Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label Opini

Cari Cuan Via Sosmed

Catatan: Yant Kaiy Dimana-mana marak masyarakat mencari cuan di dunia maya. Entah itu menggunakan aplikasi sosial media (sosmed), game atau lainnya. Masyarakat berlomba-lomba mengadu peruntungan, siapa tahu nasib baik lagi berpihak padanya. Janji-janji manis dari pembuat aplikasi selalu menghampiri tiap individu pengguna smart-phone. Umumnya penawaran itu lewat iklan. Diantara sekian banyak yang sukses mengeruk keuntungan dari aplikasi tersebut, banyak pula dari mereka gagal panen duit. Otomatis berjibun kekecewaan menelikung asanya. Bagaimana tidak kecewa. Sebab kerja keras dan pengorbanan waktu serta biaya yang dikeluarkan tidak sedikit. Sungguh amat menyedihkan. Biasanya, pada awalnya sosmed penghasil uang menetapkan aturan main tidak terlalu ketat. Tapi ketika orang-orang mulai banyak menyukai, plus pemasang iklan bertambah meningkat jumlahnya, lalu pemilik perusahaan mulai menetapkan peraturan beraneka warna. Alasan pemilik perusahaan, hal itu demi keadilan. It

Maulid Nabi yang Haram

Sulaisi Abdurrazaq Opini: Sulaisi Abdurrazaq Warga Nahdiyin di Pamekasan, menggelontor ke jalanan, membongkar dusta, berjuang mengungkap kebenaran yang terhalang saput kebodohan.  Mereka menggelar aksi unjuk rasa pada Rabu siang (25/1/23), protes keras atas khotbah Jumat di masjid Usman bin Affan Desa  Nyalabu Laok Pamekasan yang disampaikan Ustadz Yasir Hasan Al-Idris. Kades Nyalabu Laok ambil sikap menutup masjid Usman bin Affan dan melarang digunakan untuk aktivitas apapun. Massa tumpah lagi hari ini (30/1/23) ke Polres Pamekasan, menuntut Ustadz Yasir Hasan Al-Idris ditangkap setelah puluhan anggota PC Ansor bersama Banser melaporkan peristiwa itu ke Polres Pamekasan. Pemkab, Kemenag, MUI, serta perwakilan sejumlah ormas Islam di Pamekasan telah menginisiasi upaya damai, Ustadz Yasir Hasan Al-Idris telah mengaku khilaf, meminta maaf dan menyatakan siap mendapat pembinaan.  Ia juga komit tak akan mengulangi sikap dan perilaku yang menimbulkan polemik. Tapi nampaknya seba

Pasukan Pengumpul Amal Masjid Pinggir Jalan Raya Marak di Madura

Catatan: Yant Kaiy Sepanjang jalan raya provinsi, sisi utara Pulau Madura, bertebaran kelompok pengumpul amal untuk masjid. Kelompok tersebut ikhlas meluangkan waktu bertugas agar masjidnya lebih representatif. Lebih terlihat bagus dan indah. Diharapkan nantinya para jamaah merasa nyaman dan betah berlama-lama ada di masjid. Paling tidak demikian salah satu impian mereka. Rata-rata pasukan amal masjid itu memakai pengeras suara. Ucapan terima kasih, ajakan gemar memberi sebagai tabungan akhirat terus meluncur dari sang penyiar. Ini dimaksudkan agar para pengendara yang berlalu-lalang terketuk hatinya untuk melempar uang receh. Maraknya pengumpul dana masjid ini menuai beraneka komentar. Sebagian besar masyarakat tidak mempersoalkannya. Warga masyarakat menilai kalau hal itu sudah biasa. Mereka sudah tidak asing  dengan pemandangan semacam itu. Tips bagi pengumpul amal Saya sempat berbincang santai dengan salah seorang ketua tim penarik amal pinggir jalan di Kecamatan Pasong

Penjual Belos dan Pengemis

Belos merupakan penganan khas Desa/Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep. [Foto: Yant Kaiy] Catatan: Yant Kaiy Belos adalah penganan tradisional tempo dulu berasal dari parutan ketela pohon, parutan kelapa dan gula siwalan yang dibungkus daun pisang. Biasanya, gula siwalan diletakkan di tengah-tengah adonan parutan ketela pohon dan kelapa. Kudapan khas Desa/Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep ini akan matang apabila direbus satu jam. Istri saya membuat belos tiap Ahad dan Kamis, dijual ke Pasar Waru Kecamatan Waru Kabupaten Pamekasan. Hasil penjualan belos ini tidak lebih Rp 100 ribu dan cukup untuk belanja kebutuhan hidup sehari-hari dalam keluarga kecil kami. Januari 2023, pekan pertama, seperti biasa saya mengantarkan istri berjualan ke Pasar Waru. Tepat pukul 09.00 WIB ada pembeli belos membayar pakai uang pecahan Rp 50.000,- Uang istri saya tidak lebih Rp 30 ribu karena belos belum terjual habis. Beruntung ada seorang pengemis, kami tukar uang kepadanya. Saya p

