Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label Cerpen

Sepotong Galau Maya

Cerpen: Yant Kaiy “Aku mencintaimu. Aku tak akan memaksamu percaya. Tapi betapa kejamnya dirimu tidak percaya dengan pengorbanan ini. Aku berkorban perasaan untuk mengemis cintamu. Aku juga telah merelakan waktuku hanya bagimu seorang.” “Debur. Aku bukan tidak percaya dengan ucapanmu. Pengakuanmu memang tulus terhadapku. Tapi statusku bukan seperti dulu lagi. Aku seorang janda cerai mati. Cintaku masih tertinggal diantara puing batu nisan suamiku,” cetus Maya tetap dalam penolakan. “Iya… Aku memahami itu. Lalu pembuktian apa lagi yang harus aku lakukan kepadamu. Tak adakah kesempatan bagiku bersatu dalam cinta bersamamu.” “Sudahlah, Debur! Aku tak mau berdebat lagi soal hubungan kita. Aku tetap pada komitmen semula, bahwa kita tetap akan bersahabat dari sejak dulu ketika kita masih SMA. Bagiku itu lebih baik. Ketimbang kita harus berpisah lantaran sebuah pertengkaran,” Maya berusaha mengakhiri dialog seputar jalinan cintanya. Debur tak bisa memaksanya lagi. Ia tahu s

Senyum Lara

Cerpen; Yant Kaiy Sabtu pagi di Stasiun Bekasi, Debur sedang menanti kereta yang akan membawanya ke Yogyakarta. Pria dengan kaca mata hitam itu menyulut sebatang rokok, sekadar mengusir rasa bosan. Tiba-tiba tas Debur ditarik seorang pemuda dengan keras. Tapi tali tas itu terlalu kuat sehingga tas tersebut tidak lepas dari tangannya. Terjadilah tarik-menarik antara Debur dan penjambret. “Copeeet…” Debur berteriak sekuat tenaga dan perhatian orang-orang di stasiun pun tertuju pada dirinya. Karena takut tertangkap, pencopet pun segera  berlari. Tapi nahas, dari sisi kanan sedang ada kereta akan melintas.  Brukkk… Tubuh pencopet pun tersambar kereta. Semua orang di stasiun menjerit seketika demi melihat peristiwa tragis itu. Debur hanya bisa mengusap dada. Jantungnya serasa mau berhenti menyaksikan kecelakaan maut itu. Tubuh Debur merinding. Spontan perasaannya jadi pilu. Petugas stasiun dibantu orang-orang yang ada situ menyisihkan mayat si penjambret dari rel kereta.

Ciuman di Bawah Hujan

Cerpen : Herry Santoso Mendung pekat  bergayut. Mengantar senja yang kian menua. Orang-orang bergegas mencari perlindungan di antara hujan yang mulai jatuh dan kian melebat. Sungguhpun demikian jalanan tetap marak bahkan menimbulkan kemacetan di ruas jalan di depan tempatku berteduh. Maklumlah malam Minggu. "Mau menyeberang ya, mbak? " tanyaku pada perempuan tengah baya yang termangu-mangu di trotoar sedari tadi. "Mari kuseberangkan..." lanjutku  tanpa basa-basi sembari mengambil alih payung yang ada di tangannya. Setapak demi setapak kami pun melangkah di antara padatnya arus lalu lintas yang merayap. Kurengkuh pundak perempuan itu agar ia tak basah oleh air hujan. "Terima kasih..." ucapnya lembut setelah kami sampai di seberang. Ia pun tersenyum. Manis sekali dengan deretan gigi bak untaian mutiara, indah dan rapi. Sesaat aku tertegun menatap wajahnya. Ada tahi lalat di dagu kiri

