Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label Opini

Tikus Penghancur Impian Petani

Catatan: Yant Kaiy Tiga tahun terakhir ini hama tikus terus memporak-porandakan tanaman para petani di wilayah Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep. Mulai dari padi, jagung, ketela pohon, talas, dan lain sebagainya. Berbagai upaya dilakukan para petani; mulai dari meletakkan racun di areal tanaman yang dicampur dengan makanan kesukaan tikus hingga minta bantuan orang pintar. Pada awalnya tikus bisa dikendalikan. Namun ketika menjelang panen, tikus menyerang tanaman petani dalam waktu semalam. Pada awal musim hujan 2021 kemarin, tikus-tikus itu bermigrasi, menyerang persediaan hasil tani rumah penduduk. Kalau tidak ada bahan makanan, tikus-tikus pintar ini merusak barang-barang milik penghuni rumah. Seperti pakaian, sepatu, buku dan lain-lain. Karena di ladang tidak ada tanaman pangan tumbuh. Pengendalian hama tikus oleh masyarakat bukan tidak berhasil. Namun peribahasa mati satu tumbuh seribu sedang dialami hewan berekor ini. Populasi tikus menjadi ancaman bagi ketahanan

Disoal: Mobil Ambulance Puskesmas Pamolokan

Catatan: Yant Kaiy Adalah Syamsul Arifin dan Ernawati , pasangan suami - istri dari D usun P adaringan T imur D esa Paberasan K ecamatan K ota Sumenep, memiliki keterbelakangan mental. Bambang Hermanto , putra tunggal dari pasangan tersebut , sore hari dibawa ke P uskesmas Pamolokan untuk berobat dengan harapan mendapat kesembuhan . Rabu (5/1/2022). Sela ma beberapa jam pasien di rawat di Puskesmas , karena tidak kunjung membaik, kedua orang tua pasien berinisiatif mau membawa nya ke RSUD Moh. Anwar Sumenep. D engan harapan anak satu - satunya mendapat penanganan medis lebih baik. D idampingi Salem ( paman keluarga Syamsul ) , mereka mem inta kepada p etugas P uskesmas untuk menggunakan mobil ambulance . Tapi petugas jaga men gata kan , bisa menggunakan mobil ambulance P uskesmas asal memenuhi beberapa persyarata n. S empat terjadi perdebatkan dari kedua belah pihak . S elang beberapa menit , mobil ambulance milik desa datang dan segera membawa pasien ke RSUD

Harapan Baru: Penyegaran SO Pemkab Sumenep

Catatan: Yant Kaiy Bupati Sumenep, Achmad Fauzi pada pelantikan dan pengambilan sumpah jabatan para pejabat administrator dan pengawas dalam sambutannya mengatakan, bahwa penyegaran dan pemerataan OPD (Organisasi Perangkat Daerah) di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep merupakan penerapan Struktur Organisasi (SO) baru. Momentum penting tersebut terselenggara di Gedung Korpri Jalan Dr Cipto Sumenep, Senin pagi (3/1/2022). Tanpa bisa dibendung, beragam komentar dari masyarakat penghuni bumi Kota Keris Sumenep pun bermunculan. Ada yang optimis, bahwa kinerja OPD tentu akan lebih baik dari sebelumnya. Sebagian lagi ada yang bersikap biasa-biasa saja dan condong pesimis. Berdasar pengalaman lalu, tak ada manuver signifikan yang mengarah pada perubahan kebijakan mendasar. Kalaupun ada, itu hanya merubah kulitnya saja dan cenderung sebatas melanjutkan estafet program sebelumnya yang tak tergarap.[] Yant Kaiy, penjaga gawang apoymadura.com  

