Langsung ke konten utama

Stop Pengendara Sepeda Motor tak Pakai Masker

Suasana Pos Pantau Kesiap Siagaan Covid-19
di Desa /Kecamatan Pasongsongan-Sumenep.

SUMENEP, apoymadura.com – Sejak ada 4 orang yang positif Covid-19 di awal bulan suci Ramadan 1441 H, Sumenep kini masuk dalam zona merah. Masing-masing keempat orang itu beralamat di Kecamatan Saronggi satu orang, satu di Kecamatan Rubaru, dan dua orang di Kecamatan Kota Sumenep. Tiga orang berjenis kelamin laki-laki dan 1 orang perempuan.

Dalam upaya memutus mata rantai penyebaran virus corona, Bupati Sumenep Dr.KH.A.Busyro Karim mengharapkan agar semua warga di kabupaten paling timur Pulau Madura untuk benar-benar mengindahkan anjuran pemerintah. Selalu pakai masker, jaga jarak, lebih banyak tinggal di rumah, dan sering-sering cuci tangan.

Menindaklanjuti himbauan Bupati Sumenep, para personil Pos Pantau Kesiap Siagaan Pencegahan Covid-19 di Kecamatan Pasongsongan yang terletak di sebelah barat Koramil Pasongsongan memperketat penjagaan. Sebelumnya hanya pengendara mobil yang dihentikan untuk dicek kesehatannya dan didata. Tapi sejak Sumenep ditetapkan masuk kategori zona merah, kini pengendara sepeda motor yang tidak pakai masker juga diberhentikan.

Pos Pantau ini sengaja diletakkan di perbatasan wilayah Sumenep dan Pamekasan agar mobilisasi manusia mudah dipantau dengan baik.

Pada jam 19.30 WIB, Sabtu (25/4/2020) tadi malam, saat penulis melintas di pos itu ada beberapa pengendara sepeda motor dihentikan karena tidak memakai masker. Dengan lembut personil TNI-Polri mengingatkan mereka untuk mengindahkan anjuran pemerintah. Semua demi kepentingan diri sendiri dan keluarga serta orang lain sebagai tindak pencegahan dini.

Kian ketatnya tim Pos Pantau Kewaspadaan di Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep dinilai sangat baik oleh banyak kalangan, karena ada sebagian masyarakat yang belum sadar bahwa masker adalah benteng pertahanan utama dalam mencegah paparan virus corona.

Banyak kalangan berharap agar virus corona segera berlalu dari muka bumi. Harapan itu akan tercapai kalau disertai dengan ikhtiar sungguh-sungguh.


Mengikuti anjuran pemerintah merupakan jalan terbaik agar penyebaran Covid-19 tidak semakin meluas. (Yant Kaiy)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nasib Guru Honorer PAI di Sumenep tidak Terurus

Catatan: Yant Kaiy Tidak adanya rekrutmen PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) bagi guru PAI (Pendidikan Agama Islam) di lingkungan Dinas Pendidikan Sumenep, menambah panjang penderitaan mereka. Karena harga dari profesi mulia mereka sebagai pendidik dibayar tidak lebih dari Rp 300.000,- per bulan. Rupanya pihak pemangku kebijakan masih belum terketuk hatinya untuk mengangkis mereka dari lembah ketidak-adilan. Sekian lama guru PAI terjebak di lingkaran mimpi berkepanjangan. Impian para guru PAI ini untuk menjadi PPPK menyublim seiring tidak adanya jaminan kesejahteraan. Namun mereka tetap berkarya nyata walau kesejahteraan keluarganya jadi taruhan. Mereka tetap tersenyum mencurahkan keilmuannya terhadap murid-muridnya. Animo itu terus bersemi karena ada janji Allah, bahwa siapa pun orang yang mendermakan ilmu agamanya, maka jaminannya kelak adalah surga. Barangkali inilah yang membuat mereka tidak bergolak dalam menyampaikan aspirasinya. Mereka tidak turu

Panji Gumilang Pesohor Akhir Kekuasaan Jokowi

Catatan: Yant Kaiy Emosi rakyat Indonesia berpekan-pekan tercurah ke Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun, Panji Gumilang. Episode demi episode tentangnya menggelinding bebas di altar mayapada. Akhirnya, lewat tangan-tangan penguasa ketenangan dan kenyamanan Panji Gumilang mulai terusik. Telusur mereka berdasar pernyataan dirinya tentang beberapa hal yang dianggap sesat oleh sebagian besar umat Islam di tanah air. Cerita tentangnya menenggelamkan beraneka berita krusial dalam negeri. Isu ketidakadilan, kasus besar menyangkut hajat hidup orang banyak menyublim di dasar laut Al Zaytun. Banyak orang bertanya-tanya, seberapa perkasa Panji Gumilang di mata hukum Indonesia. Ia bertakhta atas nama kebenaran walau kadang berseberangan jalan dengan organisasi Islam yang ada. Mungkin baginya, berbeda itu indah. Sekarang tugas penguasa menyembuhkan suasana negeri ini menjadi baldatun thayyibatun wa rabbun ghofur. Tidak ada nilai tawar.[] - Yant Kaiy, Pimred apoymadura.com

SDN Panaongan 3 Layak Menyandang Predikat Sekolah Terbaik di Pasongsongan

Agus Sugianto (kanan) bersama Kepala Dinas Pendidikan Sumenep Agus Dwi Saputra. [Foto: Sur] apoymadura.com  - SDN Panaongan 3 terletak di Dusun Campaka Desa Panaongan Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep. Lokasinya masuk pelosok dengan jalan rusak ringan. Warga masyarakatnya sebagai besar bekerja di ladang sebagai petani. Musim penghujan mereka bercocok tanam jagung. Musim kemarau masyarakat lebih banyak menanam tembakau.  Ada pula sebagian dari mereka merantau ke kota lain. Bahkan ada yang bekerja di Malaysia, mengadu peruntungan agar kesejahteraan hidup lebih baik. Etos kerja warga masyarakat cukup tinggi. Mereka sadar, putra-putri mereka paling tidak harus punya pondasi keilmuan yang cukup. Agar dalam mengarungi hidup lebih indah, sesuai impiannya. Kendati perekonomian mereka rata-rata lemah, namun masalah pendidikan anak-anaknya menjadi sebuah prioritas. Karena mereka sadar, hidup bahagia itu lebih lestari dengan ilmu. Mereka menginginkan pendidikan putra-putrinya ke tingkat p