Amaniyah Tahir (foto: Yant Kaiy) |
Apoymadura, Sumenep –
Cerita tentang King yang berasal dari Tiongkok Tibet sangat kental mewarnai
nuansa keragaman sosial-budaya masyarakat di Pasongsongan. Dari harmonisasi
kemajemukan inilah akhirnya memunculkan kemajuan perekonomian amat pesat di
wilayah yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Pamekasan.
Amaniyah Tahir, salah seorang keturunan king bertempat
tinggal di Dusun Pakotan Desa/Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep punya
cerita tentang nenek moyangnya.
“Menurut cerita orang tua, King adalah leluhur peranakan
Cina yang ada di Pasongsongan. King dan keluarganya mendarat di Pelabuhan
Pasongsongan sekira abad XVII. Kemudian ia melakukan aktivitas bisnis. King
merajai perniagaan hingga akhirnya berangkat naik haji ke Tanah Suci, Mekah,”
terang Amaniyah Tahir pada apoymadura.com.
Rabu (29/7/2020).
Ini jelas ada korelasi yang menunjukkan kepada khalayak luas
kalau Pelabuhan Pasongsongan merupakan pelabuhan termasyhur dan ramai yang ada
di Pulau Madura. Sebab terbukti juga ada bangsa Arab yang melakukan kegiatan
perdagangan di Pasongsongan. Jejak kaum Timur Tengah itu terkuak setelah
ditemukannya kuburan massal di bawah timbunan bukit pasir di Desa Panaongan
Kecamatan Pasongsongan Sumenep. Sekarang kuburan massal itu dinamakan Astah
Buju’ Panaongan.
“Pulang dari menunaikan ibadah haji, King lalu meninggal
dunia dan dikebumikan di kawasan pemakaman Sunan Ampel Surabaya,” tukas
Amaniyah Tahir mengakhiri perbincangan. (Yant Kaiy)
Komentar
Posting Komentar