Mengenang Pesan Terakhir Almarhum Ayah

Catatan: Yant Kaiy Setiap hari warna kehidupan tiap individu selalu berubah: Bisa gelap gulita, bisa juga cemerlang. Seiring keinginan kadangkala tetap menancap kuat, tak tergoyahkan oleh wujud hasrat lainnya. Tak sesuai target impian adalah pengalaman sebagian besar insan di seantero alam ini. Walau kita tahu, kehidupan semua makhluk bernyawa finish pada sebuah kematian. Ikhtiar dan doa merupakan jembatan terbaik menggapai sukses dunia-akhirat. Karena sukses takkan bermakna apa-apa jika ambisi melampaui syukur. Toh, tidak sedikit dari hasrat diri tak terpenuhi sesuai keinginan. Endingnya, lebih banyak mengeluh ketimbang menerima lapang dada segala karunia-Nya. Selanjutnya, kadangkala ucapan syukur hanya di lidah. Lantaran yang kita dapat hanya beberapa persen saja dari konsep cita-cita. Setelah menunggu sekian lama, membanting jiwa-raga saban hari, namun kegagalan yang kita jumpai. Apakah kita akan mati. Tentu tidak. Justru kegagalan itu yang menempa mental manusia untuk terus

Neo Harapan 2022

Malam pergantian tahun merupakan momentum yang tepat untuk merefleksikan diri dan merenung untuk menyongsong tahun baru 2022, tidak hanya saling bercengkrama bersama sanak keluarga dan melakukan kegiatan yang seru, malam tahun baru juga tepat memanjatkan doa dan bermunajat memohon kehidupan lebih baik dan lebih bermakna di tahun 2022. Doa, harapan, bahkan juga impian seringkali menjadi sumber kekuatan bagi seseorang untuk bertahan dalam suatu situasi sulit. Dengan kekuatan dari doa, seseorang bisa menyampaikan harapan dan memohon pertolongan pada Tuhan (komunikasi transedental).  Doa yang disertai dengan usaha sungguh-sungguh akan menjadi jalan menggapai harapan cemerlang, serta sumber kekuatan saat harus terus-menerus berusaha dan berjuang. Karena esensinya manusia dalam menjalankan kehidupan adalah berdoa, berusaha (ikhtiar) dan juga tawakal kepada Tuhan. Doa dan berusaha merupakan dua hal penting bagi seseorang dalam menjalani kehidupan di dunia fana ini. Dengan keduanya, sesulit ap

Makna Menanggalkan Tanggal

Catatan: Yant Kaiy Suatu ketika saya beranjangsana pada kediaman seorang penyair di sudut Kota Keris Sumenep.   Usianya 63 tahun. Kondisi fisiknya stabil. Tidak berpenyakitan meski ia tergolong perokok berat. Membenci minuman keras, apalagi sabu-sabu. Jalan pagi sehabis shalat subuh, menghirup udara segar ke perkampungan hijau adalah aktivitasnya setelah pensiun dari ASN (Aparatur Sipil Negara). Rutin saban hari minum air rebusan temulawak dan kunyit. Mengonsumsi buah pepaya tiap habis makan nasi. Katanya untuk melancarkan buang air besar, menjaga penglihatan supaya tetap normal. Dia sadar diri akan waktunya yang lebih banyak dihabiskan di depan laptop. Menulis. Dari sekian banyak sisi positif dan patut dijadikan teladan, ternyata ada nilai ganjil saya temukan. Ia tidak mengingat tanggal berapa setiap harinya.  Sengaja ia lakukan lantaran merasa “nyaman” begitu, terangnya terhadap saya tanpa penjelasan lebih rinci. Aneh, bisik hati kecil tidak habis pikir.   Kecelakaan Menj

Pendopo MS Arifin Menjawab Kebutuhan Masyarakat

Pendopo MS Arifin Pasongsongan-Sumenep. (Foto: Yant Kaiy) Catatan: Yant Kaiy Gagasan brilian MS Arifin (CEO Therapy Banyu Urip International) membangun Pendopo MS Arifin merupakan bentuk kepedulian terhadap tanah kelahirannya. Karena beliau adalah putra Pasongsongan; lahir dan besar di kecamatan ujung barat-utara Kota Keris Sumenep. Kepedulian disini maksudnya, bahwa MS Arifin telah membaca kebutuhan masyarakat akan tersedianya tempat untuk melaksanakan kegiatan yang melibatkan orang banyak. Pendopo ini berlokasi di Jalan Kiai Abubakar Sidik Dusun Lebak Desa/Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep. Pendopo MS Arifin bisa menampung kurang lebih 2000 orang undangan. Jadi sangat cocok untuk event-event berskala besar. Sedangkan tarif sewa pendopo akan lebih murah harganya dibanding tempat kegiatan yang ada di daerah lain. Menurut keterangan MS Arifin, pendopo tersebut diproyeksikan sebagai tempat pusat pelatihan Therapy Banyu Urip International. Tidak menutup kemungkinan juga p

