Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label Opini

Cakades 01 Batukerbuy: Antara Mimpi dan Harapan

H Zainal Fatah, Cakades Batukerbuy nomor urut 01. (Foto: Yant Kaiy) Catatan: Yant Kaiy H Zainal Fatah adalah Calon Kepala Desa (Cakades) Batukerbuy Kecamatan Pasean Kabupaten Pamekasan. Sosok pria berjiwa besar ini akan maju ke putaran Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) serentak pada 23 April 2022. H Zainal Fatah akan bersaing dengan seorang kandidat perempuan. Dirinya yakin akan bisa memenangkan kontestasi Pilkades tersebut. Ada beberapa poin penting yang berlaku di tengah-tengah masyarakat Desa Batukerbuy saat ini, mereka cenderung mendambakan perubahan signifikan. Mereka mengimpikan hidup lebih sejahtera dan makmur. Masyarakat Desa Batukerbuy rupanya sudah mempunyai tambatan hati. Untuk menuju perubahan, mau tak mau mereka mesti menitipkan harapannya di pundak H Zainal Fatah, Cakades dengan nomor urut 01.[] Yant Kaiy, Pimred apoymadura.com

Kerupuk 2022, tidak Lagi Renyah

Catatan: Yant Kaiy Kakak saya menjalankan bisnis kerupuk poli sejak 14 tahun yang lalu. Ia membuat, menjemur, menggoreng dan menjual kerupuknya ke Pasar Jangara Desa Paberasan Kecamatan Kota Sumenep. Roda bisnis kerupuk Kakak berjalan lancar jaya dan mantap jiwa. Walau penjualan kerupuknya berskala kecil, tapi cukup untuk menopang hidup keluarganya. Baru 2022, era Presiden Jokowi harga minyak goreng curah melambung tinggi. Dengan berat hati, harga kerupuk Kakak pun dinaikkan. Sebagian besar konsumen tidak protes. Mereka mafhum dengan situasi yang berlaku saat sekarang. Belum selesai persoalan minyak goreng yang membuat kelimpungan penghuni bumi nusantara, pemerintah tiba-tiba menghujani ‘derita’ rakyatnya kembali, yakni dengan menaikkan harga BBM. Tidak bisa dielakkan lagi, harga-harga kebutuhan pokok masyarakat merangkak naik.[] Yant Kaiy, Pimred apoymadura.com

Tetap Lestari: Tradisi Molang Are di Pasongsongan

Tradisi Molang Are di Pasongsongan. (Foto: Yant Kaiy) Catatan: Yant Kaiy Sebagian besar di Desa/Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep, tradisi Molang Are tetap lestari hingga kini. Tak lekang oleh waktu. Tak luntur digerus modernisasi. Tradisi Molang Are bagian budaya Islami setelah bayi lahir. Pada umumnya ketika bayi menginjak usia 40 hari. Tetangga diundang untuk mendoakannya lewat pembacaan ayat-ayat suci Al-Quran dan Shalawat Nabi. Selain itu didalamnya ada aqiqah, penyembelihan hewan ternak. Dua ekor kambing bagi bayi laki-laki, satu ekor kambing bagi bayi berjenis kelamin perempuan. Hakikat aqiqah sebenarnya sebagai wujud syukur keluarga atas kelahiran bayi..[] Yant Kaiy, Pimred apoymadura.com

Lewat Panggilan Jiwa, H Zainal Fatah Bangkit

Catatan: Yant Kaiy Cakades Batukerbuy 01 Kecamatan Pasean Kabupaten Pamekasan, H Zainal Fatah berangkat dari panggilan jiwa maju ke pesta demokrasi langsung (Pilkades). Murni ingin membuat perubahan demi kesejahteraan, keadilan beradab dan kemandirian Desa Batukerbuy lebih baik. Niat tulus itu bukan isapan jempol belaka. H Zainal Fatah sangat yakin bisa merubah Desa Batukerbuy lebih bermartabat. Karena desa luas yang didalamnya ada 21 dusun ini memiliki potensi Sumber Daya Alam (SDA) tak tergarap maksimal dan tak tertata kelola apik selama ini. Akhirnya, Desa Batukerbuy stagnan. Tidak bisa berinovasi. Terjebak dalam kubangan kemunduran bertahun-tahun. Sekarang, tampaknya sebagian besar masyarakat Desa Batukerbuy satu keinginan dengan H Zainal Fatah. Satu aspirasi, ingin membuat perubahan.[] Yant Kaiy, Pimred apoymadura.com

