Antologi Puisi “Suram Bertirai Gelap” (8)
Karya: Yant Kaiy
Sinting
kebebasan telah
mengalir
mengajariku tentang
lukisan pancaroba
tentang wanita lacur
yang kugandrungi
tentang mimunan keras, memabukkanku selalu
tawaku menerjang
kebekuan jalan waktu
tak jarang lupa
diri
astagfirullah hal adzim…
kenapa jalan pikiranku jadi sempit
tak mampu menerjemahkan sisi kehidupan
aku telah terbuai
nafsu menyesatkan
menipu mata hatiku tanpa batas
aku tergeletak di muansa impian
kosong
pada tengah kesadaranku
sesungguhnya, kini
bisikan animo iblis bangkit
kembali
mengipasi benak
kudusku
tidak… kutak ingin kembali lagi
pada bentuk
kesintingan masa lalu itu
yang pernah leburkan kesejatian jiwa
kumau menatanya kembali
diantara asa membara
bukankah layar sudah kukibarkan
menanti sang angin
bertiup
meninggalkan kebejatan
semata.
Pasongsongan, 27/01/96
Di Candi Penataran Blitar
hujan yang membasahi
tubuhmu
tak mampu melepuhkan
hasrat itu
sungguh mulia
pengorbananmu
padahal kutak memaksamu melakukannya
demi langit dan
bumi yang kupijak
barangkali hanya rasa setia
selebihnya tidak ada
terima kasih, gadis pujaan
Pasongsongan, 27/01/96
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan sopan agar kita bisa memberikan pengalaman yang baik untuk pengunjung. Terima kasih.