di depan Lembaga Pendidikan Al-Misbah. Selasa (2/2/2021).

Selanjutnya media ini dan rekan LSM mendatangi rumah Ketua Yayasan Al-Misbah, tapi yang bersangkutan tidak ada, katanya lagi bepergian.

Ketika penelusuran diteruskan ke Kantor Desa Lebeng Barat, tim media ini dan LSM bertemu langsung dengan Eks-Kepala Desa Lebeng Barat, Sumar’um dan beberapa aparatur desa. Mereka juga tidak tahu nama Ponpes Sunanul Huda Wadda’wah di daerahnya.

“Kalaupun Anda sekalian sudah kroscek ke lokasi dan ponpes tersebut tidak ada, silakan diangkat ke pemberitaan,” tegas Sumar’um tanpa sungkan.

Tim media ini dan para LSM terpaksa kembali ke lokasi untuk menjumpai pemilik Yayasan Al-Misbah. Tapi yang bersangkutan belum pulang. Sedangkan istrinya tidak tahu menahu persoalan tersebut dan keterangannya simpang-siur. (Yant Kaiy)





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nasib Guru Honorer PAI di Sumenep tidak Terurus

Catatan: Yant Kaiy Tidak adanya rekrutmen PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) bagi guru PAI (Pendidikan Agama Islam) di lingkungan Dinas Pendidikan Sumenep, menambah panjang penderitaan mereka. Karena harga dari profesi mulia mereka sebagai pendidik dibayar tidak lebih dari Rp 300.000,- per bulan. Rupanya pihak pemangku kebijakan masih belum terketuk hatinya untuk mengangkis mereka dari lembah ketidak-adilan. Sekian lama guru PAI terjebak di lingkaran mimpi berkepanjangan. Impian para guru PAI ini untuk menjadi PPPK menyublim seiring tidak adanya jaminan kesejahteraan. Namun mereka tetap berkarya nyata walau kesejahteraan keluarganya jadi taruhan. Mereka tetap tersenyum mencurahkan keilmuannya terhadap murid-muridnya. Animo itu terus bersemi karena ada janji Allah, bahwa siapa pun orang yang mendermakan ilmu agamanya, maka jaminannya kelak adalah surga. Barangkali inilah yang membuat mereka tidak bergolak dalam menyampaikan aspirasinya. Mereka tidak turu

Panji Gumilang Pesohor Akhir Kekuasaan Jokowi

Catatan: Yant Kaiy Emosi rakyat Indonesia berpekan-pekan tercurah ke Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun, Panji Gumilang. Episode demi episode tentangnya menggelinding bebas di altar mayapada. Akhirnya, lewat tangan-tangan penguasa ketenangan dan kenyamanan Panji Gumilang mulai terusik. Telusur mereka berdasar pernyataan dirinya tentang beberapa hal yang dianggap sesat oleh sebagian besar umat Islam di tanah air. Cerita tentangnya menenggelamkan beraneka berita krusial dalam negeri. Isu ketidakadilan, kasus besar menyangkut hajat hidup orang banyak menyublim di dasar laut Al Zaytun. Banyak orang bertanya-tanya, seberapa perkasa Panji Gumilang di mata hukum Indonesia. Ia bertakhta atas nama kebenaran walau kadang berseberangan jalan dengan organisasi Islam yang ada. Mungkin baginya, berbeda itu indah. Sekarang tugas penguasa menyembuhkan suasana negeri ini menjadi baldatun thayyibatun wa rabbun ghofur. Tidak ada nilai tawar.[] - Yant Kaiy, Pimred apoymadura.com

SDN Panaongan 3 Layak Menyandang Predikat Sekolah Terbaik di Pasongsongan

Agus Sugianto (kanan) bersama Kepala Dinas Pendidikan Sumenep Agus Dwi Saputra. [Foto: Sur] apoymadura.com  - SDN Panaongan 3 terletak di Dusun Campaka Desa Panaongan Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep. Lokasinya masuk pelosok dengan jalan rusak ringan. Warga masyarakatnya sebagai besar bekerja di ladang sebagai petani. Musim penghujan mereka bercocok tanam jagung. Musim kemarau masyarakat lebih banyak menanam tembakau.  Ada pula sebagian dari mereka merantau ke kota lain. Bahkan ada yang bekerja di Malaysia, mengadu peruntungan agar kesejahteraan hidup lebih baik. Etos kerja warga masyarakat cukup tinggi. Mereka sadar, putra-putri mereka paling tidak harus punya pondasi keilmuan yang cukup. Agar dalam mengarungi hidup lebih indah, sesuai impiannya. Kendati perekonomian mereka rata-rata lemah, namun masalah pendidikan anak-anaknya menjadi sebuah prioritas. Karena mereka sadar, hidup bahagia itu lebih lestari dengan ilmu. Mereka menginginkan pendidikan putra-putrinya ke tingkat p