Langsung ke konten utama

Postingan

Therapy Banyu Urip Madura Berqurban

MS. Arifin (Foto: Yant Kaiy) Apoymadura, Sumenep – Seperti tahun-tahun sebelumnya, CEO Therapy Banyu Urip International, MS. Arifin di Hari Raya Idul Adha melakukan pemotongan hewan qurban, baik di Yogyakarta dan Sumenep. Untuk lebaran qurban kali ini ada yang special, MS. Arifin datang ke rumah baru dibelinya yang berada di kawasan Jalan Kiai Abubakar Sidik Desa/Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep. Menurut informasi dari kerabat pemilik rumah sebelumnya, bahwa rumah tersebut diperkirakan dibangun pada abad XVIIl. “Sengaja saya agak lama berada di Pasongsongan karena sedang rehab rumah dan tempat praktek Therapy Banyu Urip. Juga, insya Allah besok pemotongan sapi akan dilakukan di sini,” terang MS. Arifin kepada apoymadura.com di rumah berasitektur tempo dulu . Kamis (30/7/2020). Selama berada di rumah tersebut, MS. Arifin telah menerima beberapa kunjungan pasien kendati grand opening tempat prakteknya belum diresmikan. Ia melayani mereka dengan ramah-tamah.

Kisah King dan Pelabuhan Pasongsongan

Amaniyah Tahir (foto: Yant Kaiy) Apoymadura, Sumenep – Cerita tentang King yang berasal dari Tiongkok Tibet sangat kental mewarnai nuansa keragaman sosial-budaya masyarakat di Pasongsongan. Dari harmonisasi kemajemukan inilah akhirnya memunculkan kemajuan perekonomian amat pesat di wilayah yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Pamekasan. Amaniyah Tahir, salah seorang keturunan king bertempat tinggal di Dusun Pakotan Desa/Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep punya cerita tentang nenek moyangnya. “Menurut cerita orang tua, King adalah leluhur peranakan Cina yang ada di Pasongsongan. King dan keluarganya mendarat di Pelabuhan Pasongsongan sekira abad XVII. Kemudian ia melakukan aktivitas bisnis. King merajai perniagaan hingga akhirnya berangkat naik haji ke Tanah Suci, Mekah,” terang Amaniyah Tahir pada apoymadura.com. Rabu (29/7/2020). Ini jelas ada korelasi yang menunjukkan kepada khalayak luas kalau Pelabuhan Pasongsongan merupakan pelabuhan termasyhur dan ra

Dampak Penggunaan Tikar Daun Lontar

Catatan: Yant Kaiy Diperkirakan pertengahan Agustus 2020, panen tembakau di Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep Madura sebentar lagi akan dimulai. Cuaca sepertinya agak bersahabat dengan tidak turun hujan, tentu akan menambah kualitas tembakau lebih baik. Harapan banyak petani, harga tembakau kali ini tidak anjlok seperti tahun kemarin. Dimana petani mengalami kerugian cukup parah dengan harga tembakau rajang berkisar Rp 10.000,- per kilogram. Alih-alih mau mendapat keuntungan, modal yang dikeluarkan hanya kembali separuh. Dibalik proses hasil tembakau, biasanya tembakau rajang akan dibungkus tikar yang terbuat dari daun lontar. Kita tentu tahu kalau daun lontar diambil dari pohon siwalan yang keberadaannya saat ini sudah sedikit. Hal ini membuat harga tikar menjadi mahal. Kalau tahun lalu berkisar Rp 50.000,- per satu tikar. Setelah sampai di gudang pabrikan rokok, tikar pembungkus itu dibuang begitu saja. Sangat disayangkan. Kalau saja pembungkus tembakau raja

Pembelajaran Daring dan Literasi SDN Pasongsongan IV

Haji Akh. Busri, S.Pd, M.Pd. Kepala SDN Pasongsongan IV Apoymadura, Sumenep – Sistem Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang diterapkan SDN Pasongsongan IV Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep ternyata tidak mengalami kendala berarti. Semua berjalan sesuai dengan regulasi yang ditetapkan Kepala Dinas Pendidikan Sumenep selama pandemi Covid-19. “Pembelajaran daring di SDN Pasongsongan IV dilaksanakan oleh dewan guru di sekolah. Sedangkan para murid tinggal di rumah masing-masing. Lewat aplikasi WA, guru memberikan materi pelajaran kepada semua anak didiknya,” terang Kepala Sekolah SDN Pasongsongan IV Haji Akh. Busri, S.Pd, M.Pd kepada apoymadura.com. Minggu (26/7/2020). Pernyataan ini sekaligus menepis isu kalau semua peserta didiknya masuk ke sekolah. Yang benar, semua guru yang masuk ke sekolah dan para murid tetap di rumah mengikuti pelajaran yang diberikan gurunya secara online. Literasi Sekolah Untuk mengisi waktu luang, dewan guru di SDN Pasongsongan IV melaks

Therapy Banyu Urip Pusat Madura Berbagi

Yant Kaiy dari apoymadura.com (kiri) dan MS.Arifin Apoymadura, Sumenep – CEO Therapy Banyu Urip International, MS. Arifin pulang kampung halaman dalam rangka mau berkurban sapi di Hari Raya Idul Adha. Seperti tahun-tahun sebelumnya, kurban sapi dilaksanakan di dua tempat, yakni di Yogyakarta dan Sumenep Madura. “Bagi saya, menyembelih hewan kurban wajib hukumnya untuk seorang muslim yang berkecukupan. Ini saya lakukan dalam rangka berbagi terhadap sesama,” ujar MS. Arifin tidak terkesan menyombongkan diri. Dijumpai di rumahnya yang asri, Jalan Kiai Abubakar Sidik, Depan Bank Jatim Desa/Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep, MS. Arifin mengatakan kalau kedatangannya selain berkurban, dia juga akan merenovasi rumah yang baru dibelinya. “Nantinya rumah ini selain menjadi tempat tinggal bagi kami, juga akan dijadikan rumah sehat. Tempat therapy bagi pasien. Tidak harus menunggu grand opening, mulai saat ini bila ada orang sakit, langsung saja datang ke sini. Atau bi