Langsung ke konten utama

Postingan

Stop Pengendara Sepeda Motor tak Pakai Masker

Suasana Pos Pantau Kesiap Siagaan Covid-19 di Desa /Kecamatan Pasongsongan-Sumenep. SUMENEP, apoymadura.com – Sejak ada 4 orang yang positif Covid-19 di awal bulan suci Ramadan 1441 H, Sumenep kini masuk dalam zona merah. Masing-masing keempat orang itu beralamat di Kecamatan Saronggi satu orang, satu di Kecamatan Rubaru, dan dua orang di Kecamatan Kota Sumenep. Tiga orang berjenis kelamin laki-laki dan 1 orang perempuan. Dalam upaya memutus mata rantai penyebaran virus corona, Bupati Sumenep Dr.KH.A.Busyro Karim mengharapkan agar semua warga di kabupaten paling timur Pulau Madura untuk benar-benar mengindahkan anjuran pemerintah. Selalu pakai masker, jaga jarak, lebih banyak tinggal di rumah, dan sering-sering cuci tangan. Menindaklanjuti himbauan Bupati Sumenep, para personil Pos Pantau Kesiap Siagaan Pencegahan Covid-19 di Kecamatan Pasongsongan yang terletak di sebelah barat Koramil Pasongsongan memperketat penjagaan. Sebelumnya hanya pengendara mobil yang dihentika

Ibu Sundari Berbagi Resep Kerupuk

Kerupuk poli olahan Ibu Sundari di Dusun Sempong Barat. SUMENEP, apoymadura.com – Bertempat tinggal di Dusun Sempong Barat Desa/Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep, ada produk rumahan kerupuk milik Ibu Sundari yang lumayan laris di pasaran. Karena ada cita rasa ikan di kerupuk berjenis poli tersebut. Penulis penasaran dan menyambanginya karena rasanya berbeda dengan kerupuk poli yang beredar di pasaran. Sabtu (25/4/2020). Seminggu dua kali ibu dua anak ini memproduksi kerupuk, yakni Kamis dan Minggu. Rupanya Ibu Sundari tidak pelit berbagi ilmu kepada penulis. Berikut resep dan cara Ibu Sundari agar kerupuk enak dan praktis membuatnya. Bahan : Tepung terigu              1,5 kg Tepung kanji                1 kg Daging ikan laut           ½ kg Bawang putih               2 ons Vetsin                           1 sendok makan Garam bleng                1,5 ons Cara membuatnya: Terlebih dahulu ikan direbus dan diambil dagingnya. Kemudian blender bawang

Sumenep di Zona Merah Covid-19

Kades Pasongsongan Ahmad Saleh Harianto (kanan) bersama Yant Kaiy dari apoymadura.com. SUMENEP, apoymadura.com - Awal bulan suci Ramadan 1441 H Kota Keris Sumenep akhirnya kebobolan juga dengan terjangkitnya 4 orang positif virus corona. Segala daya dan upaya pemerintah daerah dalam mempertahankan Sumenep berada di zona hijau ternyata jebol juga. Tapi bukan berarti antisipasi dengan aksi standard dari berbagai kalangan itu dinyatakan tidak berhasil. Justru ini semestinya mendapat apresiasi dari berbagai pihak. Mungkin juga kalau tidak ada kesiap-siagaan dari pemerintah daerah ceritanya akan lain.   Pos Pantau Covid-19 yang ada di sebelah barat Koramil Pasongsongan. Di Desa Pasongsongan Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep misalnya. Kesiap-siagaan tim relawan yang rutin mengadakan penyemprotan cairan disinfektan di tempat-tempat berpotensi berkembang virus, terus kampanye kepada warga lewat pengeras suara di pasar, dan pembagian masker gratis. Semua itu masih akti

Kades Panaongan Kurang Memperhatikan Lingkungan

Foto Sungai Panaongan diambil dari atas jembatan. SUMENEP, apoymadura.com – Beberapa warga Desa Panaongan Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep yang dijumpai penulis agak keberatan namanya dimuat di media ini. Alasannya macam-macam, mulai ada rasa sungkan bahkan waswas dalam menyampaikan aspirasi. Ketika apoymadura.com mengatakan kalau sekarang jaman demokrasi, bebas menyampaikan uneg-uneg apa saja kepada pemimpinnya, tapi ia tetap bergeming. Namun akhirnya lelaki paruh baya berinitial ZR ini angkat bicara juga dengan syarat asalkan nama dan fotonya tidak dipublikasikan. “Kades Panaongan sekarang adalah istri dari mantan Kades Panaongan periode sebelumnya. Saya merasakan tak ada pembangunan cukup baik untuk Desa Panaongan. Sangat memprihatinkan,” cerita ZR di warung depan Puskesmas Pasongsongan yang lokasinya berada di sebelah barat kediaman Kades Panaongan. Sabtu (25/4/2020). ZR menambahkan, jangankan soal pembangunan, perhatian terhadap Sungai Panaongan yang ada

