Antologi Puisi “Keping Pengembaraan Khayal” (14)
Karya: Yant Kaiy
Pandangan Menggoda
teruntuk ariani
jilbabmulah yang
membawa
pengembaraan lamunanku,
aku hanyut pada
sinar bola
matamu
semakin kurasakan lembut gerakanmu
aku pun lupa pada kiblat semula
yang telah
menggambari hasrat jiwa
kuakui, mengapa
diri ini terlalu bodoh
memaknai semua yang kau berikan
padahal aku sudah
mengantisipasi
sebelum aku
kehilangan kemudi
kau pun semakin mempermainkan khayalku
salahkah jika aku
juga curiga
bahwa semua itu tak lebih
dari sandiwara cintamu
yang akan membuat perjalananku celaka
bagaimanapun aku tak mau terperosok
pada
bara rindu kicaumu
lalu kukemukakan
lebih tegas lagi
namun dia justru
tak mengerti
kupaksakan sekali lagi
barulah ia mau menyadari
apa yang menjedi kehendak hati.
Pasongsongan, 18/05/95
Di Persimpangan
terik yang
senantiasa garang
meleburkan
kemunafikan diriku
sementara kepenatan
juga telah berpadu
dengan langkah hati
kian tak menentu
lalu kebimbangan turut menyerbuku
kusulut sebatang
rokok
sekadar pengusir rindu
orang-orang
sekitarku mulai curiga
maklum, ini adalah
kota besar
bisa saja benak mereke punya prasangka
toh, tidak selamanya penampilan
terlihat
baik tetap baik
kulanjutkan saja
gerakan semula
tak kuhiraukan
mereka
karena aku harus
mengikuti langkah
diantara terik
semakin menyengat.
Pasongsongan, 18/05/95
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan sopan agar kita bisa memberikan pengalaman yang baik untuk pengunjung. Terima kasih.