Luka Tina

Cerpen: Yant Kaiy Habis mengisi acara seminar di salah satu gedung di perguruan tinggi swasta, Debur langsung menuju hotel tempat ia menginap. Ia memang harus beristirahat karena besok akan mengisi seminar lagi tentang kesehatan ibu dan anak. Debur adalah seorang dosen terbang di beberapa perguruan tinggi di Indonesia. Lelaki muda energik ini sudah selesai menempuh pendidikan S3 di universitas  Negeri Paman Sam. Maka wajar kalau jam terbang Debur sangat padat. Seolah ia tak punya waktu untuk sekadar berhibur diri. Tapi malam ini Debur tak bisa memejamkan matanya. Ia berusaha sekuat tenaga untuk bisa tidur. Tapi bayang-bayang Tina tak bisa hilang di ruang pikirannya. Ia merasakan kalau hatinya sedang ingin bercinta. Tapi Tina tentu sudah beristirahat. Tina adalah dosen juga. Ia sudah punya suami. Tadi juga menjadi pemateri dalam seminar. Tina dan Debur sama-sama mempunyai anak. Mereka berdua adalah sepasang kekasih gelap. Sering berhubungan badan sejak Tina belum me

Syair Cinta Sinta

Cerpen: Yant Kaiy Wajib hukumnya bagi seorang mahasiswa untuk melaksanakan KKN (Kuliah Kerja Nyata). Debur dan kesebelas rekannya ditunjuk melakukan KKN di sebuah pulau di wilayah Kabupaten Sumenep Jawa Timur. Perjalanan laut ditempuh selama lebih 12 jam dari daratan Pelabuhan Kalianget menuju pulau itu. Dalam perjalanan laut dengan ombak sedang, ternyata ada dua orang rekan Debur mengalami muntah sehingga badannya lemas. Kepalanya terasa pusing yang membuatnya harus berbaring. Debur dibantu yang lain mengusapkan minyak angin ke perut, dada, dan punggung. Tujuannya agar mabuknya tidak semakin parah. Akhirnya rombongan KKN itu berlabuh dengan selamat. Mereka langsung menuju Kantor Balai Desa setempat. Pak Kades menyambut mereka penuh kehangatan. Ia juga diperkenankan menempati salah satu ruang di sisi belakang kantor sebagai asrama. Lalu Pak Kades pergi meninggalkan mereka. Teman-teman Debur mulai membersihkan ruangan sebagai tempat beristirahat. Mereka juga membong

Ratna

Cerpen: Yant Kaiy Debur pemilik sebuah orkes dangdut di salah satu kota di Jawa Barat. Di kediamannya yang sangat luas, saban Senin dan kamis digelar latihan. Lelaki berusia 36 tahun ini kehidupannya dikelilingi artis-artis lokal yang belum tenar. Kendati begitu, dari orkesnya juga ada penyanyi yang masuk dapur rekaman dan melejit namanya. Setiap bulan pasti ada job manggung. Bahkan kalau musim pesta pernikahan group orkesnya full satu bulan dapat job. Suatu hari ada biduanita melamar mau menjadi penyanyi di group musiknya. Duda beranak satu ini tidak sembarangan menerima penyanyi. Kualitas suara penyanyi itu sangat berpengaruh pada pamor orkesnya. Selain suara, gerakan atau joget menjadi standar tes bagi pelamar. Biduanita berpostur sekitar 169 cm diantar masuk oleh salah seorang personil musiknya. “Namanya Siapa?” tanya Debur santai sambil meletakkan puntung rokoknya di asbak. “Ratna, Om.” “Usia?” “Dua satu,” jawab gadis berkulit kuning langsat. “Dar

Dewi

Cerpen: Yant Kaiy Kebimbangan telah menghancurkan segala harapan yang pernah terlintas di pelangi impian Debur tiap malam. Kebimbangan pula yang telah menjadikannya terlunta-lunta, apakah mau kembali pada Dewi yang dulu pernah menghiasi hari-hari bahagianya, atau mengubur nama Dewi dalam-dalam agar kecewa tidak lagi ternatal. Andai saja Debur tidak bimbang, mungkin ia telah mendapatkan cinta Gita. Debur tetap menganggap Gita sebagai sahabatnya sedari kecil. Ia teman bermain Debur. Sedangkan Gita sangat mengharapkan Debur bisa berada dalam dekapan cintanya. Tapi gayung tak bersambut. Akhirnya Gita mendapatkan cinta dari Aria. Walau Debur kini membenci Dewi, namun dalam hati kecilnya masih ada kristal-kristal cinta buat mantannya. Tapi api cemburu Debur telah membakar jalinan cinta mereka. Dengan mata kepala sendiri Debur mengetahui kalau kekasihnya itu punya pacar lain. “Kau masih juga tak percaya, Bur! Semua yang kau tuduhkan itu tidak benar. Tomy itu teman kerjaku

