Langsung ke konten utama

Postingan

Juniku Memerah

Cerpen: Akhmad Jasimul Ahyak Esok pagi, salam menitip senyum pada dedaunan yang basah, kucoba mencuri ingatan di keheningan jelaga yang tumpah di ujung lelah. Terlintas bayang senyum si Junita seperti menyapa dikala aku merebah di pembaringan yang resah. Aku pun bergegas membuka jendela kamar dan terlihat tentang pagi yang indah, fajar pun menyinari di pangkuan semesta yang tak pernah salah.  Kutengok sejenak ke luar jendela sebelum bertatap dengan layar ponsel, di mana tanah gersang sedang tertutupi peluh yang sedang kedinginan. Kini aku teringat pada kekasih yang dulu pernah menitip senyum pada kecupan matahari hingga menyentuh bibir kaca jendelaku. Kini aku teringat kembali pada lembaran yang telah usang, di mana kekasih “Junita” saban pagi, sebelum berangkat kerja dia selalu mengajak ke sawah mengantar suatu hidangan buat makan ayahnya yang lagi sibuk bekerja di kebunnya sendiri, kadang aku membantu pekerjaan ayahnya. Kala malam begitu gelap, kadang pikira

Corona: Dugaan Mega Skandal Korupsi

Opini: Yant Kaiy “Astaghfirullah hal adzim…” Itulah kalimat yang terlontar dari bibir masyarakat Dusun Sempong Barat Desa/Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep Madura demi mengetahui dugaan mega skandal korupsi Covid-19. Beberapakali mereka mengelus dada. Ya, mereka selama tiga bulan ini bertahan dalam kemiskinan akibat hasil panen pertaniannya tidak ada yang membeli. Begitu pula hasil tangkap ikan para nelayan banyak dihargai murah akibat perusahaan pengolahan ikan menghentikan aktivitasnya. Kegiatan keagamaan orang-orang di kampung banyak yang dibatalkan. Rakyat dipasung dengan ancaman bahaya Covid-19. Polsek, Koramil, Puskesmas, Kantor Kecamatan dan Kades bahu-membahu menurunkan personilnya melakukan himbauan tentang bahaya virus corona ke berbagai pelosok dusun. Kalau acara tetap ngotot digelar, risikonya sound-system, terop, dan dekorasi diturunkan secara paksa oleh mereka yang berbaju dan bergaji uang rakyat. Wajar kalau rakyat kecewa terhadap pemerintah la

Telikung Hairul Anwar di Pilkada Sumenep

Hairul Anwar (paling kanan) bersama para jurnalis. Opini: Yant Kaiy Tokoh muda yang peduli dan perhatian terhadap wong cilik kini sedang jadi perbincangan di jagad maya. Bahkan beberapa media online juga tak kalah seru memberitakan tentang sepak-terjangnya di dunia politik. Gaungnya sudah sejak lama terdengar kalau Hairul Anwar akan maju ke putaran sirkuit Pilkada Sumenep 2020. Sosoknya familiar di setiap strata sosial kehidupan masyarakat luas, menyita perhatian lebih ketimbang tokoh publik lainnya di Sumenep. Karena selama ini ia tidak setengah hati berkiprah dan berkarya untuk kemajuan Sumenep. Mafhum kalau para rival politiknya kemudian dibikin keder. Meski basic Hairul Anwar sebagai seorang pengusaha, tapi soal hingar-bingar nuansa politik di tanah air ia tak mau kalah dengan para seniornya. Namun sayang, terasa sekali adanya keanehan kalau SK DPP PAN tidak jatuh ke tangannya. Karena masyarakat luas sudah tahu, kalau Hairul Anwar adalah kader terbaik yang dimi