Mengenal Cakades Batukerbuy 01 Pasean

Catatan: Yant Kaiy Dalam pengundian nomor urut Cakades (Calon Kepala Desa) Batukerbuy Kecamatan Pasean Kabupaten Pamekasan beberapa waktu lalu, H Zainal Fatah menempati nomor urut 01. Dia akan maju ke gelanggang Pilkades (Pemilihan Kepala Desa) Batukerbuy pada 23 April 2022. H Zainal Fatah akan bertarung dengan satu kandidat, seorang perempuan. Wilayah Desa Batukerbuy sangat luas. Didalamnya ada 21 dusun. Potensi SDA (Sumber Daya Alam) berupa hasil pertanian dan perikanan. Tapi SDA tersebut belum tergarap sempurna. H Zainal Fatah terpanggil jiwanya untuk membuat perubahan menuju kesejahteraan yang adil dan beradab. Tak terbersit dalam benaknya mencari popularitas, kemewahan atau untuk memperkaya diri. Dirinya percaya, bahwa Tuhan akan selalu bersama orang-orang yang punya niat tulus membuat perubahan lebih baik bagi Desa Batukerbuy. Manusia tidak punya kekuatan apa-apa. Semua hanya menunggu takdir-Nya.[] Yant Kaiy, Pimred apoymadura.com

Belajar Jadi Youtuber

                 Catatan: Yant Kaiy Diusia lebih dari kepala lima, saya belajar menjadi Youtuber, membangun channel Apoy Madura. Selama lebih satu tahun, channel Youtube saya mendapatkan tidak lebih dari 500 subcriber dan hampir mendekati 2000 jam tontonan. Padahal syarat untuk bisa dimonetisasi wajib mencapai 1000 subcriber dan 4000 jam tontonan. Awal ketertarikan jadi Youtuber karena saya memiliki website www.apoymadura.com . Tujuannya agar pengunjung lebih betah membaca tulisan di website karena tersaji video didalamnya. Beragam support dari hasil kreasi konten Youtube berdatangan. Senang bisa berbagi terhadap sesama kendati tidak mendapatkan pundi-pundi penghasilan. Sebenarnya saya bisa berburu subcriber dan viewer lewat beraneka aplikasi, tapi saya tidak lakukan. Bukan sok suci, tapi itu melanggar kebijakan Youtube.[] Yant Kaiy, Pimred apoymadura.com.

Mencari Receh di Sosmed

Catatan: Yant Kaiy Terbuka lebar jalan mengumpulkan receh via sosial media dengan mendownload aplikasi yang tersedia di Google Playstore. Impian manis itu bukan isapan jempol belaka. Banyak diantara mereka yang sukses mendapatkan pundi-pundi harta karenanya. Tapi ada pula yang gagal, terjungkal di lembah penyesalan. Lalu mereka banting setir ke dunia kerja konvensional. Tak sanggup dalam penantian cukup panjang, melelahkan. Seorang teman masa kecil saya terus memaksakan diri. Menembus kabut mimpinya. Tanpa kenal lelah. Ia terus berkreativitas. Berkarya tanpa batas. Segala cemooh tak dihiraukannya. Pepatah: ”Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian” menjadi miliknya. Tuhan Maha Bijaksana. Teman saya kini mendapatkan income dari sosmed (sosial media) melebihi gaji PNS (Pegawai Negeri Sipil).[] *)Yant Kaiy, Pimred apoymadura.com

