Cerpen: Kembali di Panti Asuhan

Karya: Yant Kaiy

Mita besar di panti asuhan. Ia tidak tahu siapa kedua orang tuanya. Bahwa Mita ditemukan pengasuh panti asuhan di dekat tong sampah. Rupanya Mita sengaja dibuang orang tuanya. Mungkin ia anak jadah. Anak yang lahir dari hubungan haram.

Setelah tamat SMP, Mita memilih tidak melanjutkan pendidikannya. Ia ingin mandiri, mau merubah nasib. Mita menjadi pembantu rumah tangga.

Di alam fikirnya, Mita ingin menjadi orang baik dan sukses. Dari keinginan gigihnya, ia berupaya bekerja sebaik mungkin. Semua yang jadi tugasnya diselesaikan lapang dada. Tidak kenal lelah. Tidak berlebihan kalau majikannya senang memiliki pembantu Mita.

Tidak sampai setahun, Mita dituduh mencuri perhiasan oleh majikannya. Kalau diuangkan nilainya tujuh kali gajinya. Mita melakukan pembelaan. Tapi semua sia-sia belaka. Orang kecil seperti dirinya di bumi nusantara tak ubahnya debu. Mita dijebloskan ke penjara.

“Bersabarlah, Nak! Tuhan senantiasa bersama orang-orang yang teraniaya. Berserah dirilah kepada-Nya. Saya percaya kamu tidak melakukan pencurian itu,” ucap pengasuh panti asuhan ketika mengantarkan Mita ke Lembaga Pemasyarakatan.

“Doakan saya agar bisa bersabar, Bapak. Di panti asuhan saya selalu diajarkan untuk bisa menerima takdir-Nya dengan ikhlas hati. Saya juga diajarkan agar senantiasa berdoa baik pada setiap makhluk Tuhan. Dan saya juga diingatkan oleh Bapak untuk tidak berburuk sangka,” tegas Mita. Air matanya menetes.

“Pertahankan itu, anakku!” ucap lelaki berusia 63 tahun begitu haru. Matanya berkaca-kaca. Hatinya bangga melihat Mita bisa mengaplikasikan tuntunan budi pekerti seperti yang selalu diajarkan di panti asuhan.

Mita mencium tangannya. Lalu sipir penjara mengantarkan dia ke kamar tahanan.

Keluar penjara Mita menjadi pramusaji disalah sebuah restoran hotel. Mita berkenalan dengan Debur. Awalnya sebatas kenal. Lama-kelamaan mereka pacaran. Debur lantas menikahinya.

Satu tahun tujuh bulan usia perkawinannya, ketika Mita melahirkan bayi laki-laki. Sebelas hari kemudian Debur menghembuskan nafas terakhir di rumah sakit.

Rumah beserta isinya peninggalan Debur disita bank. Rupanya Debur mempunyai tanggungan hutang cukup banyak. Mita kembali ke panti asuhan. Tidak berapa lama kemudian Mita meninggal dunia akibat penyakit jantung.

“Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian. Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian”. Peribahasa lama ini rupanya tidak berlaku terhadap Mita.[]

Pasongsongan, 31/12/2022



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Soa-soal Bahasa Madura Kelas III

Pertemuan KKG Gugus 02 Pasongsongan Dorong Branding Sekolah via Media Sosial

Soal-soal Bahasa Madura Kelas IV SD

Rapat Bulanan KKG Gugus 02 SD Kecamatan Pasongsongan: Workshop Pendidikan Inklusif di SDN Panaongan 3

Apa Itu Pendidikan Inklusif? Membangun Sekolah Dasar yang Menyambut Semua Anak

Berbagi Pesan Inspiratif Kepala SDN Padangdangan 2 di Acara Buka Puasa Bersama

Soal dan Kunci Jawaban Bahasa Madura PAS Kelas IV SD

Therapy Banyu Urip: Kunci Sukses Ekspansi ke Luar Negeri

Madu Herbal Banyu Urip: Terapi Alami untuk Kesehatan Reproduksi dan Pemulihan Tubuh

Membangun Mindset Masyarakat Indonesia tentang Keampuhan Ramuan Tradisional