Antologi Puisi “Riak Sungai Debur Hati” (12)
Karya: Yant Kaiy
Angin
sontak keterpencilan
membayangi
langkah. kemauan
membara
mengembangkan
perjuangan
tertambat, syahdu
kedengarannya
membahana ke langit
kamar
selaksa kuterbang,
mengembarakan
beragam angin hasrat. lelah dan resah
kutambatkan persepsi lama, kuno
kelihatannya antik
benar, searah anginku
tak selamanya diam membuih
bisa saja
bergelegar.
berkaribkan gersang
tanah kelahiran.
Pasongsongan, 19/12/90
Menyulam Kagalauan
pasrah di antara kedamaian.
semata penyejuk
garang amarah
menampar persahabatan
sia-sialah, berjalan tanpa kiblat musim
penyesalan semalam.
kesenyapan
menuruti naluri
ternatal kembali,
dan menggersang,
semerbak kecewa diri
ingin kutinggalkan
lebih jauh, dari esok
menyongsong teduh.
meruah kepastian
renyah kegalauan
mencambukiku
kelam. suramlah
hariku,
ternyata tiada,
lebih tabah
dari kemarau
keberanian
dan kesewenangan
itu. membelit
mengikat erat.
abadilah asa
tak aus meski hujan
menyiram…
Pasongsongan, 20/12/90
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan sopan agar kita bisa memberikan pengalaman yang baik untuk pengunjung. Terima kasih.