Memahami Tupoksi Jurnalis

Catatan: Yant Kaiy Ketika saya menulis opini tentang sosial budaya, mengulas ketimpangan yang merugikan masyarakat luas, berhamburan respons pro dan kontra datang. Yang bikin hati geli, ada diantara mereka salah memahami Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi) seorang jurnalis. Mereka mendaulat saya untuk memberikan solusi. Padahal saya hanya mengritisi kejanggalan menyakitkan hati nurani rakyat. Ada pula yang berkomentar agar saya mengajukan proposal ke dinas pemerintah. Lucu. Ternyata masih banyak diantara mereka yang awam.[] *) Yant Kaiy, Pimred apoymadura.com

Perda Ngibul Bantuan Hukum

Oleh: Sulaisi Abdurrazaq (Direktur LKBH IAIN Madura) "Kalau ahli hukum tak merasa tersinggung atas pelanggaran hukum, sebaiknya dia jadi tukang sapu jalanan".  Pramoedya Ananta Toer (Penulis dari Indonesia 1925-2006) . DOSA jariyah yang tidak akan pernah putus adalah dosa anggota DPRD dan Pemkab Pamekasan pembuat Perda No. 10/2015 tentang Bantuan Hukum. Kecuali Perda itu diperbaiki atau dicabut. Kita tidak tahu apakah Perda Bankum itu inisiatif eksekutif atau legislatif. Tapi paling tidak, kami tidak akan berhenti untuk mengkritik dan mengoreksi produk hukum, meski selama ini masih melalui upaya-upaya FGD, telaah dan diskusi, lalu membentuk public opinion untuk menegaskan bahwa Perda No. 10/2015 tentang Bankum di Pamekasan mengalami cacat substansi. Cacat substansi dimaksud menyebabkan disorientasi. Awalnya untuk menjamin warga tidak mampu agar mendapat akses keadilan ( access to justice ) dengan prinsip equilitity dan kepastian hukum. Tapi nyatanya, hukum berakh

Stop Rasisme terhadap Etnis Tionghoa Pamekasan

Sulaisi Abdurrazaq, SHi, MIP Oleh : Sulaisi Abdurrazaq (Ketua DPW APSI Jatim) "Kita harus mengatasi rasisme sistemik dalam sistem peradilan pidana kita. ” (Hillary Clinton, Politikus Amerika Serikat 1947) . KALIMAT Hillary di atas seperti sebuah lukisan, tentang kebencian rasial yang menjadi hantu bagi Amerika. Tak hanya Amerika, Indonesia tak pernah pula kehabisan tinta untuk melukis peristiwa rasial yang memilukan. Riset Amy Freedman dari Franklin and Marshall College, Amerika, melukiskan bahwa kebencian terhadap etnis Tionghoa di Indonesia adalah hasil politik pecah - belah penguasa. Pada buku "Political Institutions and Ethnic Chinese Identity in Indonesia", Freedman menyebut Soeharto memaksa kelompok Tionghoa melakukan asimilasi sembari mengidentifikasi mereka sebagai non - pribumi. Jauh sebelum itu, pada 10 Oktober 1740, Gubernur Jenderal Hindia Belanda ke-25, Adrian Volckanier mengeluarkan surat perintah: B unuh dan bantai orang-orang Cina. Apa pa

Santet, Terdengar Mengerikan

Gambar: pexels.com Catatan: Yant Kaiy Ketika salah sebuah klinik memvonis seorang pasien tidak memiliki penyakit, maka si sakit mentalnya kacau. Pikirannya melayang. Hal-hal mistik (gaib) mulai menyetubuhi benaknya. Sadar tidak sadar, daya tahan tubuh (imun) jadi menurun. Harapan sembuh terkikis karena menurutnya tidak akan ada lagi obat medis yang bisa menyembuhkan penyakitnya. Padahal ia nyata sakit. Suhu tubuhnya tinggi seperti terbakar. Alat-alat kedokteran ternyata tidak bisa mendiagnosa penyakit apa yang dideritanya. Ending dari pergulatan opini keluarga mengerucut pada santet. Santet atau guna-guna adalah ilmu hitam. Ilmu untuk mencelakai orang lain dari jarak jauh. Mereka sepakat mencari pengobatan alternatif. Dari satu dukun ke dukun lain memohon kesembuhan. Mereka sedikit demi sedikit mulai melupakan Tuhan yang dipercaya sebelumnya sebagai Maha Penyembuh. Tatkala kesembuhan tak kunjung datang, si penderita bertambah tersiksa. Lalu mulai percaya dengan kata-kata du

