Langsung ke konten utama

Postingan

Virus Eksklusif

Opini: Yant Kaiy Saya mempunyai teman masa kecil di Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep Madura yang sekarang jadi orang sukses. Dulu dia hampir sejajar taraf hidup keluarganya dengan kami. Sama-sama berada di bawah garis kemiskinan. Karena punya jabatan penting, sekarang orang-orang mengultuskan dia sebagai manusia terhebat, terbaik, dan terpuji. Dia menjadi inspirasi bagi banyak warga di wilayah kami, bahwa kemiskinan tidak menutup jalan sukses bagi siapa saja yang hendak berikhtiar. Ada aura menyinari alam pikiran mereka kalau kelemahan menjadi daya pemicu menggapai impian selama hayat di kandung badan. Ketika saya bersilaturrahmi di Idul Fitri 1441 H kemarin, ternyata para tamu di rumahnya sudah banyak. Dari sudut mata batin saya, ada perbedaan mencolok dalam sikap dan nada bicaranya. Dia seperti orang bijak bercampur sok pintar. Performanya berwibawa, berbeda jauh tatkala kami masih satu sekolah dulu. Bagi saya fenomena seseorang yang sukses lumrah mengalami

Pengaruh Media Massa

Opini: Yant Kaiy Serbuan arus informasi dari berbagai media massa telah mempengaruhi suasana kehidupan masyarakat saat ini. Terutama informasi instan dari media sosial lewat teks singkat dan gambar menarik. Gempuran kabar itu terus mendobrak sisi sosial budaya tanpa henti. Apalagi kanal tersebut terbuka lebar sehingga tanpa kenal waktu menyeruak hebat ke sudut-sudut ruang hidup manusia. Apalagi hampir setiap orang sudah punya smart-phone. Maka wajar kalau info telur rebus penangkal virus corona dan meteor jatuh sempat menghentak dan membelalakkan mata kita di bulan kemarin. Orang tanpa dihimbau sontak berjamaah, terutama di sebagian wilayah Jawa Timur. Mereka mengikuti anjuran hoaks dan tak masuk akal dengan ikhlas hati. Adalah kebimbangan yang membuat masyarakat berperilaku demikian. Ada ketidakpercayaan terhadap ucapan para tokoh yang membuat mereka mencari informasi pasti. Sebab mereka seolah jenuh dengan serbuan informasi simpang siur, memberondong setiap menit p

Jurus Politik Pemimpin Indonesia

Opini: Yant Kaiy Tidak di pemerintahan pusat saja yang mengaplikasikan jurus “tebar pesona bantuan”, di pemerintahan daerah juga ikut-ikutan jurus cerdas ini. Jurus yang mampu menghipnotis warga masyarakat menjadi adem ayem. Tidak ada gejolak meledak dahsyat karena berjuta tuduhan akan menghadangnya. Undang-undang telah dipersiapkan menelikung gerakan politik berseberangan tersebut. Padahal kalau dipikir, bangsa kita terdiri dari orang-orang bertitel pakar. Tapi barangkali mereka telah terkontaminasi lingkungan buruk sehingga jalan pikirannya jadi picik, sempit. Wawasannya tidak normal lagi. Apalagi kalau kecerdasan itu tidak diimbangi akhlak mahmudah. Bisa jadi sisi kemiskinan membuat mereka terbawa arus, lantaran mereka butuh tambang untuk naik ke sisi jurang. Jelas balas budi merupakan perbuatan terpuji jika kelak punya jabatan. Sehingga kebijakan menjadi alternatif menolong mereka yang pernah mengangkisnya. Maka dipoleslah kebijakan itu menjadi langkah politik

Menciptakan Lapangan Kerja

Opini: Yant Kaiy Ada artikel yang dipublikasikan di media massa menarik hati saya belakangan ini. Bahwa anak muda jaman now jangan punya wawasan kuno dan kampungan, terutama para lulusan sarjana. Para remaja itu sejatinya bisa menciptakan lapangan kerja, bukan mencari kerja. Atau lebih sedihnya, jangan mengemis kerja kepada pemerintah. Lantas apakah keliru rakyat mengharap kerja kepada pemerintah? Lalu saya mencoba berpikir bijak tentang konsep ini. Saya teringat akan salah seorang warga Indonesia yang memiliki otak briliant, Ricky Elson yang diterima kerja di perusahaan pengembangan otomotiv listrik di Jepang. Ricky Elson berhasil mematenkan 14 penemuan di lembaga paten Jepang. Gajinya lebih dari cukup dan kariernya cemerlang. Anak tamatan SMA di Padang ini langsung sekolah di Jepang. Ia mendapat penghargaan luar biasa di Negeri Sakura. Namun karena diajak pulang ke Indonesia oleh seorang menteri BUMN, Dahlan Iskan, untuk mengembangkan kendaraan listrik di I

Melamar Kerja di Malaysia

Opini: Yant Kaiy Saya menikah dengan gadis berasal dari Dusun Sempong Barat Desa/Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep Madura. Orang-orang di dusun yang berbatasan langsung dengan Desa Bindang Kecamatan Pasean Kabupaten Pamekasan umumnya banyak yang merantau kerja ke Malaysia. Wajar kalau ada kata-kata dari negara tetangga itu sering terlontar dari bibir mereka yang pernah bekerja di sana. Seperti kata “teruk”, “awak”, “kereta”, “hospital”, “tauke”, “polis”. Saya pun jadi mengerti makna dari kata-kata itu lantaran sudah akrab berlaku di tengah masyarakat di lingkungan saya. Lalu saya meningkatkan pertanyaan tentang cara melamar kerja di perusahaan kepada eks-TKI itu. Menurut mereka, kerja di Negeri Jiran itu sangat mudah. Kalau ada kemauan pasti ada ada jalan. Paling tidak semboyan itulah bagi orang yang mau bekerja. Lapangan kerja luas terhampar di negeri persemakmuran Inggris ini. Masih menurut mereka, kalau mau melamar kerja tidak ada interview, tidak pakai