Antologi Puisi “Wajah Malam” (14)
Puisi Karya Yant Kaiy
Hitamnya Kasihku
mungkin takkan
sehitam ini
asmaraku menjadi
miliknya
merobek
waktu
tanpa
ampun
meski
air mata tak darah.
Sumenep, 03/07/1988
Meniti Hari
kala kita memadu
kasih
kutapaki biru
asmara bersama
semerbak bunga
menghiasi
auskan segala
sengketa
kudekap riak lembut
belaianmu
menepis kebimbangan
mendera
sepotong jalan
mengusir cita kita
membelah kebulatan
tekad berbau lara
tinggallah luka
abadi
menyiksa serentang
usia
ada baris
gersangnya jiwa
di luasnya
kesendirianku
tak kutemukan
noktah akhir
lorong gulita terus
kutelusuri
berkaribkan gundah
berkolam - kolam.
Sumenep, 03/07/1988
Tak Bergairah
tidur menelanjangi
siang
kepenatan tiada
hentinya
membasuh mukaku
ada kejemuan dalam
irama musik
tiada berhenti
memetik gitar
bernyanyi lepas
kendali kadang.
Sumenep, 05/07/1988
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan sopan agar kita bisa memberikan pengalaman yang baik untuk pengunjung. Terima kasih.