Antologi Puisi “Keping Pengembaraan Khayal” (15)
Karya: Yant Kaiy
Kepada Lapar
seharian perut
masih belum diisi
nyamuk-nyamuk mulai mengusik lelah
kumakan canda teman senasib
cerita tentang
sejarah masa
lalu
ternyata telah
melahirkan kesejukan
tak terbayangkan sebelumnya
semuanya akan berubah begitu cepat
seiring malam terus
merangkak
menapaki nisan-nisan di
sisiku
kendati tak mengeluarkan kata-kata
sejenak damaiku menggantikan jiwa terluka
yang sekian lama sengaja kubiarkan
acapkali kupaksakan
derita itu
mencambuk sesal berkepanjangan
menghampar pada permukaan
kulit bumi
tempat dimana aku berteriak, dan
harga diri terjual ramah
kepada mereka yang membutuhkan
bualanku
aku juga tak membutuhkan
dia tertarik
sebab yang
kulontarkan tak lebih dari kepahitan
merajalela di
pembaringan malam.
Pasongsongan, 18/05/9
Brengsek
berulangkali hempasan badai mengguncang jiwa kerdilku bila bimbang menyelimuti permukaan lamunan.
kepada siapa lagi aku harus memuntahkan lahar yang bersemayam diantara kepastian. tak mungkin kebrengsekan kubiarkan
merdeka dan menggerogoti
semua yang ada sehingga aku harus memulai
sesuatunya dari nol besar. bagaimana
penilaian mereka yang mulai kemarin telah
menyaksikan gerak langkahku diantara perjalanan musim. mungkin aku harus
mengunci rapat pintu kamar tempat dimana impian telah terpenjara
sepanjang kebisuan mencengkeram hatiku. sungguh aku tidak menghendaki kebrengsekan demi kebrengsekan bersenyawa dengan harapan yang kian tidak
menentu.
kurenda beragam halusinasi dan
kujadikan mendung
sebelum
hujan membasahi bumi gersangku, lantaran masih banyak yang ingin kukemesi diantara berserakan keping
asa.
Pasongsongan, 17/05/95
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan sopan agar kita bisa memberikan pengalaman yang baik untuk pengunjung. Terima kasih.