Riyadah sebagai Jalan Menemukan Jati Diri dan Ketenangan Jiwa


Pendahuluan

Dalam dinamika kehidupan modern yang serba cepat, manusia sering dihadapkan pada berbagai tekanan psikologis dan spiritual. Gelisah, cemas, kecewa, iri, maupun rasa tidak puas menjadi bagian tak terpisahkan dari perjalanan manusia. 

Di tengah hiruk pikuk tersebut, praktik riyadah—yang berarti latihan spiritual—hadir sebagai sarana penting untuk menata kembali kehidupan batin. Melalui riyadah, seseorang diajak menemukan jati diri yang sejati dan menata kembali keseimbangannya sebagai makhluk yang memiliki jasad, akal, dan ruh.

Kegelisahan Manusia Modern

Manusia pada dasarnya adalah makhluk yang tidak dapat lepas dari pergulatan batin. Perasaan sedih, senang, galau, takut, maupun kecewa selalu datang silih berganti. Pada era milenial, kondisi ini menjadi semakin kompleks. Aktivitas yang padat, tuntutan materi yang tinggi, serta pola hidup yang berorientasi pada pencapaian duniawi menjadikan banyak orang terjebak dalam pola pikir skeptis dan tak pernah merasa cukup.

Hasrat untuk terus mengembangkan diri memang baik, namun jika tidak diimbangi dengan ketenangan spiritual, maka seseorang akan mudah terperangkap dalam hubbud dunya—kecintaan berlebihan pada dunia. 

Akibatnya, nilai-nilai akhlak mulia terkikis, waktu terasa selalu mengejar, dan manusia hidup tergesa-gesa tanpa jeda untuk merenung. Bahkan, waktu untuk keluarga, lingkungan sekitar, apalagi untuk Tuhan, semakin terpinggirkan.

Padahal, sebagaimana tubuh memerlukan pola makan seimbang agar tetap sehat, demikian pula jiwa memerlukan keseimbangan antara ibadah, kerja, dan istirahat. Ketika keselarasan itu hilang, kegelisahan pun muncul dan mengendap menjadi penyakit rohani.

Pengertian Riyadah

Secara etimologis, riyadah berarti latihan atau olahraga. Namun dalam perspektif spiritual Islam, riyadah memiliki makna yang jauh lebih mendalam. Riyadah adalah proses penyempurnaan diri yang dilakukan secara terus-menerus melalui zikir, ibadah, dan upaya menundukkan hawa nafsu. 

Dalam tasawuf, riyadah dipahami sebagai olah jiwa untuk mendekatkan diri kepada Allah melalui pengendalian syahwat dan penguatan spiritual.

Hal ini sejalan dengan firman Allah dalam QS. Al-Maidah ayat 35 yang memerintahkan orang beriman untuk bertakwa, mencari jalan mendekatkan diri kepada-Nya, serta berjihad di jalan-Nya agar memperoleh keberuntungan. 

Ayat ini menegaskan bahwa riyadah bukan sekadar pilihan, tetapi merupakan bagian dari ikhtiar manusia dalam menjaga keseimbangan hidup.

Riyadah sebagai Kebutuhan dan Proses Kehidupan

Hidup adalah rangkaian proses yang terus berubah. Masalah tidak akan pernah hilang dari perjalanan manusia; yang berubah adalah bagaimana ia memaknainya. Di sinilah riyadah memainkan peran sebagai sistem penyeimbang. 

Melalui latihan spiritual yang kontinu, seseorang dapat menata ulang pikiran, menyingkirkan energi negatif, serta memperbaiki cara memandang kehidupan.

Riyadah tidak menjanjikan hilangnya cobaan, tetapi mengajarkan cara menguatkan diri dalam menghadapinya. Dengan demikian, manusia tidak mudah terombang-ambing oleh situasi eksternal, karena ia memiliki pusat ketenangan di dalam dirinya.

Manfaat Riyadah

Riyadah membawa dampak signifikan terhadap ketenangan batin dan kejernihan berpikir. Beberapa manfaat utamanya antara lain:

  1. Mengurangi kegelisahan dan tekanan batin
    Pola hidup yang tidak seimbang sering memunculkan kegelisahan. Riyadah membantu membersihkan pikiran dari hal-hal negatif dan mengembalikan kejernihan hati.
  2. Mencegah frustrasi dan penyakit rohani
    Kegelisahan yang dibiarkan dapat berkembang menjadi frustrasi. Melalui riyadah, seseorang memiliki ruang untuk menenangkan diri dan merenungi makna hidup.
  3. Menumbuhkan sikap tawaduk dan syukur
    Orang yang menjalankan riyadah tidak mudah larut dalam kesedihan saat tertimpa musibah, dan tidak pula berlebihan dalam kegembiraan. Keseimbangan emosional ini menjadikannya lebih dekat kepada Allah melalui sujud syukur.
  4. Menemukan jati diri
    Ketika pikiran jernih dan hati tenang, seseorang akan lebih mudah memahami dirinya, termasuk tujuan hidup serta arah langkahnya.

Penutup

Riyadah adalah jalan sunyi yang dipilih mereka yang ingin kembali menemukan keseimbangan hidup. Di tengah dunia yang menuntut kita untuk bergerak cepat, riyadah mengajarkan untuk berhenti sejenak, menyelami jiwa, dan mendekat kepada Sang Pencipta. Latihan spiritual ini bukan sekadar aktivitas tambahan, tetapi kebutuhan esensial agar manusia tetap utuh sebagai makhluk yang memiliki dimensi lahir dan batin. Dengan menjalankan riyadah secara konsisten, manusia dapat menjalani hidup dengan lebih tenang, jernih, dan penuh syukur. [sh]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Soal-soal Bahasa Madura Kelas IV SD

Soa-soal Bahasa Madura Kelas III

Soal dan Kunci Jawaban Bahasa Madura PAS Kelas IV SD

Soal dan Kunci Jawaban Bahasa Madura Kelas 3 SD di Sumenep

Surajiya dan Juan Dali: sebuah Enigma dan Anak Kecil yang Mewarnai Langit

Mitos Uang Bernomer 999

LPI Nurul Ilmi Gelar Peringatan Hari Guru Nasional 2025 dengan Baca Yasin, Tahlil, dan Doa Bersama

Jurnal Pembelajaran Mendalam dan Asesmen 2.0 (Umum) dengan Topik Pendekatan Understanding by Design dalam Perencanaan Pembelajaran

Contoh Jurnal PPG Modul 1 Pembelajaran Sosial Emosional, dengan Topik Pentingnya Collaborative, Social, and Emotional Learning (CASEL)

Membuat Soal-soal Bahasa Madura Kelas V