Antologi Puisi “Keping Pengembaraan Khayal” (10)
Karya: Yant Kaiy
Sesal dintara Impian Jingga
banyak sudah yang kukorbankan
pada pengembaraan jati diri
ternyata melahirkan
sesal berkepanjangan
sejuta impian sontak menelan kehampaan
ingin rasanya kuberteriak
semerdeka mungkin
tapi kesia-siaan telah menghadangku
begitu garang, siap melumat tubuh lemah ini
haruskah aku ambruk
sebelum masanya
tidak. sama sekali aku tak menghendaki
aku akan berjuang sampai
titik terakhir
dan kubiarkan sesal
mencambuk impian
jingga
bahkan diriku takkan pernah peduli
sesungguhnya aku ini berada dimana
antara kesombongan
atau kesabaran
aku semakin tidak
tahu
apakah aku berjuang
untuk diri sendiri
ataukah hanya
untuk kesenargan fana belaka
aku pun terjebak pada pemahaman amat rumit
seharusnya aku berlalu
entah mengapa aku jadi kaku
membiarkan sesal menghujam
kalbu.
Pasongsongan,
12/05/95
Di Persimpangan Jalan Berliku
teruntuk fida t.
usiamu semakin
senja, juga
parasmu mengikuti
penuaan
tampaknya kau
tak gentar
sedikit pun tiada kecemasan
kau akan ditinggal pemujamu
diriku salut
terhadap idealismemu
pada diri sendiri aku bertanya
sanggupkah aku bertahan pada kesunyian
mengurung diri pada impian tak
menentu
sementara peluang sukses telah
menanti kita
di gerbang harapan yang
terlihat nyata
menanti yang tak pasti
terlalu lama
bukankah akan
menggerogoti usiamu
di persimpangan jalan
ini
kembali aku menoleh
sebelum jatuh pagi
sebab disitu kita
pernah membuat prasasti
tentang persahabatan lebih
bersifat kekeluargaan
walau terselip
dusta dan kesombongan
kita akan terus
juga melangkah
pada harapan yang berliku.
Pasongsongan, 13/05/95
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan sopan agar kita bisa memberikan pengalaman yang baik untuk pengunjung. Terima kasih.