Antologi Puisi “Keping Pengembaraan Khayal” (13)
Karya: Yant Kaiy
Garis Kegagalan
kutelepon juga dia
meski nurani terlalu
benci
apalegi janji-janji gombalnya mengikatku
sudah dapat
kuterjemahkan segalanya
terdengar sapa meniscaya
membangkitkan
selera rendezvousku
tapi kucoba untuk tidak terkecoh
kupertahankan
wibawaku
dia pun memaksa
setelah tawa
kemudian kutentukan
sebelum kecewa
ternyata kecewaku
tidak terbendung
begitu jitu tipu dayanya terhadapku
pentaskah kau
tertawa
setelah diri ini
terluka.
Pasongsongan, 20/05/95
Lelaki dalam Kulkas
matanya tajam menghujam
aku pada diam sebelum ada isyarat
seketika dia berdeham saat gerakan terakhirku
kucobe untuk
mengimbangi suasana kaku
tampaknya, dia sudah
mulai membaca
walau tidak kesemuanya bisa dimaknai
aku berpura-pura untuk tidak mengerti
perempuan di sampingku memberi peluang
tapi aku tak mampu
memulainya
karena ini adalah pengalaman pertamaku
sungguh aku tak mau harga diri
ditawar rendah
biarpun tidak makan aku takkan
gundah
aku sudah terbiasa mengalami gempa
dia tertawa
lepas
seoleh memberiku
kenyataan
lalu dia bercerite
panjang lebar
sebegai lelaki perkasa
ternyata pengembaraannya amat jauh
melempaui semua yeng terdapat
pada diriku
tepi aku tak mau terjebak kesekian kalinya
terhadap cerita
dinginnya
lentas kucoba menyuguhkan sesuatu
ternyata dia searah dengan
jalan pikiranku.
Pasongsongan, 19/05/95
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan sopan agar kita bisa memberikan pengalaman yang baik untuk pengunjung. Terima kasih.