Langsung ke konten utama

Postingan

Kekuatan Paslon Fattah Jasin-Kiai Fikri

Hairul Anwar (kiri) dan Nyai Mila (kanan) Catatan: Yant Kaiy Dari banyak media online diberitakan, kalau Nyai Mila akan menjadi daya gedor anyar aliansi Relawan Hairul Anwar. Beliau dipercaya  sebagai Ketua Tim Relawan Hairul Anwar For Fattah Jasin. Kabar ini semakin membuat pasangan calon (Paslon) Fattah Jasin-Kiai Fikri mendapat keyakinan bisa merebut suara terbesar dari Pilkada Sumenep 2020 kali ini. Ini tentu surprise. Nyai Mila atau nama lengkapnya Wafiqoh Jamila adalah mantan istri Kiai Haji A. Busyro Karim (Bupati Sumenep). Jelas dia dipercaya menjadi poros terdepan membawa perempuan Sumenep memilih Fattah Jasin-Kiai Fikri. Sedangkan kepastian deklarasi perempuan da’i ini tinggal menunggu saat yang tepat. Menurut para pengamat politik, Nyai Mila akan menjadi motor vital dalam kampanye nanti. Karena beliau ahli dalam berceramah. Semua orang tahu, jikalau tokoh agamawan bagi sebagian besar warga masyarakat Sumenep merupakan corong terbaik mempengaruhi mindset p

Menyikapi Maraknya Pesta Pernikahan di Pasongsongan

Catatan: Yant Kaiy Sepuluh hari terakhir di Juli 2020 mulai marak pesta pernikahan di wilayah Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep Madura. Itu bisa terdengar dari suara sound system dari beberapa penjuru desa. Padahal dari beberapa kantor pemerintah dan swasta masih tetap menerapkan protokol kesehatan. Sekolah-sekolah juga ditutup. Lantaran pemerintah pusat masih belum memberi aba-aba kalau situasi sudah masuk ke zona new normal. Realita ini terkesan ada rasa tidak percaya dari masyarakat terhadap pernyataan gugus tugas penanganan Covid-19, kalau virus corona masih ada dan mengancam jiwa warga masyarakat. Beberapa alasan mengalir lantaran disinyalir ada kebohongan dari sekian episode pasien Covid-19. Ada pula kejanggalan-kejanggalan yang mereka temukan berdasarkan cerita dari mulut ke mulut. Entah kenapa masyarakat lebih percaya kabar tidak jelas (abu-abu) dari pada pernyataan resmi dari pemerintah. Dinamika ini sejatinya menjadi kajian bersama dan bisa menarik benan

Lagu Lama Pabrikan Rokok di Madura

Seorang petani tembakau di Dusun Sempong Barat Desa/Kecamatan Pasongsongan-Sumenep. Catatan: Yant Kaiy Seperti tahun-tahun sebelumnya, selalu saja gudang pembelian tembakau di Sumenep dan Pamekasan melakukan manuver politik dagang tidak adil. Tidak berpihak pada kaum petani tembakau. Senantiasa mau enaknya sendiri. Bahkan, petani selalu menjadi objek permainan mereka. Sungguh ironis. Tapi itulah yang terjadi dan tetap berlaku dari dulu hingga kini. Ketika panen tembakau hanya satu dua orang biasanya harga mengikuti anjuran pemerintah daerah setempat, sesuai kesepakatan sebelumnya. Namun ketika panen tembakau sudah banyak, harga kemudian turun. Petani pun pasrah karena tidak mungkin tembakau rajangan itu dibuat rokok sendiri. Parahnya lagi gudang pabrikan rokok tutup dengan alasan kebutuhan tembakau sudah terpenuhi. Permainan ini tentu akan sangat mengiris hati nurani sang petani. Sebab tidak sedikit biaya seorang petani yang digelontorkan sejak mulai menanam hingga pan

Pelangi Covid-19 di Pasongsongan

Catatan: Yant Kaiy Kerinduan peserta didik dan dewan guru pada kegiatan belajar mengajar di sekolah tidak dapat terbendung lagi. Diantara mereka tidak bisa lagi menyembunyikan keinginannya masuk kembali ke lembaga pendidikannya. Setelah sekian lama terkurung dalam protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah dengan alasan demi keselamatan bersama. Pro-kontra di masyarakat akar rumput tentang gonjang-ganjing virus corona memantik keresahan amat serius. Hampir empat bulan masyarakat berada di bawah bayang-bayang hitam Covid-19. Fenomena itu ternyata pada awalnya saja, tapi pada episode terakhir (medio Juli 2020) sebagian besar masyarakat jemu membicarakannya. Seolah ketakutan mereka sudah luntur tergerus informasi simpang-siur. Akan tetapi lembaga pendidikan swasta dan negeri, baik tingkat TK sampai SMA di Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep tetap tidak mengadakan pembelajaran tatap muka, melainkan pembelajaran daring dari rumah masing-masing dengan model interaktif

Dilema Petani Tembakau Pasongsongan Sumenep

Tanaman tembakau milik seorang warga Desa Pasongsongan Catatan: Yant Kaiy Diperkirakan akhir Agustus 2020 panen tembakau di Desa/Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep akan segera dimulai. Gonjang-ganjing tentang adanya beberapa pabrik rokok yang takkan membeli tembakau Madura, ternyata tak membuat kendor semangat para petani. Mereka tetap bergairah dalam menanam tembakau seperti tahun-tahun sebelumnya. Warga masyarakat Desa Pasongsongan yang melakukan penanaman tembakau meliputi Dusun Sempong Barat dan Dusun Sempong Timur. Kendati demikian, sebagian dari mereka ada yang membeli tembakau dari luar Pasongsongan. Kemudian mereka merajangnya. Sebenarnya lahan penanaman tembakau di dua dusun ini masih banyak yang tidak ditanami. Alasan dari mereka karena faktor air. Umumnya mereka mengambil air dari sumur yang kedalamannya berkisar 20 meter. Tapi airnya tidak cukup. Beruntunglah kemarin hujan turun dua kali sehingga tanaman tembakau mereka tampak lebih baik ketimbang tah