Antologi Puisi “Masyuni” (25)
Puisi Karya Yant Kaiy
Pengangguran
santai saja kududuk menunggu hujan
dari berlomba-lomba bingung
menyustkan kepastan angan tercapai
resah adanya. sudah berapa jauh kaki
menghil angkan
serat-serat galau
berapa banyak jalan
terlewati
tapi, percuma kumembuang
pesing suasana
kesendirian senja
lekat di kelopak jiwa. kemandirian semu
dibalut beraneka permata kegagalan
diam. bagiku lebih
baik begitu
lantaran permata kehidupan ada
di situ
jangan terlalu jauh
mencarinya
di sini
di antara kecewa
berbuah lara
pelajaran sekaligus
guru menata
hidup lebih laik
dari kemarin
begitu literator menumpahkan kalimat
pada kedewasaan tanpa bekal. kreatiflah I
ketimbang jadi sampah
negara
menjadi manusia
mandiri. bukan beban
hanya menghiasi
dunia dengan
perang pencitraan diri semata.
Sumenep, 05/07/93
Dari Detik ke Pagi
buat Herry Santoso
fajar menyingkap
langkah kita
membukukan lembaran
baru. harapan
tiap-tiap makhluk
bernyawa
kita selalu melangkah dalam gelap
kadang kita harus meraba. mencari
tongkat dian lorong
perjuangan
detik melahirkan pagi kita
pengorbanan.
begitu selalu sikap
yang kita kerjakan tanpa upah
dari sini kita
hanya dapat berharap.
Sumenep, 06/07/93
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan sopan agar kita bisa memberikan pengalaman yang baik untuk pengunjung. Terima kasih.