Wulan

Cerpen: Yant Kaiy Debur sangat mengkhawatirkan Wulan yang sedang bepergian dengan ibunya. Karena ada kabar dari liputan salah satu saluran televisi swasta bahwa ada kecelakaan di Jembatan Suramadu. Jembatan yang menghubungkan Pulau Jawa dan Madura. Ciri-ciri kendaraan sama, yaitu bis mini dengan cat warna biru tua. Reporter televisi itu tak menyebutkan berapa korban meninggal dan luka-luka. Berita viral itu hanya sekilas tayang. Tapi yang pasti penyebab kecelakaan itu karena ban depan pecah. Sehingga mengakibatkan bis mini itu terguling beberapakali. Kekhawatiran Debur berganti jadi ketakutan, kabar terbaru menerangkan kalau semua penumpang tidak selamat setelah dilarikan ke rumah sakit. Debur langsung pulang kantor menjemput anak satu-satunya di sekolah. Ia tidak menyetir sendiri. Ia mengajak Ilham, Satpam di kantornya. Sepanjang perjalanan dari Sumenep menuju Surabaya, Debur tidak banyak bicara, hanya air matanya mengalir ke pipinya. Sedangkan Teddy, anak Debur y

Perasaan yang Terpendam

Cerpen: Akhmad Jasimul Ahyak Awal dari percakapan lidahku terasa kaku, entah apa penyebabnya. Mungkin ada perasaan malu atau karena aku menaruh perhatian kepadanya. Padahal yang aku perbincangkan bukan masalah rasa. Cuma sekedar ngobrol saja. Tapi di balik obrolan mereka ada yang indah dalam gerakan bibirnya, karena terlihat sunggingan manisnya. Sampai aku merasakan getaran yang sangat menyengat melarutkan dalam sukmaku. Tak terasa sudah seperempat malam perbincangan aku bersamanya. Dihitung-hitung agak lama juga, tapi bagi aku tidak masalah, yang penting aku sudah melihat dan menatap wajah rembulan dibalik lipata kerudungnya. Bukan hanya itu, matanya yang begitu tajam, meskipun agak sipit sedikit, dengan dihiasi kaca mata yang begitu besar tampak indah bola matanya bila dipandang. Inilah awal kisah si perempuan berkac amata yang menggoyahkan perasaanku. Aku mengenal sudah cukup lama hanya saja kedekatan terjadi belakangan ini. Cuman hanya dekat saja, tapi perasaa

Luna

Cerpen: Yant Kaiy Banyak pemuda mengagumi kecantikannya. Rambutnya panjang tergerai. Matanya berkilat bagai bintang kejora. Alisnya seperti semut berjajar. Hidungnya mancung. Bibirnya semerah darah. Leher jenjang sesuai dengan postur tubuhnya yang langsing. Sikapnya dalam bergaul dengan siapa saja begitu supel. Seutas senyum senantiasa menghias jika bertegur-sapa. Luna adalah gadis dari kalangan keluarga biasa-biasa saja. Ayahnya seorang guru PNS. Ibunya berasal dari Pulau Masalembu, sebuah pulau yang termasuk dalam wilayah Kabupaten Sumenep Madura. Sekarang Luna sedang menempuh pendidikan di perguruan tinggi swasta terkemuka. Setiap pergi kuliah ia menaiki sepeda motor seorang diri. Tak jarang pula Luna dibonceng Debur karena mereka satu perguruan tinggi berbeda fakultas. Kedua orang tua mereka tahu kalau Debur sudah ditunangkan dengan Sofia.  Demikian pula Luna yang sebentar lagi akan menikah dengan lelaki tambatan hatinya, Gunawan. Suatu ketika Luna mengalami