Langsung ke konten utama

Postingan

Tak Sanggup

Pentigraf: Yant Kaiy Aku tak bisa lagi berpikir normal ketika tumpukan persoalan hidup meledak di otakku. Tak bisa lagi mengimla apalagi menemukan solusi. Jalan pikiran menjadi buntu. Segala keinginan sederhana hancur berkeping-keping.   Kalau sudah begitu, aku tidur untuk menemukan angin segar ketenangan. Beruntung aku dikarunia bisa nyenyak tidur meski himpitan hidup menyesakkan rongga dada.   Istri dan uang tak ubahnya musuh dalam selimut. Tak jarang merongrong keimananku. Menerjang harga diri. Haruskah kutinggalkan mereka diantara pengertian saling memberi dan menerima tak menemukan noktah bahagia. Seperti banyak impian insan di alam fana ini.[]   Pasongsongan, 26/7/2021

Virus Corona

Pentigraf: Yant Kaiy Kepergiannya telah memasung sisa hidupku. Ia terpapar virus corona kata tim dokter dari pihak rumah sakit suamiku dirawat. Kami ikhlas diantara beban berat karena ada tiga anak yang harus kubesarkan. Bertambah besar tanggung jawabku karena harus melunasi cicilan di bank.   Tidak ada kerja. Kami tenggelam dalam telaga derita tak berpantai. Makan seadanya. Tak menerima bantuan, terlepas dari bidikan kebijakan pemerintah. Maka kujual apa saja yang bisa dijual selain keimanan di dada.   Bertahan pada titian kemiskinan. Kucurahkan segala kata di kalbu kepada-Nya. Karena sebagian besar manusia sulit dipercaya.[]   Pasongsongan, 26/7/2021

Tak Lagi di Menara Sukses

Pentigraf: Yant Kaiy Kekhawatiran yang dulu pernah terlintas kini menjadi kenyataan. Karier sukses sekian lama terengkuh sirna ditelan persaingan. Satu demi satu kekayaanku terjual hingga tak tersisa. Bersama istri aku terus mencoba bangkit dari lembah kebangkrutan.   Proses panjang itu membuahkan hasil. Tapi bukan dari tanganku, melainkan dari karya istriku. Hidupku pun terdikte. Pijakan haluanku terombang-ambing. Hilang hormat istriku. Aku kalah dalam banyak hal. Keputusan rumah tangga kami ada di tangannya.   Puncaknya dia meninggalkan aku karena pertengkaran. Aku mempertahankan wibawa sebagai seorang suami.[]   Pasongsongan, 26/7/2021

BPNT Desa Pasongsongan Hampir Tuntas

Hanira, pemilik Agen Salera Desa/Kecamatan Pasongsongan-Sumenep. (Foto: Yant Kaiy) Sumenep – Salera merupakan salah satu agen BPNT (Bantuan Pangan Non Tunai) dari dua agen yang ada di Desa/Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep. Hanira pemilik Agen Salera mengakui kalau pencairan kali ini agak tersendat. Hal itu dikarenakan kurang lancarnya pengiriman dari supplier.   “Ini bukan faktor kelalaian dari kami sebagai pemilik Agen Salera. Kita maklum karena adanya penerapan PPKM (Pemberlakuan Pembatasab Kegiatan Masyarakat) disemua sektor sehingga pasokan kurang lancar,” terang Hanira seraya melayani penerima bantuan. Ahad (25/7/2021).   Wanita dua orang anak ini menambahkan, bahwa pencairan BPNT di Desa Pasongsongan secara keseluruhan sudah hampir tuntas. Jalinan komunikasi dengan penerima manfaat BPNT senantiasa ia lakukan, yakni dengan membuka layanan pengaduan dan informasi konsumen. (Yant Kaiy)

Tatapan Menghanyutkan

Pentigraf: Yant Kaiy Beragam cerita kenakalannya telah menghias acara kumpul bersama disalah satu warung kopi di desaku. Rasa ingin tahu kebenaran itu menggelitik kalbu. Walau tak ada guna bagiku karena dia telah mempunyai dua anak dengan kehidupan lumayan mapan.   Pada suatu kesempatan kami dipertemukan pada sebuah kegiatan bakti sosial. Aku menghormati dia karena posisi distruktur organisasi lebih tinggi. Kewenangan ada padanya. Apa perintahnya harus kuselesaikan.   Benar saja, ketika kami berjabat tangan, jemari telunjuknya digerakkan ditelapak tanganku. Aku kaget. Tapi aku segera mengendalikan diri karena banyak orang. Ia menatapku dengan seutas senyum penuh makna.[]   Pasongsongan, 25/7/2021