Harlah NU ke-99 Pasongsongan, Dikemas Sederhana tapi Komprehensif

Kiai Ahmad Riyadi, M.Pd. Catatan: Yant Kaiy Peringatan Harlah NU ke-99 tahun 2022 di Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep memang terkesan sederhana. Mungkin orang bilang biasa-biasa saja. Tapi berdasar pantauan media ini ( apoymadura.com ), ternyata masing-masing Banom (Badan Otonom) dan Lembaga MWC NU Pasongsongan menggelar acara sesuai misi yang diembannya. Mereka semua bergerak, selaras dengan apa yang direncanakan lewat rapat bersama jajaran pengurus MWC NU Pasongsongan sebelumnya.   Contohnya, LTM (Lembaga Takmir Masjid) MWC NU Pasongsongsongan menggelar acara Khotmil Qur'an. Bertempat di Masjid Al-Ihsan dan Masjid Al-Hidayah Desa Pasongsongan. Acara ini diselenggarakan tanggal 1/2/2022, sekaligus sebagai permulaan start perayaan Harlah NU. Demikian pula, tiap-tiap Pengurus Ranting Desa menggelar pengajian (ceramah agama) bergilir yang dainya dari para kiai alim NU Pasongsongan. Bahkan, PAR (Pengurus Anak Ranting) yang anggotanya hanya orang-orang skop satu kam

Telusur: Menyingkap Masa Hidup Syekh Ali Akbar Pasongsongan

Daun pintu Astah Syekh Ali Akbar Pasongsongan yang menerangkan wafat dan beberapa gelar beliau. (Foto: Yant Kaiy) Catatan: Yant Kaiy Seorang pengamat sejarah berasal dari Bondowoso lewat pesan singkat di sosial media bertanya tentang masa hidup Syekh Ali Akbar. Saya katakan, Syekh Ali Akbar meninggal dunia pada 14 Jumadil Akhir 1592 Hijriah atau Sabtu, 28 Maret 1592 Masehi. Catatan tentang wafat beliau terdapat di daun pintu Astah Syekh Ali Akbar di Dusun Pakotan Desa/Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep, Jawa Timur. Tulisan berhuruf Arab di daun pintu itu juga menerangkan beberapa gelar yang diberikan Raja Sumenep terhadap beliau. Dari bukti valid ini tentu tak bisa terbantahkan kalau jasa-jasa beliau sangat besar terhadap Kerajaan Sumenep. Untuk tidak menimbulkan keragu-raguan tentang cerita dari mulut ke mulut (folklor) di tengah-tengah masyarakat, saya kemudian mencari bahan bacaan ke Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Sumenep. Berikut beberapa Raja Sumenep ya