Elegi Nasib GTKH PAI Sumenep Terkatung-katung

Catatan: Yant Kaiy Tidak adanya rekrutmen GTKH (Guru dan Tenaga Kependidikan Honorer) khusus Pendidikan Agama Islam Sekolah Dasar Negeri (PAI SDN) merupakan preseden buruk pada lingkungan dunia pendidikan di Kota Keris Sumenep tahun ini. Sedangkan ajang uji kompetensi PPPK bagi rekan-rekannya non guru PAI sudah dua tahap tergelar. Ini tentu sangat menyedihkan. Memang ada isu mengemuka, bahwa 2022 nanti akan ada seleksi PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) tahap III bagi guru berijazah S-1 PAI. Tapi hal itu hanyalah sebatas wacana. Hanya bunga-bunga tidur saja. Kepastiannya nihil. Karena pemangku kebijakan belum memberikan sinyal apa-apa. Menyikapi krisis berlarut inilah sebagian guru honorer PAI SDN ada yang memilih pasrah. Sebagian lagi ada yang menempuh pendidikan kembali, non S-1 PAI. Satu tujuannya, mengejar linearitas. Dengan begitu kans mereka akan terbuka lebar nantinya. Sebab lowongan guru PAI di SDN hanya satu. Dari sisi finansial kebanyakan guru honorer

Pelayanan Bagus Puskesmas Pasongsongan-Sumenep

Catatan: Yant Kaiy Bude menderita penyakit asma akut sejak masih muda hingga sekarang. Usianya sudah lebih kepala enam. Beliau punya anak satu, perempuan. Anak dan suami Bude tidak bisa mengendarai sepeda motor. Tatkala sesak nafasnya kambuh, selalu saya yang mengantarkannya berobat ke Puskesmas Pasongsongan. Biasanya dibonceng ganda oleh saya; Bude diapit anaknya di belakang. Banyak pengalaman pahit dan menegangkan dalam mengantarkan Bude. Disaat penyakit asmanya lagi menyerang, beliau seperti orang sakaratul maut. Pernah pula pingsan diatas kendaraan roda dua saya. Beruntung ada anaknya yang memegang dibelakangnya.   Jarak rumah Bude (Dusun Sempong Barat Desa/Kecamatan Pasongsongan) ke Puskesmas Pasongsongan kurang lebih 4 kilometer. Kami harus melewati jalan berbatu karena tidak beraspal dan sempit sekitar 1 kilometer. Jumat (24/12/2021), pukul 01.30 WIB  dini hari, asma Bude kambuh. Anaknya menelpon saya untuk segera diantarkan ke Puskesmas. Jalan licin berlumpur karena

‘Aturan Main’ Seleksi PPPK Guru Sumenep 2021 Amburadul

Guru dan para murid SDN Pasongsongan V Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep. (Foto: Yant Kaiy) Catatan: Yant Kaiy Rekrutmen Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) Kabupaten Sumenep dinilai tidak affair. ‘Aturan main’ yang ditetapkan pembuat kebijakan dinilai merugikan beberapa pihak peserta seleksi. Hal itu berdasar realita terhadap pelaksanaan uji kompetensi tahap l dan II yang sudah berlalu. Dua unsur keanehan itu meliputi:  Yang pertama, yakni tidak diikutsertakannya guru honorer berijazah S-1 PAI (Pendidikan Agama Islam) di penerimaan PPPK 2021. Padahal kita tahu mahasiswa lulusan perguruan tinggi S-1 PAI di Sumenep cukup banyak. Beruntung bagi mereka yang mengajar di lembaga pendidikan swasta karena ada kans ikut jadi guru sertifikasi. Tentu menyedihkan bagi mereka yang mengajar di SD Negeri karena ‘aturan main’ tidak berpihak padanya. Unsur keanehan kedua, yakni guru honorer SMP bisa memilih formasi PPPK guru SD Negeri. Otomatis semakin kecil peluang lolo

