Langsung ke konten utama

Postingan

Antologi Puisi “Lazuardi Asa” (10)

Puisi Karya Yant Kaiy Sahabat Peng isi Benci kupendam ra s a i tu seki an lama agar kein s ya f annya benar ada kendat i kuteru s harus mengalah lantaran bagiku keluh adalah kenai f an ternyata terlalu buta hatinya tak pernah membedakan api dan air mata bah, sungguh terlalu. Sumenep. 18/02/90   Tabah I ternyata aku harus tabah menjalani masa sekolah dari peluh kedua orang tua tak mampu menghapus duka nan mengiris raga II pujangga berkata tabah adalah syurga aku seolah tak percaya karna diriku terpaut sengsara begitu lama III bagaimana pun aku harus bisa bertabahkan diri berlukakan pada keberadaan berteriakkan undang penyesalan cukuplah untuk bekalku nanti. Sumenep, 18/02/90  

Antologi Puisi “Lazuardi Asa” (9)

Puisi Karya Yant Kaiy Jalanan Berbatu yang tertidur di pinggiran lorong bangunkanlah kebodohanku! yang terpaku memandang bintang bangkitkanlah segala keresahanku! biar pun berbatu jalanan yang melamun seolah gamang di lubuk hati aku menanti jawaban... bawalah daku bersama sampanmu ke pulau tak berpenghuni agar ketenanganku tak terganggu agar penderitaan ini tak sampai satu langkah sebelum kematian menerjang insan beriman semestinya penghargaan bukanlah takhta bagiku nan kerdil tak terlihat bolamata ya, Tuhanku mulut ini hanya bisa berdoa mengeluh nikmat - Mu Allah... ampunilah... Sumenep, 17/02/90   Susut Kebimbangan di tengah pandangan nasib beribu jarum menghunus tubuh utuhku yang berkebimbangan pada jatidiri membuai terbawa tembang gundah tertata kebersemangatanku menantang segala dendam berkecamuk berlari mengejar cita tanpa peduli sekitar penglihatanku sementara ibaku membuncah merenda keceriaan semata terratal su

Antologi Puisi “Lazuardi Asa” (8)

Puisi Karya Yant Kaiy Sepotong Kepahitan barangkali aku telah jauh berjalan meninggalkan bekas luka, pedih yang mengikis pantai pengertianku mengapung di antara awan membisu dan terus diri bertanya tentang lamunan tak bertitik berpulang pada asa terlunta semaunya kabut tipis melintas di p ikiranku melukiskan kebersemangatan nan percuma adanya jurang kesombongan hanyalah pengharapan semata dan ketidakmengertianku tertinggal jauh aku bukan frustrasi menghadapi semua yang berbau melarat namun kepahitanlah tetap membelenggu. Sumenep, 16/02/90   Halusinasi Malam berteduh mengarungi senja menantang beragam kemunafikan yang terlantar di pembaringan haruskah aku terus terlena seorang diri? dan malamku belum cukup memikir betapa mulianya karunia Tuhanku itu dan rasa buramku meletus di tengah padang melebur bersama suasana nan terbui gerakku mengalir membasahi mulut gua menetes pe r lahan seiring pancaroba pada malam yang gulita, ku

Antologi Puisi “Lazuardi Asa” (7)

Puisi Karya Yant Kaiy Menangis di Tengah Hinaan gerakku memang lamban otakku tak main bertengkar aku takut mati dan membiarkan kekalahan terus menindih tanpa ampun seujung kuku pun tiada kalimat puitis yang ada rintih menembus mega kehinaan bagiku dari orang ini tak ubahnya sampah berterbangan mencari keburukan sifat orang lain yang lebih mulia duh, nasib... jangan biarkan diriku lebih sengsara lagi menempuh jalan berliku ini! Sumenep, 14/02/90   Sembahyang Malam halimun berguguran menerpa. genting bilikku terpatri tobat atas kekhilafan sehari angan melayang pada Allah sujud meluruskan segala keinginan, yang berpulang pada karunia - Nya aku diam seribu kalimat hanyalah hati menancapkan kelemahan diri pada sebuah penyesalan tak berujung lantas terlupa pada asal kita. Sumenep, 14/02/90

Antologi Puisi “Lazuardi Asa” (6)

Puisi Karya Yant Kaiy Dermaga Penantian kulambaikan rasa bangga menggunung ditumbuhi kenyerian akibat fitnah luka alirkan darah perjuangan datang dan pergi terbawa emosi sampanku lenyap pandangan terhalang mendung ombak bergelimangan membanting muatan bak kapas melayang kutanggalkan ketakutan menggerogoti kalbu gagallah kebencian bermandikan peluh asa tak terbayangkan penantian akhir silih berganti mengurung resah ditampar, diterjang badai berlomba menyerang keyakinan kutanam. Sumenep, 13/02/90   Kebuntuan Pikiranku bertumpu pada peristiwa masa lalu membakar sebagian amarah terpendam sempat untung aku berlari membawa beban kehidupan tersiram kebimbangan membuncah menua seiring embun pagi luruh ke tanah terbawa keinginan berlapis baja. Sumenep, 13/02/90

Antologi Puisi “Lazuardi Asa” (5)

Puisi Karya Yant Kaiy Cemburu I apabila ada seujung kesetiaan melekat berbagai prasangka mengikutinya dari balik layar khayal terpancang mengitari liku perjuangan asmara pun tak pernah padam tertiup badai II selayaknya manusia punya sekeping cinta lantaran kodrat tak dapat tertolak biar bagaimana pun 'kan kubiarkan cemburu itu bersemi. Sumenep, 11/02/90   Nyanyian Malam kesepian begitu mendera tak berselera menggalau halusinasiku seketika berceloteh tentang mimpi aku hanya bisa melontarkan penyesalan meski kuharus menyadari akan kebodohan ini barangkali takkan menuntun jalanku sampai kapan kutersiksa begini ? berjuta tanya melepuh di antara gelombang tersesatnya ilusi melayang hasrat tak tentu rimba kusandarkan perjuangan tak berdosa lalu terbuang di tong sampah oh, nasib burukkah ini? betapa menyesatkan! Sumenep, 11/02/90  

Antologi Puisi “Lazuardi Asa” (4)

Puisi Karya Yant Kaiy Kegagalan luruh bersama patahnya semangatku keresahan menyusup ke benak kubangkitkan demi perjuangan selayaknya kegagalan terlahir termiliki umat Allah di atas bumi fana ini. Sumenep, 10/02/90   Kebodohanku tak pintar aku menguasi ilmu cuma kutampak tak bersemangat lagi barangkali inilah termasuk kebodohanku ilham semalam selepas surutnya matahari pelangi menghantarkan kegelisahan kesepian tiada duanya dari kegamangan kutunggu dalam pekatnya halimun belajar dari rasa haus serta lapar yang senantiasa menghimpit jalanku merasa tertipu dari gerahnya suasana belajarku berulangkali kutakberserah menenteng hasrat namun di situ keraguan merayu telaga hati kusesali sepenuhnya akan ketololanku tak dapat menguasai jalan pikiran aliran darah selaksa berhenti seketika dan selebihnya beragam penyesalan menggerogoti kebimbangan. Sumenep, 10/02/90