Mengamati Ruang Kosong Sepeda Motor Dibawah 100 cc di Indonesia

Catatan: Yant Kaiy Sudah sebelas tahun lebih saya kemana-mana mengendarai sepeda motor rantai 110 cc. Paling banter melarikan sepeda motor 60 Km/jam. Walau di speedo meter kendaraan tertulis 160 Km/jam. Intinya, bagi saya mubazir mesin motor besar kalau kebutuhan melarikan kendaraan kecepatannya tidak lebih dari angka 60 Km/jam. Sedangkan saat ini perusahaan kendaraan roda dua cc-nya semakin tinggi. Seiring itu pula konsumsi bahan bakar minyak, bayar pajak, ganti suku cadang makin membengkak biayanya. Baik secara langsung dan tidak, pabrik kendaraan itu telah menjadi penyebab utama habisnya cadangan bahan bakar minyak bumi sebelum waktunya. Berbanding terbalik dengan kampanye perusahaan kendaraan, bahwa jenis produk kendaraannya yang teririt di kelasnya dan paling ramah lingkungan. Semuanya gombal. Perusahaan lebih mengutamakan keuntungan dari pada kepentingan hidup penduduk di negeri ini. Sementara di negara asal perusahaan kendaraan tersebut, produk kendaraan roda dua mer

Modifikasi SO Pemkab Sumenep

Catatan: Yant Kaiy Bupati Sumenep Achmad Fauzi di awal 2022 melaksanakan amanat undang-undang dengan merombak Struktur Organisasi (SO) Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep. Ada dua Organisasi Perangkat Daerah (OPD) selama Januari mendapat sorotan masyarakat luas dengan adanya unjuk rasa. DPMD (Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa) yang belum kelar menyelesaikan kasus sengketa Pilkades Matanair Kecamatan Rubaru. Dinas Pendidikan (Disdik) Sumenep yang dipertanyakan keseriusan dan komitmennya menyelesaikan permasalahan pendidikan. Adanya disparitas (ketimpangan) mencolok antara wilayah daratan dan kepulauan. Baik dari infrastruktur, sarana-prasarana, termasuk guru. Urgensi kedua demontrasi itu memang berbeda. Namun sisi baiknya dapat ditarik garis lurus, bahwa warga masyarakat Kota Keris Sumenep menghendaki kebijakan berkeadilan dari semua pimpinan OPD. Dibutuhkan rencana kerja sistematis sehingga memperoleh capaian sukses membanggakan bagi seluruh lapisan masyarakat. Kit

Mencermati Aneka Warna Bantuan Pemerintah

Catatan: Yant Kaiy Membantu orang miskin pahalanya luar biasa. Tak ada satu pun orang membantah. Garansinya surga. Dosa-dosa luntur karenanya. Semua kitab agama manapun telah mencatatnya. Sejak kekuasaan Indonesia ada di tangan Presiden Joko Widodo, warna-warni bantuan deras mengalir pada masyarakat. Tumpang-tindih namanya. Semua berlabel: “Bantuan”. Sistem politik ini sah-sah saja diaplikasikan oleh penguasa manapun. Lantaran itu bukan jalan sesat dimurkai Tuhan. Tidak menyalahi perundang-undangan negara. Dari sikap dermawan ini akan menatalkan cinta-kasih terhadap pemberi bantuan. Fakta di lapangan, warga masyarakat yang tercover bantuan pemerintah tersebut senang bukan kepalang. Girang luar biasa. Terutama bagi mereka yang satu kepala keluarga menerima lebih dari satu label bantuan. Berbanding terbalik dengan mereka yang tidak tersentuh bantuan pemerintah. Padahal diantara mereka ada yang lebih pantas menerima manfaat. Kelompok ini kecewa, pasrah. Benih-benih tidak simpa

Siap-siap Didepak: Nasib Guru Honorer Tua

Catatan: Yant Kaiy Mengabdi jadi guru honorer puluhan tahun. Usia hampir mencapai kepala lima. Uban di kepala mulai terlihat. Gigi banyak yang tanggal. Baju, celana dan sepatu lusuh. Mafhum. Mereka dibayar tidak lebih Rp 300.000,- tiap bulan. Mungkinkah elegi guru honorer tua tidak terpotret oleh pemilik kebijakan negeri ini? Dedikasi mereka menguap terbawa angin lalu. Harapan menggantung di langit angan-angan. Buktinya, seleksi PPPK kemarin banyak diantara mereka tidak tercover. Padahal itu merupakan jalan satu-satunya bagi guru tua tersebut terangkis dari lembah kemiskinan. Rupanya kemampuan berpikir mereka kalah bersaing dengan guru honorer yang lebih muda. Mereka pun mempersiapkan diri terdepak dari posisinya. Karena ada penggantinya, yakni guru PNS dan PPPK 2021. Semoga tangis tak darah mereka ada yang mendengarnya. Guru honorer tua adalah putra bangsa berjasa besar bagi kemajuan dunia pendidikan kita.[]

