Antologi Puisi “Bahtera Janji Dusta” (3)
Karya: Yant Kaiy
Gelang Asmara Mengikat
Lara
di
antara bukit-bukit gersang
kugali
pada tubuhnya sajak keraguan
mungkin
dapat kutemukan mutiara kasihmu
impian
banyak lelaki
sebab
keabadian cinta amat dibutuhkan
disini
akan mengalir oase
tempat
kita bermanja riang saban waktu
ketika
senja mulai menjingga
kala
perjumpaan kita akhiri bersama
sontak
ada kalimat lara
yang
seringkali kita takutkan
tapi
kau lebih lama berdiam diri
kuyakin
itu bukan sikapmu
den
kutemukan dusta di telaga matamu
ternyata
kejujuran yeng kau inginkan
masih
jauh dari pantai harapan
dapatkah
aku bertahan di lembah kasihmu
jika
di sisi hati mulai tumbuh cemburu
sementara
kau kian tak peduli.
Pasongsongan,
15/01/92
Kematian Sang Dara
patah
hati melahirkan benci
pada
diri sendiri yang tak berarti
tak
ubahnya batu berdiri kaku
diantara
hamparan kehidupan
buah
kekecewaen yang menimpaku
masih
dapat terobati
kendati
tidak terlalu pasti
sedikit
bisa mengendalikan emosi
berbeda
dengan kematiamu
terlalu
cepat dikenangkan
setelah
perkenalan sesaat
kite
tambatkan pada tunas persahabatan
kematiamu
adalah deritaku
walau
diantara kita tak ada cinta
kupanjatkan
doa bagi perjalanan abadimu
semoga
damai di sisi-Nya.
Pasongsongan,
16/01/92
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan sopan agar kita bisa memberikan pengalaman yang baik untuk pengunjung. Terima kasih.