Catatan: Yant Kaiy
Sepuluh hari terakhir di Juli 2020 mulai marak pesta
pernikahan di wilayah Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep Madura. Itu bisa
terdengar dari suara sound system dari beberapa penjuru desa. Padahal dari
beberapa kantor pemerintah dan swasta masih tetap menerapkan protokol
kesehatan. Sekolah-sekolah juga ditutup. Lantaran pemerintah pusat masih belum
memberi aba-aba kalau situasi sudah masuk ke zona new normal.
Realita ini terkesan ada rasa tidak percaya dari masyarakat
terhadap pernyataan gugus tugas penanganan Covid-19, kalau virus corona masih
ada dan mengancam jiwa warga masyarakat. Beberapa alasan mengalir lantaran
disinyalir ada kebohongan dari sekian episode pasien Covid-19. Ada pula
kejanggalan-kejanggalan yang mereka temukan berdasarkan cerita dari mulut ke
mulut.
Entah kenapa masyarakat lebih percaya kabar tidak jelas (abu-abu)
dari pada pernyataan resmi dari pemerintah. Dinamika ini sejatinya menjadi
kajian bersama dan bisa menarik benang merah dari carut-marut berita dari media
elektronik, media massa cetak dan sosial media lainnya.
Beberapa elemen pemerintah, yakni kepolisian dan petugas
kesehatan serta aparatur desa menjadi garda terdepan dalam melokalisir temuan
di lapangan. Merekalah yang paling bisa mengimplementasikan aturan kesehatan ke
segenap warga masyarakat.
Endingnya, saat ini masyarakat tidak takut pada teror
Covid-19, tapi mereka lebih segan (khawatir) terhadap komponen pemerintah
tingkat kecamatan. Khawatir kalau petugas mendatanginya dan membubarkan
perayaan pernikahan putra-putrinya.[]
Yant Kaiy, penjaga gawang apoymadura.com
Komentar
Posting Komentar