Nasib PAN di Pilkada Sumenep 2020

  Hairul Anwar, owner Goa Soekarno Pasongsongan-Sumenep. Apoy Madura, Sumenep - DPP Partai Amanat Nasional (PAN) telah menetapkan keputusannya mendukung  pasangan  Achmad Fauzi-Dewi Khalifah (Fauzi-Eva) dalam kompetisi Pilkada Sumenep 2020 nanti. SK DPP PAN diterbitkan pada tanggal, 17 April 2020. Rekomendasi itu dirilis Sekretaris DPD PAN Sumenep, Hosaini Adhim. Sedangkan Hairul Anwar yang digadang-gadang bakal mendampingi Fattah Jasin di Pilkada Sumenep selama ini luput dari atensi DPP PAN. Padahal Hairul Anwar memiliki potensi mumpuni bisa mendulang suara terbanyak. Rupanya DPP PAN memilih pasangan Fauzi-Eva yang jelas-jelas bukan kader PAN. Lucu memang. Tapi itulah wajah dunia politik di tanah air. “Saya hanya terkejut mendengar keputusan itu. Padahal banyak orang tahu kalau Fauzi-Eva bukan kader PAN. Ini kan aneh. Ada apa dengan ini semua. Saya pun tak habis pikir,” terang Hairul Anwar di kantornya kawasan Jalan Basuki Rahmad Sumenep pada apoymadura.com . Senin (

Virus Eksklusif

Opini: Yant Kaiy Saya mempunyai teman masa kecil di Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep Madura yang sekarang jadi orang sukses. Dulu dia hampir sejajar taraf hidup keluarganya dengan kami. Sama-sama berada di bawah garis kemiskinan. Karena punya jabatan penting, sekarang orang-orang mengultuskan dia sebagai manusia terhebat, terbaik, dan terpuji. Dia menjadi inspirasi bagi banyak warga di wilayah kami, bahwa kemiskinan tidak menutup jalan sukses bagi siapa saja yang hendak berikhtiar. Ada aura menyinari alam pikiran mereka kalau kelemahan menjadi daya pemicu menggapai impian selama hayat di kandung badan. Ketika saya bersilaturrahmi di Idul Fitri 1441 H kemarin, ternyata para tamu di rumahnya sudah banyak. Dari sudut mata batin saya, ada perbedaan mencolok dalam sikap dan nada bicaranya. Dia seperti orang bijak bercampur sok pintar. Performanya berwibawa, berbeda jauh tatkala kami masih satu sekolah dulu. Bagi saya fenomena seseorang yang sukses lumrah mengalami

Pengaruh Media Massa

Opini: Yant Kaiy Serbuan arus informasi dari berbagai media massa telah mempengaruhi suasana kehidupan masyarakat saat ini. Terutama informasi instan dari media sosial lewat teks singkat dan gambar menarik. Gempuran kabar itu terus mendobrak sisi sosial budaya tanpa henti. Apalagi kanal tersebut terbuka lebar sehingga tanpa kenal waktu menyeruak hebat ke sudut-sudut ruang hidup manusia. Apalagi hampir setiap orang sudah punya smart-phone. Maka wajar kalau info telur rebus penangkal virus corona dan meteor jatuh sempat menghentak dan membelalakkan mata kita di bulan kemarin. Orang tanpa dihimbau sontak berjamaah, terutama di sebagian wilayah Jawa Timur. Mereka mengikuti anjuran hoaks dan tak masuk akal dengan ikhlas hati. Adalah kebimbangan yang membuat masyarakat berperilaku demikian. Ada ketidakpercayaan terhadap ucapan para tokoh yang membuat mereka mencari informasi pasti. Sebab mereka seolah jenuh dengan serbuan informasi simpang siur, memberondong setiap menit p

Jurus Politik Pemimpin Indonesia

Opini: Yant Kaiy Tidak di pemerintahan pusat saja yang mengaplikasikan jurus “tebar pesona bantuan”, di pemerintahan daerah juga ikut-ikutan jurus cerdas ini. Jurus yang mampu menghipnotis warga masyarakat menjadi adem ayem. Tidak ada gejolak meledak dahsyat karena berjuta tuduhan akan menghadangnya. Undang-undang telah dipersiapkan menelikung gerakan politik berseberangan tersebut. Padahal kalau dipikir, bangsa kita terdiri dari orang-orang bertitel pakar. Tapi barangkali mereka telah terkontaminasi lingkungan buruk sehingga jalan pikirannya jadi picik, sempit. Wawasannya tidak normal lagi. Apalagi kalau kecerdasan itu tidak diimbangi akhlak mahmudah. Bisa jadi sisi kemiskinan membuat mereka terbawa arus, lantaran mereka butuh tambang untuk naik ke sisi jurang. Jelas balas budi merupakan perbuatan terpuji jika kelak punya jabatan. Sehingga kebijakan menjadi alternatif menolong mereka yang pernah mengangkisnya. Maka dipoleslah kebijakan itu menjadi langkah politik