In Memoriam Imam S Arifin

Imam S Arifin. (Foto: Yant Kaiy) Catatan: Yant Kaiy Imam S Arifin penyanyi dangdut berasal dari Kecamatan Kalianget Kabupaten Sumenep Madura. Selain sebagai penyanyi bersuara emas, dia juga menciptakan beberapa lagu. Banyak karya-karyanya menduduki top tangga musik di tanah air. Pada 1989 saya pernah beranjangsana ke kediamannya di kawasan perumahan elite Jakarta Timur. Saya hanya kenal namanya. Saya diajak Agus Mein (pencipta lagu “Melati”) dan Zein Tamara (penyanyi lagu “Dinding Kaca”). Ternyata dalam mobil minivan ada Arif Iskandar (music arranger) dan Mahmud Yunus (special penyanyi lagu-lagu berbahasa Madura). Semua berasal dari kabupaten ujung timur Pulau Garam Madura. Sekitar pukul 22.00 WIB kami sampai di rumahnya. Sebagai sesama orang Sumenep, saya langsung akrab dengan Imam S Arifin. Sikapnya yang terbuka dan baik hati membuat kami betah bersamanya. Perbincangan kami tentu seputar musik. Semua teman saya rupanya sudah kenal sebelumnya. Karena latar belakang mereka sa

Peduli Pasar Pao Pasongsongan

Catatan: Yant Kaiy Pasar Pao berlokasi di Desa/Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep. Posisinya berada di simpang tiga. Pasar tumpah ini informal, menempati pinggir jalan raya. Bahkan sekarang banyak diantara pedagang menempati bahu jalan provinsi tersebut. Mereka tidak takut atau khawatir tiap detik jiwanya terancam bahaya. Karena arus lalu lintas cukup ramai. Yang penting dagangannya laris terjual habis Disamping itu, Pasar Pao menyajikan kesemrawutan arus lalu lintas. Macet tiap hari. Parkir kendaraan roda dua dan roda empat seenak perutnya sendiri. Bongkar-muat truck menempati badan jalan raya menjadi pemandangan tidak asing lagi. Dari sisi keindahan, Pasar Pao tidak sedap dipandang mata. Kumuh dan berbau. Air ikan dan air tahu dibuang ke tengah jalan raya. Semua toko menempati jalur pejalan kaki. Tidak ada lahan parkir. Keprihatinan ini menjadi atensi luar biasa dari para tokoh masyarakat Pasongsongan. Mereka sangat membutuhkan perubahan fundamental terhadap Pasar P

Jalan Morasen-Pasongsongan: Antara Ego dan Keselamatan Diri

Catatan: Yant Kaiy Ketika saya melintas di jalan beraspal mulus, di Dusun Morasen Desa/Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep tersentak kaget. Pasalnya ada dua tali plastik cukup besar membentang di tengah jalan. Senin (13/12/2021). Tujuan jelas kedua tali plastik itu dipasang di tengah jalan, yaitu agar semua pengendara pelan-pelan. Lebih hati-hati. Hal ini wajar lantaran di daerah tersebut padat penduduk. Semua demi keselamatan bersama dalam berlalu lintas. Tapi sebaliknya, pemasang tali plastik juga berpikir bijak (tenggang rasa) kalau hal itu berpeluang mendatangkan kecelakaan lalu lintas bagi pengendara. Apalagi dikedua sisi jalan tidak tersedia jalur bagi pejalan kaki. Otomatis pejalan kaki menggunakan lajur badan jalan raya. Karena pagar rumah penduduk kebanyakan menempati ruas khusus bagi pejalan kaki. Ditambah pula adanya tanaman hias menghalangi pandangan pengendara.[]