Dua Potensi Sumber Daya Alam Pasongsongan

Catatan: Yant Kaiy Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep memiliki 10 desa. Sisi barat kecamatan ini berbatasan langsung dengan wilayah Kabupaten Pamekasan. Ada dua potensi sumber daya alam menonjol yang tidak mendapat sentuhan atensi dan proyeksi dari Pemerintah Kabupaten Sumenep. Yakni hasil tangkap ikan nelayan dan tembakau rajang berkualitas super. Dari dulu hingga kini, hasil tangkap ikan nelayan Desa Pasongsongan terbilang besar. Ikan-ikan segar itu dijual kebeberapa daerah di Pulau Madura dan Jawa. Tak ayal puluhan ribu tenaga kerja terserap, menggantungkan hidup dari hasil tangkap ikan. Melihat realita ini sejatinya Pemkab Sumenep bisa memproyeksikan sebuah jurus jitu untuk lebih memakmurkan kehidupan para nelayan. Misalnya saat ini masyarakat nelayan membutuhkan cold storage dan pabrik pengemasan ikan siap konsumsi. Begitu pula hasil panen tembakau di sisi selatan wilayah Kecamatan Pasongsongan. Kualitas super tembakau Pasongsongan sudah terkenal dan banyak diminat

Bergiat di Dunia Tulis-menulis

Catatan: Yant Kaiy Panggilan jiwa. Begitu kira-kira jawaban saya terhadap sekian banyak pertanyaan para sahabat. Mereka menanyakan pendapatan saya dari dunia tulis-menulis saat ini. Saya bilang sejujurnya. Bahwa, dulu menulis di koran atau majalah honornya pasti ada. Media massa cetak membayar semua tulisan terpublis. Tapi kini berbeda. Dunia internet memberi kebebasan terhadap semua penulis dalam hal berkarya. Mereka dituntut berjuang keras mempromosikan sendiri hasil karyanya ke berbagai sosial media. Kalau personal itu sukses menggaet pembaca sebanyak-banyaknya, duit pun akan menghampiri. Ketika seseorang gagal mendapat massa, ia akan membutuhkan jangka waktu lama menggapai impian. Bagi mereka yang bukan panggilan jiwa akan tumbang dengan sendirinya. Mungkin mereka akan pindah ke dunia lain; meninggalkan dunia tulis-menulis.[]

Menggali Zikir Samman Pasongsongan-Sumenep

Catatan: Yant Kaiy Zikir Samman masuk ke Desa/Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep pada abad 17 Masehi. Adalah Nyai Agung Madiya yang membawa Zikir Samman dari bumi Aceh. Putri Syekh Ali Akbar ini ketika menjadi Panglima Perang Kerajaan Sumenep bertugas menumpas tentara kolonial Belanda di Aceh. Pulang membawa kemenangan dan oleh-oleh Zikir Samman. Raja Sumenep yang bertahta saat itu Bindara Saod. Zikir Samman terus berkembang di wilayah pantai utara Sumenep dan Pamekasan. Karena hakikatnya Zikir Samman merupakan sebuah thariqah. Yaitu sebuah aliran dalam Islam yang menggiring pengikutnya menuju Tuhan melalui beberapa tahapan lewat bimbingan seorang guru (mursyid). Dari beberapa aliran thariqah yang ada di bumi nusantara, pelaksanaan Zikir Samman memiliki gerak tubuh dinamis. Biasanya dilakukan secara berkelompok sembari mengumandangkan puji-pujian terhadap Tuhan, para nabi dan rasul serta para ulama (pejuang) Islam. Tidak ada aturan baku dalam gerak tubuh Zikir Samman. B