Orang Madura Perlu Tahu, Ini Kaidah Ejaan Kata Bahasa Madura yang Benar

Catatan: Yant Kaiy Salah seorang teman guru SDN Panaongan 1 Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep mengirimkan daftar kata bahasa Madura yang sesuai kaidah. Ini penting, sebagai orang Madura semestinya dalam menuliskan kata-kata sesuai dengan ejaan yang benar. Semoga kedepan kita bisa mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam bersosial media yang acapkali salah menuliskan ejaan sesuai kaidah. Berikut daftar kata bahasa Madura yang dimaksud.

NKRI Harga Mati Bukan Milik Segelintir Golongan

Catatan: Yant Kaiy Gong kompetisi politik di tanah air masih belum ditabuh. Namun aksi kampanye terselubung mulai bermunculan. Hampir semua mulai pasang badan. Bertebaran poster dan baliho di jalan-jalan strategis, satu tujuan menjaring animo masyarakat. Tidak cukup disitu, wacana lewat platform media sosial mulai digerakkan. Digelembungkan seelok mungkin agar orang percaya, bahwa dirinya is the best. Kegiatan bertema sosial jadi amunisi menggiring opini publik teraman baginya dan kelompoknya. Janji-janji manis berbuih-buih, menggelinding kesegala elemen masyarakat. Sah-sah saja mereka melakukan aksi ada udang di balik batu. Mereka akan berdalih, bahwa apa yang diperbuat halal bagi norma hukum. Tidak menyalahi aturan. Sama halnya dengan iklan, mereka berhak mempromosikan dagangannya. Kekuatan finansial membeli suara rakyat lewat slogan “peduli wong cilik” bukan lagi hal tabu. Mereka tahu kalau masyarakat kita berjiwa miskin karena seringkali ternina-bobokan beranek

Kumpulan Soal PKN Semester 1 Kelas l SD Kurikulum Merdeka

Catatan: Yant Kaiy Hadirnya Kurikulum Merdeka membuat teman-teman guru banyak yang mencari referensi soal. Berikut ini akan disajikan contoh soal PKn untuk kelas I SD Semester ganjil beserta kunci jawabannya. Semoga contoh kumpulan soal ini bisa membantu para guru dalam membuat soal-soal bagi peserta didiknya. Jumat (13/1/2023) I. Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang paling benar! 1. Burung Garuda berwarna…… a. Biru b. Kuning c. Kuning keemasan 2. Lambang Negara Indonesia adalah….. a. Garuda Pancasila b. Bintang c. Pohon Beringin 3. Bhinneka Tunggal Ika berarti….. a. Bercerai-berai b. Berbeda-beda tetapi satu jua c. Sebagai lambang negara 4. Sila pertama Pancasila berbunyi….. a. Ketuhanan Yang Maha Esa b. Persatuan Indonesia c. Kemanusiaan yang adil dan beradab 5. Pancasila memiliki……. sila a. 4 b. 5 c. 6 6. Pohon beringin simbol sila ke….. a. 3 b. 2 c. 4 7. Simbol sila ke-4 Pancasila adalah….. a. Bintang b. Padi dan kapas c. Kepala banteng 8. Sebelum belajar kita…… t

Mengembalikan Masa Keemasan Nelayan Pasongsongan

Catatan: Yant Kaiy Desa Pasongsongan Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep di era 70-an menjadi pusat penghasil tangkap ikan terbesar di wilayah Madura. Setiap hari selalu ada aktivitas bongkar-muat hasil tangkap ikan nelayan di Pelabuhan Pasongsongan. Otomatis geliat perekonomian masyarakat sangat baik. Masyarakatnya terlihat sejahtera. Seiring itu pula semua sektor ekonomi jadi berjalan dinamis Tapi mulai 1999 perekonomian masyarakat mulai tidak baik-baik saja kondisinya. Kendati hasil tangkap ikan nelayan tidak pernah menurun. Lantas kenapa perekonomian warga masyarakat tambah memburuk. Jelas ini menjadi hukum ekonomi terbalik. Pertanyaan ini pernah saya lontarkan kepada Agus Panaongan yang sekarang berdomisili di Jember. Kebetulan kami bertemu di Kantor Desa Tugusari Kecamatan Bangsalsari Kabupaten Jember dalam acara Bakti Sosial Therapy Banyu Urip (November 2022). Saya tengah bertugas meliput kegiatan pengobatan gratis untuk apoymadura.com. Agus Panaongan m