Cerpen: Mendung Hitam Berarak
Cerpen: Yant Kaiy
Karena
nilai persahabatan, Nita lebih banyak mengalah dalam banyak hal. Itu dulu. Tapi
kali ini tidak. Ia harus mempertahankan cintanya. Sepanjang cowok yang
dicintainya serius, mau menerima apa adanya.
Nita
tidak tahu ayah-ibunya. Kedua orang tuanya divonis hukuman mati ketika Nita
berusia satu tahun lima bulan. Mereka berdua jadi bandar Narkoba jenis
sabu-sabu. Inilah sepenggal kisah kelam orang tuanya. Ia tahu cerita ini dari
neneknya yang telah membesarkannya penuh limpahan kasih-sayang.
Setelah
meninggal neneknya, Nita hidup sebatangkara. Beruntung neneknya pergi ke alam
baka disaat Nita sudah bekerja.
Nita
hijrah ke kota lain. Ada banyak alasan Nita pindah. Salah satunya ia ingin
mengubur kisah kelam orang yang menyebabkan dirinya lahir ke alam dunia. Ia
menjual rumah warisan. Uangnya dibelikan rumah di kota baru tempatnya bekerja.
Di
lingkungan baru, Nita menata diri sebaik mungkin. Totalitas dalam bekerja
menempatkan dia pada posisi strategis di perusahaannya. Mitra kerja Nita
menilai, bahwa dirinya pantas menempati kepala bidang pemasaran.
Diam-diam
Debur sebagai atasannya mulai punya hati kepada Nita. Sedangkan Debur diketahui
amat dekat dengan Laras. Laras teman sekolah Nita.
“Jujur
aku sangat menyukaimu, Nit,” cetus Debur tatkala beranjangsana ke rumah Nita
pada malam Minggu. Ini kali pertama Debur ke rumah Nita.
Nita
terbelalak mendapat ungkapan Debur. Ia tak menyangka akan mendapat kejutan itu.
“Lalu
bagaimana Laras? Aku tak mau merusak persahabatan kami. Laras itu seperti
saudara kandung. Dialah satu-satunya orang paling berjasa dalam hidupku selama
ini. Aku tak punya siapa-siapa disini. Hanya Laras yang kupunya,” tandas Nita
tanpa mau kompromi.
Dari
ujung mata Nita, terlihat Debur tersenyum.
“Aku
dan Laras tidak ada hubungan apa-apa. Memang aku dekat dengannya. Itu hanya
sebatas teman kerja,” ujar Debur meniscaya.
“Tapi
Laras menyukaimu, Bur,” protes Nita.
“Aku
tak pernah menyatakan cinta padanya,” ungkapnya jujur.
“O
ya?”
Debur
mengangguk. Suasana jadi hening. Nita berpikir bijak. Tidak mudah baginya
membuat keputusan.[]
Pasongsongan, 29/12/2022
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan sopan agar kita bisa memberikan pengalaman yang baik untuk pengunjung. Terima kasih.