Aneh, di Sumenep Cakades Wafat Menang

Catatan: Yant Kaiy Pilkades (Pemilihan Kepala Desa) 2021 di Kabupaten Sumenep yang digelar serentak (25/11/2021), menyisakan cerita aneh tapi nyata. Di Desa Rubaru Kecamatan Rubaru, ada salah satu kandidat Cakades (Calon Kepala Desa) yang telah meninggal dunia bisa ikut Pilkades. Hebatnya, si almarhum sukses meraup suara terbanyak. Menurut pemegang kebijakan, alasan Cakades wafat tersebut diloloskan, karena jauh hari sudah ditetapkan sebagai Cakades. Perlu diketahui, Pilkades serentak Sumenep 2021 sebelum digelar pernah diundur beberapa bulan akibat pandemi Covid-19. Seorang teman berargumen pada saya, “Kalau Kades sudah wafat semestinya dicoret dari sirkuit kompetisi Pilkades? Kita tahu, anggaran pelaksanaan pesta demokrasi tersebut menghabiskan dana tidak sedikit.”[]

Air Mata Guru Honorer PAI Sumenep 2021

Catatan: Yant Kaiy Guru honorer yang menyandang ijazah S-1 jurusan PAI (Pendidikan Agama Islam) harus gigit jari tahun ini. Mereka sangat kecewa dan sedih hati. Pasalnya, rekrutmen tahap I dan II di Kabupaten Sumenep tidak ada formasi pengambilan PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) guru PAI. Ini pukulan terdahsyat atas kebijakan berat sebelah Pemerintah Daerah. Padahal sebagian besar para guru sukwan PAI banyak yang telah lama mendedikasikan keilmuannya, mencerdaskan para anak didiknya sepenuh hati. Sungguh kasihan. Impiannya tergantung diatas awan hitam berarak. Atau barangkali pemangku kebijakan punya konsep humanis terhadap nasib para guru honorer PAI? Entahlah. Bisa jadi iya atau mungkin juga tidak. Namun mereka tetap berprasangka baik terhadap keputusan tersebut. Buktinya para guru sukwan senantiasa bersemangat mencurahkan perhatiannya terhadap anak didiknya. Mereka terus mengajar seperti biasa. Tak pernah protes.[]  

Harga Aminophylline Meroket di Apotek

Catatan: Yant Kaiy Dengan mengendarai sepeda motor, saya berangkat dari Pasongsongan-Sumenep menuju Kecamatan Waru-Pamekasan hendak membeli pil Aminophylline. Empat apotek disitu lagi kosong. Selasa (8/12/2021). Lalu saya tancap gas menuju Pasean-Pamekasan. Karena obat itu dibutuhkan tante saya yang menderita asma. Namun di apotek satu-satunya itu juga tidak ada. Saya meluncur lagi ke Ambunten-Sumenep. Lagi-lagi saya kecewa, lantaran Aminophylline telah habis. Saya direkomendasikan oleh penjual untuk ke Kota Sumenep. Hari sudah sore ketika saya sampai di Kota Sumenep. Tapi ternyata obat yang saya cari tidak ada dibeberapa apotek. Di tengah keputus-asaan, saya menelpon seorang teman di Paberasan-Sumenep. Dia memberi tahu kalau di Parsanga-Sumenep ada apotek baru. Tanpa ba-bi-bu lagi, saya otw (on the way) ke lokasi. Alhamdulillah pil yang dicari ada. Tapi sayang harganya diatas HET (Harga Eceran Tertinggi), Rp 20.400 per botol (isi 100 butir). Biasanya tidak sampai Rp 20.000

