Langsung ke konten utama

Sumenep di Zona Merah Covid-19

Kades Pasongsongan Ahmad Saleh Harianto (kanan) bersama
Yant Kaiy dari apoymadura.com.

SUMENEP, apoymadura.com - Awal bulan suci Ramadan 1441 H Kota Keris Sumenep akhirnya kebobolan juga dengan terjangkitnya 4 orang positif virus corona. Segala daya dan upaya pemerintah daerah dalam mempertahankan Sumenep berada di zona hijau ternyata jebol juga.

Tapi bukan berarti antisipasi dengan aksi standard dari berbagai kalangan itu dinyatakan tidak berhasil. Justru ini semestinya mendapat apresiasi dari berbagai pihak. Mungkin juga kalau tidak ada kesiap-siagaan dari pemerintah daerah ceritanya akan lain.
 
Pos Pantau Covid-19 yang ada di sebelah
barat Koramil Pasongsongan.
Di Desa Pasongsongan Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep misalnya. Kesiap-siagaan tim relawan yang rutin mengadakan penyemprotan cairan disinfektan di tempat-tempat berpotensi berkembang virus, terus kampanye kepada warga lewat pengeras suara di pasar, dan pembagian masker gratis. Semua itu masih aktif dilakukan sampai saat ini.

Karang Taruna Gempass Desa Pasongsongan, MWC NU Pasongsongan, Puskesmas Pasongsongan, Muspika Pasongsongan, serta ormas-ormas yang ada di Desa Pasongsongan secara sukarela melakukan penyemprotan di tempat biasanya orang berkumpul. Ini salah satu bukti kepedulian masyarakat agar wilayah Kecamatan Pasongsongan terbebas dari ancaman Covid-19.

Sedangkan Pos Pantau Covid-19 yang berada di perbatasan wilayah Sumenep-Pamekasan sekarang terus memantau mobilisasi orang yang akan masuk ke daerah Pasongsongan. Seluruh komponen Muspika Pasongsongan secara bergantian selama 24 jam berjaga di situ.

Dihubungi terpisah Kades Pasongsongan, Ahmad Saleh Harianto mengatakan, bahwa dirinya dengan tegas menginstruksikan kepada bawahannya agar segera melapor kalau ada  warganya yang pulang dari rantau.

“Saya sudah bekerjasama dengan Puskesmas Pasongsongan kalau ada warga kami yang akan pulang, sebelumnya harus melapor pada kami. Nanti setelah pulang dari rantau langsung tim medis akan memeriksanya,” terang Pak Ian sapaan akrab Kades Pasongsongan pada apoymadura.com. Sabtu (25/4/2020).


Semua lapisan masyarakat Desa Pasongsongan kini tetap menggalakkan aksi sosialnya, walau dalam suasana Ramadan. (Yant Kaiy)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nasib Guru Honorer PAI di Sumenep tidak Terurus

Catatan: Yant Kaiy Tidak adanya rekrutmen PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) bagi guru PAI (Pendidikan Agama Islam) di lingkungan Dinas Pendidikan Sumenep, menambah panjang penderitaan mereka. Karena harga dari profesi mulia mereka sebagai pendidik dibayar tidak lebih dari Rp 300.000,- per bulan. Rupanya pihak pemangku kebijakan masih belum terketuk hatinya untuk mengangkis mereka dari lembah ketidak-adilan. Sekian lama guru PAI terjebak di lingkaran mimpi berkepanjangan. Impian para guru PAI ini untuk menjadi PPPK menyublim seiring tidak adanya jaminan kesejahteraan. Namun mereka tetap berkarya nyata walau kesejahteraan keluarganya jadi taruhan. Mereka tetap tersenyum mencurahkan keilmuannya terhadap murid-muridnya. Animo itu terus bersemi karena ada janji Allah, bahwa siapa pun orang yang mendermakan ilmu agamanya, maka jaminannya kelak adalah surga. Barangkali inilah yang membuat mereka tidak bergolak dalam menyampaikan aspirasinya. Mereka tidak turu

Panji Gumilang Pesohor Akhir Kekuasaan Jokowi

Catatan: Yant Kaiy Emosi rakyat Indonesia berpekan-pekan tercurah ke Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun, Panji Gumilang. Episode demi episode tentangnya menggelinding bebas di altar mayapada. Akhirnya, lewat tangan-tangan penguasa ketenangan dan kenyamanan Panji Gumilang mulai terusik. Telusur mereka berdasar pernyataan dirinya tentang beberapa hal yang dianggap sesat oleh sebagian besar umat Islam di tanah air. Cerita tentangnya menenggelamkan beraneka berita krusial dalam negeri. Isu ketidakadilan, kasus besar menyangkut hajat hidup orang banyak menyublim di dasar laut Al Zaytun. Banyak orang bertanya-tanya, seberapa perkasa Panji Gumilang di mata hukum Indonesia. Ia bertakhta atas nama kebenaran walau kadang berseberangan jalan dengan organisasi Islam yang ada. Mungkin baginya, berbeda itu indah. Sekarang tugas penguasa menyembuhkan suasana negeri ini menjadi baldatun thayyibatun wa rabbun ghofur. Tidak ada nilai tawar.[] - Yant Kaiy, Pimred apoymadura.com

SDN Panaongan 3 Layak Menyandang Predikat Sekolah Terbaik di Pasongsongan

Agus Sugianto (kanan) bersama Kepala Dinas Pendidikan Sumenep Agus Dwi Saputra. [Foto: Sur] apoymadura.com  - SDN Panaongan 3 terletak di Dusun Campaka Desa Panaongan Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep. Lokasinya masuk pelosok dengan jalan rusak ringan. Warga masyarakatnya sebagai besar bekerja di ladang sebagai petani. Musim penghujan mereka bercocok tanam jagung. Musim kemarau masyarakat lebih banyak menanam tembakau.  Ada pula sebagian dari mereka merantau ke kota lain. Bahkan ada yang bekerja di Malaysia, mengadu peruntungan agar kesejahteraan hidup lebih baik. Etos kerja warga masyarakat cukup tinggi. Mereka sadar, putra-putri mereka paling tidak harus punya pondasi keilmuan yang cukup. Agar dalam mengarungi hidup lebih indah, sesuai impiannya. Kendati perekonomian mereka rata-rata lemah, namun masalah pendidikan anak-anaknya menjadi sebuah prioritas. Karena mereka sadar, hidup bahagia itu lebih lestari dengan ilmu. Mereka menginginkan pendidikan putra-putrinya ke tingkat p