Doa Terakhir



Pentigraf: Yant Kaiy

Perpisahan diakhir tahun lalu terasa seperti kemarin sore. Suamiku dinyatakan terpapar Covid-19 oleh tim dokter. Aku seolah tidak percaya. Kepergiannya terlampau cepat. Hanya dua hari berada di rumah sakit. Kami tidak boleh menemaninya. Sendiri membeku dalam kesendirian, berteman sunyi. Jiwaku terguncang.

Bagiku dia tipe lelaki setia, ketika aku melahirkan anak pertama, perhatiannya tidak kutemukan bandingnya. Ia ibarat pembantu melayani sang ratu, segala keinginanku terkabulkan, terlayani dengan baik sekali.

“Rawatlah anak kita. Semoga kau cepat menikah!” Kalimat mengiris kalbu, terlontar lirih dari bibirnya, menjelang ke rumah sakit.[]

Pasongsongan, 12/1/2021





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Soal-soal Bahasa Madura Kelas IV SD

Soa-soal Bahasa Madura Kelas III

Soal dan Kunci Jawaban Bahasa Madura PAS Kelas IV SD

Soal dan Kunci Jawaban Bahasa Madura Kelas 3 SD di Sumenep

Surajiya dan Juan Dali: sebuah Enigma dan Anak Kecil yang Mewarnai Langit

Mitos Uang Bernomer 999

LPI Nurul Ilmi Gelar Peringatan Hari Guru Nasional 2025 dengan Baca Yasin, Tahlil, dan Doa Bersama

Jurnal Pembelajaran Mendalam dan Asesmen 2.0 (Umum) dengan Topik Pendekatan Understanding by Design dalam Perencanaan Pembelajaran

Contoh Jurnal PPG Modul 1 Pembelajaran Sosial Emosional, dengan Topik Pentingnya Collaborative, Social, and Emotional Learning (CASEL)

Jurnal Pembelajaran PPG Modul 2 Filosofi Pendidikan dan Pendidikan Nilai