Pasongsongan Butuh Apotek

Catatan: Yant Kaiy Kecamatan Pasongsongan berada di ujung barat-utara Kabupaten Sumenep. Sisi barat berbatasan dengan Pasean-Pamekasan. Pasongsongan terkenal sebagai penghasil ikan terbesar di Madura. Dari pertanian, daerah ini juga menghasilkan tembakau berkualitas terbaik. Dua potensi Pasongsongan ini tidak menjadikan surga berbelanja bagi sebagian besar warganya. Seperti tidak adanya apotek. Warga Pasongsongan berbelanja obat di kecamatan lain. Semestinya kebutuhan dasar kesehatan masyarakat ini ada. Orang kaya di Pasongsongan bukannya tidak ada. Tapi mereka saat sekarang sedang “tidur” pulas. Tak punya inspirasi bagaimana bisa mengembangkan daerahnya.[]

Pernak-pernik Pilkades Sumenep 2021

Catatan: Yant Kaiy Isu yang beredar dari pemungutan suara langsung Pilkades (Pemilihan Kepala Desa) di Kabupaten Sumenep, 25 Nopember 2021 kemarin, ternyata faktor penentu kuat kemenangan diperoleh dari money politic. Semakin besar angpao yang diberikan calon Kades terhadap pemilih, kans jadi kampiun terbuka lebar. Transaksi tersembunyi lewat mediator bukan hal tabu. Biasanya kandidat menakar kemampuan rupiah pihak lawan. Tim sukses calon kemudian menentukan harga per satu suara. Yang membuat pusing tim sukses calon Kades, umumnya pemilih “berselingkuh”. Pemilih mau menerima uang suap dari semua calon Kades. Ada pula tim sukses yang bertaruh meninggikan suara kandidatnya sendiri. Apabila menang, sebagian hasil judinya untuk menyokong anggaran belanja sang calon. Mencermati realita ini, ajang Pilkades boleh dibilang penuh intrik dan siasat licik. Tidak affair. Endingnya, Kades terpilih berpikir ulang supaya balik modal. Tidak sepenuhnya memikirkan kepentingan warganya.[]

Pilkades dan Money Politik

Catatan: Yant Kaiy Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) di Kota Keris Sumenep, kemarin telah selesai dihelat. Kamis (25/11/2021). Suka-duka pun menghiasi proses pemungutan suara secara langsung tersebut. Bahkan perang mental jauh hari sebelumnya sudah dimulai. Tahapan demi tahapan yang melibatkan warga masyarakat desa menguras energi, waktu dan biaya tidak sedikit. Nuansa pemilihan apa pun dibeberapa pelosok negeri ini mulai meninggalkan hakikat mendapatkan pemimpin berkualitas. Bukan rahasia umum, bahwa money politic menjadi urgen bagi seorang kandidat supaya bisa melenggang ke singgasana kekuasaan. Kalau tidak mempersembahkan angpao bisa dipastikan sang kompetitor akan terjungkal. Entah kenapa hal ini menjadi tabu dibicarakan oleh pemangku kebijakan. Padahal mafsadat dari Pilkades lebih besar ketimbang maslahatnya.[]

Hari Guru Nasional dan Pilkades Sumenep 2021

Catatan: Yant Kaiy Dua agenda penting bersamaan terjadi di Kota Keris Sumenep, yakni Hari Guru Nasional (HGN) dan Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) serentak. Kamis (25/11/2021). Yang pasti, HGN diperingati oleh seluruh lapisan masyarakat di pelosok nusantara setiap tahun. Salah satu tujuan dari peringatan ini, menghargai pengorbanan dan jasa para guru yang memiliki andil besar dalam mencerdaskan kehidupan anak bangsa. Sedangkan Pilkades mencari pemimpin baru bagi desa. Skalanya sebatas di Sumenep, bukan nasional. Kita tahu, namanya kompetisi apa pun, pasti ada kalah-menang. Kelompok kalah jelas berduka. Sedang bagi tim juara akan bergembira-ria. So pasti masyarakat larut pada pesta demokrasi tersebut. Kalau kita takar, peringatan HGN tahun ini tersaput perhelatan Pilkades. Apalagi Pilkades Sumenep sebelumnya pernah mengalami penundaan. Suka tidak suka, jika ditelisik lebih dalam, Pilkades Sumenep sesungguhnya telah mengurangi esensi peringatan HGB. Entah, ini disengaja atau