Contoh Pidato Singkat untuk Santri: Melukis Hakikat Rindu di Balik Ilmu🎤

Pidato santri

Berikut redaksi apoymadura.com akan menyajikan contoh pidato yang bagus untuk lomba pidato bagi santriwati. 

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Yang kami hormati Pengasuh Pondok Pesantren Annidhamiyah.

Yang terhormat dewan juri, para ustadz dan ustadzah serta teman-teman santriwati yang saya banggakan.

Pertama saya panjatkan Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas segala limpahan nikmat sehat. 

Kedua shalawat dan salam ke baginda Rasulullah SAW, nabi akhir zaman. 

Hari ini, izinkan saya bercerita tentang sebuah perjalanan, perjalanan yang dimulai dengan air mata, tetapi dirajut dengan harapan.

Ketika pertama kali menginjakkan kaki di Pondok Pesantren Annidhamiyah, hati saya hancur. 

Bayangan wajah ayah dan ibu yang memeluk erat, suara adik kecil yang bertanya, "Kakak, kapan pulang?" - semua itu seperti pisau yang mengiris hati. 

Malam-malam awal di sini, saya menangis dalam diam, merindukan dekapan hangat keluarga, makanan buatan ibu, bahkan keributan kecil di rumah yang dulu kadang membuat kesal.

Tapi, di balik rindu yang membara, ada bisikan hati: "Ilmu agama adalah bekal terbaik untuk hidupmu, untuk akhiratmu, bahkan untuk keluarga yang kelak kau bangun." 

Saya ingat nasihat ayah, "Nak, sabar. Kelak kau akan pahami, ini semua untuk kebaikanmu." 

Perlahan, saya belajar menerima bahwa pengorbanan ini bukan tanda ditinggalkan, melainkan bukti kasih sayang orang tua yang ingin anaknya tumbuh dengan iman dan ilmu.

Di sini, saya menemukan lebih dari sekadar pelajaran fikih atau nahwu. Saya belajar arti sabar saat rindu mendera, arti syukur saat bisa menghafal Al-Qur’an, dan arti kekuatan saat bangkit dari kegagalan. 

Teman-teman santriwati dan para asatizah menjadi keluarga baru yang mengajari saya makna ukhuwah. 

Di Pondok Pesantren Annidhamiyah mengajarkan bahwa "jauh dari keluarga bukan berarti jauh dari cinta, karena Allah menggantinya dengan ribuan cara."

Saya yakin, suatu hari nanti, ketika sudah berumah tangga dan punya anak, pengorbanan ini akan berbuah manis. 

Ilmu yang dipelajari di sini akan menjadi lentera bagi keluarga saya kelak. 

Sebagaimana kata pepatah Jepang: "Shinbō wa nigai ga, sono mi wa hachimitsu yori mo amai"

Artinya: "Sabar itu pahit, tapi buahnya lebih manis dari madu."

Wahai saudariku, jika hari ini ada yang masih menitikkan rindu, ingatlah: kita tidak sendiri. Allah SWT selalu menyertai hamba-Nya yang menuntut ilmu. 

Mari kita jadikan setiap tetes air mata sebagai penyubur iman, setiap rindu sebagai penguat tekad!

"Barangsiapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga." (HR. Muslim).

Demikian pidato singkat saya, semoga bermanfaat. Kurang dan lebihnya mohon maaf yang tiada terkira. 

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. []


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Soa-soal Bahasa Madura Kelas III

Soal-soal Bahasa Madura Kelas IV SD

Soal dan Kunci Jawaban Bahasa Madura PAS Kelas IV SD

SMPN 1 Pasongsongan Perkenalkan Program Pendidikan kepada Siswa SDN Panaongan 3 dalam Sosialisasi Penerimaan Siswa Baru

Pelepasan 1000 Merpati Tandai Dimulainya Haflatul Imtihan di Pesantren Annidhamiyah

Herbal Gondowangi Bondowoso Beri Bantuan Sepatu Olahraga ke Siswa SDN Panaongan 3 Sumenep yang Berlokasi di Desa Terpencil💥

Penyembelihan Hewan Qurban di Pendopo Therapy Banyu Urip Berlangsung Lancar🔥

Miris‼️ Warga Pasongsongan Merasa Khawatir, Jembatan Sungai Angsono Masih Gelap Gulita😎

Grand Opening Haflatul Imtihan 2025‼️ Menyemai Prestasi, Merawat Tradisi di Pondok Pesantren Annidhamiyah🔥

Herbal Gondowangi Bondowoso Berikan Bantuan Sepatu Olahraga untuk Siswa SDN Panaongan 3 Sumenep🔥