Peluang Hairul Anwar di Pilkada Sumenep

Hairul Anwar, Ketua PSSI Sumenep SUMENEP, apoymadura.com – Menyimak komentar masyarakat tentang nama-nama calon yang bakal masuk ke ajang Pilkada Sumenep nanti, ternyata Hairul Anwar menempati posisi teratas, mengalahkan kandidat lainnya. “Popularitas Hairul Anwar lewat kedermawanannya menambah animo masyarakat di tatanan paling bawah. Mereka mengidolakan Hairul Anwar karena ia tak pernah berbuat neko-neko yang membuat orang lain kecewa,” komentar Kiai Haji Ashimul Fuadi kepada apoymadura.com di kediamannya Desa Bukabu Kecamatan Ambunten Kabupaten Sumenep. Sabtu (25/4/2020). Kiai Haji Ashimul Fuadi menerima cinderamata buku sejarah dari apoymadura.com Kedermawanan Hairul Anwar dan tak ada catatan hitam tersangkut korupsi merupakan tolak ukur utama kekaguman masyarakat akar rumput. Dua unsur inilah yang membuat nama Hairul Anwar terpatri di ingatan mereka. Sehingga rasanya sulit tergantikan walau kebaikan itu takarannya lebih dari apa yang diberikan Hairul Anwar.

Mengungkap Silsilah Hairul Anwar

Hairul Anwar, Ketua KADIN Kabupaten Sumenep Opini: Yant Kaiy Nama Hairul Anwar saat ini menjadi sorotan publik, setelah dia direncanakan bakal disandingkan dengan Fattah Jasin di putaran Pilkada Sumenep. Masyarakat mulai bertanya-tanya, siapa sesungguhnya Hairul Anwar yang namanya tiba-tiba menghentak banyak orang. Seluruh lapisan masyarakat memperbincangkannya. Yang Masyarakat tahu kalau Hairul Anwar adalah pengusaha sukses berjiwa dermawan. Dia owner destinasi wisata Goa Soekarno di Pasongsongan-Sumenep, Komisaris Utama PT Madura Energy Infrastruktur, Ketua PSSI Sumenep, Ketua KADIN Sumenep. Tapi belakangan diketahui kalau Hairul Anwar memiliki trah seorang tokoh ulama besar di Pasongsongan. Apoymadura.com berkesempatan menelisik silsilah Hairul Anwar dengan mendatangi para tokoh masyarakat dan para kerabatnya di Dusun Benteng Desa Panaongan Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep. Tempat dimana Hairul Anwar lahir dan tumbuh besar menjalani masa kanak-kanaknya.

SPBU di Desa Bindang Naikkan Tensi Emosi Konsumen

SPBU yang berlokasi di Desa Bindang Kecamatan Pasean-Pamekasan. Opini: Yant Kaiy Di tengah pandemi virus corona dan suasana bulan suci Ramadan, SPBU bernomor registrasi 54.693.12 yang berdiri di kawasan Desa Bindang Kecamatan Pasean Kabupaten Pamekasan, saat ini dinilai oleh masyarakat luas sebagai SPBU paling buruk dalam hal pelayanan terhadap konsumen. Seiring selalu habisnya jenis bahan bakar premium memicu tensi emosi konsumen meningkat. Sebab tidak sampai 1X12 jam premium sudah tidak ada. Pengendara sepeda motor yang tidak kebagian bahan bakar bersubsidi terpaksa memilih pertamax atau pertalite. Situasi seperti ini akan kian memperkeruh suasana kurang kondusif kalau dibiarkan terus berlangsung. Seharusnya SPBU ini bisa menciptakan ketenangan di saat negara dalam pandemi Covid-19 dan umat Islam sedang menjalankan ibadah puasa. Kekecewaan publik pada SPBU di Desa Bindang ibarat bola salju kecil kalau menggelinding terus akan membesar. Seperti itulah kira-kira ga