Langsung ke konten utama

Postingan

Mendung Berarak

Pentigraf: Yant Kaiy Sontak dendamku mencair demi melihatnya tak bisa berbuat apa-apa lagi. Pilu berbaur iba menyapu bersih butir-butir congkak. Inilah hakikat hidup. Kemenangan hanya sesaat menghinggapi langkah diri. Aku tak bisa melontarkan kata-kata di hadapannya. Diatas kursi roda ia didorong oleh anak perempuannya menuju acara bakti sosial: Pengobatan tradisional gratis. Ia menyapaku begitu lirih. Hampir tak terdengar. Tangannya tak bisa digerakkan. Dulu ia sering menggendongku. Setelah basa-basi sebentar, aku segera meninggalkan mereka. Dari ujung mata dapat kutangkap, bahwa ia ingin berbicara banyak.[] Pasongsongan, 25/11/2021

Lagu Pecundang

Pentigraf: Yant Kaiy Jodoh, Tuhan yang menentukan. Aku dan dia gagal menikah karena persoalan Pilkades (Pemilihan Kepala Desa). Ayah menang atas bapaknya. Periode selanjutnya, Ayah dikalahkan oleh dia. Sekarang aku yang bertarung dan dia yang terjungkal. Kuberjanji dalam hati, pada Pilkades yang akan datang, kuingin menghentikan permusuhan ini. Kami menggiring massa, mengompori mereka sedemikian rupa untuk membenci kubu dia. Segala cara kami tempuh demi satu tujuan: Kemenangan. Politik uang terbungkus bantuan sudah menjadi tradisi dalam pemilihan apa pun. Demi sepotong gengsi, apa pun dilakukan.[] Pasongsongan, 25/11/2021

Pengembaraan

Pentigraf: Yant Kaiy Hampir satu bulan terombang-ambing di tengah lautan lepas. Aku bersama lima orang perempuan dan tiga laki-laki dewasa dalam satu perahu. Terpaksa kami melarikan diri dari kampung halaman karena ada konflik berdarah. Suami dan kedua anakku tewas. Kedua orang tuaku dan semua orang di desaku dibantai habis. Sedangkan satu anakku yang selamat masih berusia tujuh bulan Beruntung kami membawa bekal makanan ala kadarnya. Memancing ikan tiap hari supaya bekal tidak cepat habis. Kami berlayar meninggalkan negeri tercinta sejauh mungkin. Hari demi hari mulai tumbuh harapan hidup di negeri orang. Siang-malam kami memanjatkan doa pada Tuhan agar jiwa kami diselamatkan dari maut. Dia Maha Mendengar permohonan hamba-Nya. Perahu kami mendekat pada sebuah pulau.[] Pasongsongan, 23/11/2021

Terkini; Kabel Listrik PLN Hampir Menyentuh Tanah

Catatan: Yant Kaiy Harus hati-hati bagi pengemudi kendaraan bermotor ketika melintas di jalan Lapangan Sawungggaling Desa/Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep. Persoalannya ada kabel listrik PLN lepas dari tiangnya hampir menyentuh tanah. Selasa (23/11/2021). Pukul 06.00 WIB ketika saya berangkat kerja, melintas di jalan itu, kabel listrik berisolasi untuk rumah tangga oleh masyarakat sekitar diberi rambu lalu lintas berupa plastik bungkus pupuk dan tong plastik. Saat pulang kerja (pukul 11. 00 WIB), saya melintas di jalan itu lagi, ternyata kabel PLN masih belum dinaikkan. Banyak pihak berharap kepada PLN supaya dimusim hujan ini lebih tanggap terhadap laporan masyarakat. Sigap beraction demi keselamatan jiwa manusia.[]

Begitu Sulit Mendapatkan Pupuk Anorganik

Catatan: Yant Kaiy Masyarakat petani disebagian besar Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep sedang menjerit kecewa kepada pemerintah. Disaat musim tanam 2021 kali ini mereka kesulitan mendapatkan pupuk anorganik. Seperti pupuk jenis Urea dan ZA. Para petani berupaya keras mencari kebeberapa kios pupuk. Tapi stock tidak ada. Mereka pun membeli ke daerah lain dengan harga meroket; diatas Harga Eceran Tertinggi (HET). Sungguh sangat menyedihkan. Kisah pilu ini selalu terulang setiap tahun pada musim tanam. Solusi brilian dinas pemangku kebijakan hanya di atas laporan tertulis. Tidak sesuai fakta di lapangan. Semua orang tahu kalau petani merupakan garda terdepan dari ketahanan pangan suatu bangsa. Tapi penguasa negeri ini seolah tidak punya atensi terhadap persoalan pupuk. Atau mereka pura-pura lupa. Masyarakat dibanyak pelosok desa berharap pemerintah lebih fokus pada persoalan pupuk. Supaya kisah sedih tidak terulang lagi di tahun depan. Barangkali jalan keluarnya dengan

Rupa Kita, Indonesia

Catatan: Yant Kaiy Diatas kertas dan siaran pers di berbagai media, kebijakan pemerintah selalu pro rakyat. Pesan moral penguasa terdengar merdu menyejukkan kalbu. Namun realitanya jauh panggang dari api. Impian tak seindah kenyataan. Ini fakta yang membuat luka seluruh lapisan masyarakat. Sikap pembenaran diri penguasa dengan meng-caunter protes warga acapkali terjadi. Mereka bermanis-manis muka dengan busana perlente di depan publik. Sikap tidak bersalah, melindungi kelompoknya, berpihak pada yang berkantong tebal seringkali mengiringi pengambilan keputusan krusial. Setiap pergantian pemimpin baru, penduduk negeri ini mengimpikan suatu perubahan lebih baik. Mahfum, bumi nusantara yang kita diami kaya akan sumber daya alam. Tapi masyarakatnya miskin alias tidak sejahtera. Ini jelas menjadi preseden buruk. Mengikis kepercayaan rakyat terhadap penguasa. Bukankah di negeri gemah ripah loh jinawi ini dihuni banyak negarawan kaliber international: Pakar Ilmu tata negara. Tidak b

Buah Setia

Pentigraf: Yant Kaiy Selalu, aku dilibatkan dalam urusan keluarganya. Dari persoalan paling terkecil hingga permasalahan Istrinya. Aku acapkali tidak enak hati mendengarnya. Memang aku menjadi pendengar yang baik tatkala dia bercerita. Aku tak pernah mengguruinya. Bagiku curahan isi hatinya tidak penting karena dia sendiri plintat-plintut. Disore berawan dia pamit. Di sedannya penuh kardus, berisi barang-barang pribadinya. Aku mencegah dia hengkang dari anak-istrinya. Kali ini dia serius, mau pisah. Kalimatku tak digubrisnya. Tiga bulan lebih dia resmi bercerai. Segala kebutuhan anaknya tetap jadi tanggungannya. Aku yang selalu mengantarkan pemberian dia. Entah kenapa istrinya juga bercerita apa saja tentang dia. Lagi-lagi aku jadi pendengar setia. Sampai suatu waktu aku tidur di rumahnya karena dia sakit. Janda muda itu memintaku untuk merawatnya.[] Pasongsongan, 22/11/2021