Sungai Darah Naluri (20)



Novel: Yant Kaiy

Anehnya mereka tidak mau tahu dengan kejengkelan yang kupersembahkan. Atau mereka memang tuli akan nasib yang lebih sengsara dari mereka? Meskipun kehadiranku ke gedung angkuh dan sombong ini bukan undangan mereka, toh semua itu wajar, sebab diriku bukan maling yang akan menggarong isi perut mereka, bukan pula pengemis tak tahu malu. Antara kami saling membutuhkan, walau mereka tak jarang berlagak sok paling dibutuhkan.

Aku masih punya hati, perasaan sebagai manusia tak berwibawa. Padahal aku  lebih peka dari otaknya yang tak tahu malu sendiri makan dari perjuangan dan pengorbanan manusia tak bersalah.

Aku turun tangga. Berbelok, berputar di lorong berkamar yang tak berdinding. Tak kujumpai debu di sepanjang lantai, kecuali kebisingan suara dari tawa tak berpendidikan; tak tahu adat !... Barangkali budaya penjajah masuk pada kepribadiannya yang tak bisa ditawar lagi? Sesekali langkahku terhenti membaca advertensi bertuliskan huruf besar, mengalahkan kebesaran kekuasaan seorang kaisar atau seorang raja yang dapat memberikan amnesti, abolisi, rehabilitasi dan keputusan penting lainnya. Sungguh. Aku bergerak seperti semut seolah-olah kehilangan lubang perjuangan beriringan dengan aliran darah ke gekujur harapanku, ketidak-sanggupanku meleleh, mencair, mengukir dan terdampar pada sebuah pulau keganasan. Yah, sebenarnya aku masih belum terlambat untuk mencari jawaban dari teka-teki kegamangan itu sendiri.

Malamku bersemedi.

Kudapatkan bertangkai inspirasi.

Bersyukur tidak kering.

Padahal telah kubuat mencuci baju.

Aku kembali menggelar karya-karyaku kepada mereka yang termasuk dalam golongan paling bersemangat bekerja, bukan sekadar impian tak menentu, lantaran aku tidak sembarangan melontarkan alasan kepada mereka sebelum memvonis salah kepada keabsahan itu sendiri. Di sebuah tempat, di sebuah perbincangan dan di sebuah penawaran yang mirip dengan tukang jual jamu keliling di berbagai persimpangan jalan. (Bersambung)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Soa-soal Bahasa Madura Kelas III

Soal-soal Bahasa Madura Kelas IV SD

Pisah Kenang Siswa Kelas VI SDN Pasongsongan 1: Pentas Seni yang Spektakuler dan Mengagumkan🔥

Wali Murid dan Guru Bersinergi Sukseskan Acara Pelepasan Siswa Kelas VI SDN Padangdangan 2💪

Pelepasan Siswa Kelas VI SDN Padangdangan 2 Berlangsung Meriah🔥

Pelepasan 1000 Merpati Tandai Dimulainya Haflatul Imtihan di Pesantren Annidhamiyah

SMPN 1 Pasongsongan Perkenalkan Program Pendidikan kepada Siswa SDN Panaongan 3 dalam Sosialisasi Penerimaan Siswa Baru

Grand Opening Haflatul Imtihan 2025‼️ Menyemai Prestasi, Merawat Tradisi di Pondok Pesantren Annidhamiyah🔥

Upacara Pembukaan Perkemahan Sataretanan (Perkasa): Sambutan Kamabigus🔥

Najma Fairus Bikin Haru di Acara Perpisahan SDN Padangdangan 2🔥