In Memoriam Yuli (VII)



In Memoriam Yuli (VII)

Puisi: Yant Kaiy

 

masih terngiang di daun telinga

ketika sumpah-serapahmu keterlaluan terhadapku

masih terasa nyeri menusuk kalbu

ketika kesetiaanku kau khianati

masih tergambar jelas di lensa mata ini

ketika kemunafikan demi kemunafikan kau suguhkan

kau belut semua itu dengan setetes senyum menawan

segalanya terpatri jelas di sini

di sisi perjalanan usiaku

 

dulu kita pernah berikrar setia

untuk saling menyayangi dan mengasihi

serta tidak bertepuk sebelah tangan

namun mengapa kau hancurkan

hanya demi materi

hanya demi isi perut, lalu

kau menghilang tanpa bekas

 

dulu kau pernah berangan-angan

untuk punya dua anak saja

dengan rumah yang mungil

dengan siraman kasih suci saban hari

namun mengapa kau lari tanpa pesan

kau menghilang bagai ditelan perut buni

kau terbang tenpa alasan

tinggallah daku seorang diri

sembari merenungi lukisan hari

yang terlalu hitam untuk dikenangkan

selebihnya

kelicikanmu telah membuat sungai luka

 

Pasongsongan, medio 1993 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BPRS Bhakti Sumekar Pasongsongan Salurkan Sedekah di SDN Panaongan 3

Abu Supyan: Kepala SD yang Memiliki TK Satu Atap Diminta Segera Urus Izin Operasional

MS Arifin Menerima Kunjungan Ahli Pengobatan Alternatif di Yogyakarta

Anak Yatim di SDN Panaongan 3 Terima Santunan dari BPRS Bhakti Sumekar Pasongsongan Kabupaten Sumenep

Saran Agus Sugianto dalam Rapat KKG SD Gugus 02 Pasongsongan

Ramuan Banyu Urip Bawa Serda Arifin Go International

Agus Sugianto Sependapat dengan Pengawas Bina SD, Dorong Pengurusan Izin Operasional TK Satu Atap

Cara Penggunaan Ramuan Banyu Urip Sesuai Anjuran MS Arifin

KKG SD Gugus 02 Pasongsongan Gelar Rapat Penyegaran dan Konsolidasi

Abah Asep, Perjalanan Panjang Sang Pejuang Herbal Therapy Banyu Urip