Catatan: Yant Kaiy
Kerinduan peserta didik dan dewan guru pada kegiatan belajar
mengajar di sekolah tidak dapat terbendung lagi. Diantara mereka tidak bisa
lagi menyembunyikan keinginannya masuk kembali ke lembaga pendidikannya.
Setelah sekian lama terkurung dalam protokol kesehatan yang ditetapkan
pemerintah dengan alasan demi keselamatan bersama.
Pro-kontra di masyarakat akar rumput tentang gonjang-ganjing
virus corona memantik keresahan amat serius. Hampir empat bulan masyarakat
berada di bawah bayang-bayang hitam Covid-19. Fenomena itu ternyata pada
awalnya saja, tapi pada episode terakhir (medio Juli 2020) sebagian besar
masyarakat jemu membicarakannya. Seolah ketakutan mereka sudah luntur tergerus
informasi simpang-siur.
Akan tetapi lembaga pendidikan swasta dan negeri, baik
tingkat TK sampai SMA di Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep tetap tidak
mengadakan pembelajaran tatap muka, melainkan pembelajaran daring dari rumah masing-masing
dengan model interaktif berbasis internet.
Kalau di kota-kota barangkali sarana internet dan SDM dari
orang tua peserta didik tentang gadget cukup mampu sehingga sistem pembelajaran
online tidak akan mengalami kendala apa pun. Namun akan lain ceritanya ketika
di pelosok. Dimana kedua orang tua peserta didik tidak pernah bersentuhan
dengan barang-barang elektronik semacam itu. Apalagi mereka baru mengalami
perihal pembelajaran daring seperti saat sekarang.
Para guru juga kerepotan untuk membuat laporan tentang hasil
pembelajaran jarak jauh. Bisa jadi data yang dimasukkan fiktif atau hasil
rekayasa semata. Mau tidak mau para guru melakukan kebohongan itu demi
tercapainya target yang telah ditetapkan.[]
Yant Kaiy, penjaga gawang apoymadura.com
Komentar
Posting Komentar