SPBU di Desa Bindang Naikkan Tensi Emosi Konsumen
![]() |
SPBU yang berlokasi di Desa Bindang Kecamatan Pasean-Pamekasan. |
Opini: Yant Kaiy
Di tengah pandemi virus corona dan suasana bulan suci
Ramadan, SPBU bernomor registrasi 54.693.12 yang berdiri di kawasan Desa
Bindang Kecamatan Pasean Kabupaten Pamekasan, saat ini dinilai oleh masyarakat
luas sebagai SPBU paling buruk dalam hal pelayanan terhadap konsumen.
Seiring selalu habisnya jenis bahan bakar premium memicu tensi
emosi konsumen meningkat. Sebab tidak sampai 1X12 jam premium sudah tidak ada.
Pengendara sepeda motor yang tidak kebagian bahan bakar bersubsidi terpaksa
memilih pertamax atau pertalite.
Situasi seperti ini akan kian memperkeruh suasana kurang
kondusif kalau dibiarkan terus berlangsung. Seharusnya SPBU ini bisa
menciptakan ketenangan di saat negara dalam pandemi Covid-19 dan umat Islam
sedang menjalankan ibadah puasa.
Kekecewaan publik pada SPBU di Desa Bindang ibarat bola
salju kecil kalau menggelinding terus akan membesar. Seperti itulah kira-kira
gambaran kekecewaan konsumen pada saat ini.
Sebab SPBU itu sudah menyalahi prosedur penjualan premium.
Yang diuntungkan petugas pengisian karena menerima uang tips dari pedagang
eceran. Dan pedagang premium eceran dapat menikmati keuntungan yang tidak
sedikit. Ia melakukan penimbunan, mengais rejeki dari proses transaksi yang
benar-benar dilarang oleh pemerintah.
Banyaknya pedagang eceran yang menggunakan jeriken dengan
armada pick-up menunjukkan kalau di SPBU ini telah berbuat curang. Licik dan
tidak mempedulikan hati nurani. Padahal sejatinya SPBU mengutamakan pembeli
sepeda motor dan mobil.
Pertanyaannya sekarang, lalu kemana pihak yang bisa
mengurangi bentuk kekecewaan publik terhadap SPBU di Desa Bindang ini. Ataukah
pihak terkait yang memiliki power tak punya taring memberantas sindikat
pedagang prermium eceran ini.
Yant Kaiy, penjaga
gawang apoymadura.com
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan sopan agar kita bisa memberikan pengalaman yang baik untuk pengunjung. Terima kasih.